Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Gelombang Kedua Covid-19, Satu Distrik di Beijing Larang Olahraga dan Wisata

Baca di App
Lihat Foto
AFP/NICOLAS ASFOURI
Seorang pekerja bagian informasi mengenakan penutup kepala, kacamata pelindung, dan masker, sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona (Covid-19) di area kedatangan Bandara Ibu Kota Beijing di China, Senin (16/3/2020).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah distrik di Beijing melarang aktivitas wisata pasca terjadinya infeksi virus corona yang berpusat di sekitar pasar grosir besar.

Kasus ini memicu kekhawatiran gelombang baru Covid-19.

Mengutip Reuters, Sabtu (13/6/2020), Chu Junwei, seorang pejabat Distrik Fengtai di barat daya Beijing, mengatakan, distrik itu dalam "masa darurat perang".

Baca juga: 100 Hari Virus Corona di Indonesia: Kabar Baik dan Catatan Penanganan Covid-19

Menurut Chu, hasil swab test 45 orang dari 517 orang yang diuji di pasar grosir di distrik Xinfadi menunjukkan positif virus corona meski tak satupun dari mereka menunjukkan gejala Covid-19.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang juru bicara kota mengatakan, 6 pasien Covid-19 yang dikonfirmasi di Beijing pada Jumat (12/6/2020) telah mengunjungi pasar Xinfadi.

Dengan perkembangan ini, Beijing akan menangguhkan acara olahraga dan pariwisata antar provinsi.

Chu mengatakan, satu orang di pasar pertanian di distrik Haidian barat laut kota itu juga dinyatakan positif terkena virus corona tanpa menunjukkan gejala.

Sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus, distrik Fengtai telah mengunci 11 lingkungan di sekitar pasar.

Pihak berwenang menutup Pasar Xinfadi pada pukul 03.00 pada Sabtu waktu setempat setelah dua pria yang bekerja di sebuah pusat penelitian daging yang baru-baru ini mengunjungi pasar dilaporkan terinfeksi corona.

Tidak secara jelas bagaimana para pria itu terinfeksi.

"Penilaian awal menunjukkan bahwa kasus-kasus ini mungkin berhubungan dengan lingkungan yang terkontaminasi di pasar. Atau terinfeksi setelah kontak dengan orang yang terinfeksi. Kami tidak dapat mengesampingkan kasus-kasus berikutnya di masa depan," kata seorang pejabat di Pusat Pengendalian Penyakit Beijing, Pang Xinghuo.

Pihak berwenang Beijing sebelumnya menghentikan perdagangan daging sapi dan kambing di Pasar Xinfadi, selain penutupan pasar grosir lainnya di sekitar kota.

Baca juga: Apakah Kasus Virus Corona di Indonesia Mulai Menurun? Berikut Hasil Hitungan Peneliti

Merefleksikan kekhawatiran atas risiko penyebaran virus lebih lanjut, supermarket besar di Beijing mengeluarkan salmon dari raknya setelah ditemukan virus pada papan potong yang digunakan untuk impor salmon di pasar.

Pihak berwenang Beijing menyebutkan, lebih dari 10.000 orang di pasar akan dites asam nukleat untuk mendeteksi infeksi virus corona.

Pemerintah setempat juga membatalkan rencana untuk membuka kembali sekolah pada Senin (15/6/2020) untuk siswa di kelas satu hingga tiga karena kasus baru tersebut.

Otoritas kesehatan mengunjungi rumah seorang reporter Reuters di distrik Dongcheng, Beijing untuk menanyakan apakah dia telah mengunjungi Pasar Xinfadi, yang berjarak 15 km (9 mil).

Mereka mengatakan, kunjungan itu adalah bagian dari patroli yang dilakukan Dongcheng.

Pada Jumat (12/6/2020), China melaporkan 11 kasus Covid-19 dan tujuh infeksi virus tanpa gejala.

Keenam kasus yang terjadi dari transmisi lokal dikonfirmasi di Beijing.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 13 Juni: 7,7 Juta Terinfeksi | Cile Alami Lonjakan Kasus

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi