Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tahapan Pengujian dan Kandidat Kuat Vaksin Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi vaksin corona
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Para peneliti di seluruh dunia saat ini tengah mengembangkan lebih dari 135 varian vaksin yang akan digunakan untuk mengatasi virus corona.

Vaksin biasanya membutuhkan penelitian dan pengujian selama bertahun-tahun sebelum bisa dimanfaatkan secara luas, tetapi para ilmuwan berlomba untuk menghasilkan vaksin yang aman dan efektif pada tahun depan.

Pengembangan vaksin dimulai pada bulan Januari dengan menguraikan genom SARS-CoV-2, nama resmi virus corona penyebab Covid-19.

Dilansir dari The New York Times, ada lebih dari 125 calon vaksin yang menjalani penelitian tahap praklinis. Kemudian masing-masing ada 7 calon vaksin di tahap I dan tahap II, sementara ada 2 calon vaksin di tahap III. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 3 Upaya Pengembangan Vaksin Virus Corona di Indonesia

Tahap pengujian vaksin

Pengujian vaksin Praklinis yaitu para ilmuwan memberikan vaksin kepada hewan seperti tikus atau monyet untuk melihat apakah vaksin menghasilkan respons kekebalan.

Sementara pengujian Tahap I yaitu saat para ilmuwan memberikan vaksin kepada sejumlah kecil orang untuk menguji keamanan dan dosis serta untuk memastikan bahwa calon vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh.

Sedangkan pengujian Tahap II adalah ketika para ilmuwan memberikan vaksin kepada ratusan orang yang dipecah menjadi kelompok-kelompok, seperti anak-anak dan orang tua, untuk melihat apakah vaksin bertindak berbeda di dalamnya.

Uji coba ini selanjutnya menguji keamanan vaksin dan kemampuan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh.

Adapun Tahap III yaitu saat para ilmuwan memberikan vaksin kepada ribuan orang dan menunggu untuk melihat berapa banyak yang terinfeksi, dibandingkan dengan sukarelawan yang menerima plasebo. Uji coba ini dapat menentukan apakah vaksin melindungi terhadap virus corona.

Di luar tahapan itu ada Fase Gabungan, yaitu cara lain untuk mempercepat pengembangan vaksin dengan menggabungkan fase. Beberapa vaksin coronavirus sekarang dalam uji coba Fase I / II, misalnya, di mana mereka diuji untuk pertama kalinya pada ratusan orang.

Selanjutnya adalah persetujuan, yaitu regulator di setiap negara meninjau hasil uji coba dan memutuskan apakah akan menyetujui vaksin atau tidak. Selama pandemi, vaksin dapat menerima otorisasi penggunaan darurat sebelum mendapatkan persetujuan resmi.

Baca juga: Update Vaksin Corona: Ada 39 Proyek Penelitian, 11 Sudah Dites pada Manusia

Kandidat calon vaksin

Berikut adalah semua jenis vaksin yang telah mencapai uji coba pada manusia, bersama dengan pilihan vaksin yang menjanjikan yang masih diuji dalam sel atau hewan.

Vaksin Genetik

Vaksin yang menggunakan satu atau lebih dari gen virus corona sendiri untuk memicu respons kekebalan.

1. Vaksin mRNA Moderna sempat membuat saham perusahaan melonjak pada bulan Mei dengan hasil data Tahap I pada hanya delapan orang.

Tetapi harga sahamnya turun ketika para ahli bereaksi biasa terhadap hasil pengujiannya.

Sebagai bagian dari Operation Warp Speed, perusahaan Amerika ini sedang mengincar uji coba Tahap III pada bulan Juli dan berharap dapat menyiapkan vaksin pada awal 2021.

2. Perusahaan Jerman, BioNTech telah mengadakan kerja sama dengan Pfizer, yang berbasis di New York, dan pembuat obat Cina Fosun Pharma untuk mengembangkan vaksin mRNA mereka.

Pada bulan Mei, Pfizer mengumumkan uji coba manusia untuk vaksin.

Sebagai penerima manfaat dari Operation Warp Speed, Pfizer berharap memiliki beberapa juta dosis untuk penggunaan darurat pada musim gugur jika semuanya berjalan baik dalam uji coba.

Baca juga: Saat Vaksin Covid-19 Ditemukan, Siapa yang Pertama Mendapatkannya?

3. Pada bulan Mei, perusahaan Amerika Inovio menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa vaksin berbasis DNA mereka menghasilkan antibodi pada tikus.

Uji coba keselamatan pada manusia sekarang sedang dilakukan di Amerika Serikat dan akan dimulai di Korea Selatan pada akhir Juni.

4. Peneliti Imperial College London telah mengembangkan vaksin RNA yang disebut bisa"memperkuat diri" sendiri, vaksin ini diklaim bisa meningkatkan produksi protein virus untuk merangsang sistem kekebalan tubuh.

Mereka berencana untuk memulai uji coba Tahap I / II pada 15 Juni, dan telah bermitra dengan Morningside Ventures untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin melalui perusahaan baru bernama VacEquity Global Health.

5. Pada bulan Maret, pemerintahan Donald Trump mencoba membujuk Curevac untuk memindahkan penelitiannya dari Jerman ke Amerika Serikat.

Perusahaan belum memulai uji coba manusia untuk Covid-19, tetapi vaksin rabies berdasarkan desain RNA yang sama telah lulus uji keamanan Fase I pada bulan Januari.

Perusahaan itu mengatakan fasilitasnya di Jerman dapat menghasilkan ratusan juta vaksin per tahun.

Baca juga: Tanpa Vaksin, Herd Immunity Bisa Sebabkan 12,2 Juta Kematian di Indonesia

Vaksin Vektor Viral

Vaksin yang menggunakan virus untuk mengirimkan gen virus corona ke dalam sel dan memicu respons imun tubuh.

1. Vaksin dalam pengembangan oleh perusahaan Inggris-Swedia AstraZeneca dan University of Oxford didasarkan pada adenovirus simpanse yang disebut ChAdOx1.

Vaksin telah melalui pengujian Tahap I dan sedang memulai pengujian Tahap II / III di Inggris dan Brasil. Didukung oleh Operation Warp Speed, proyek ini kemungkinan bisa menghasilkan vaksin darurat pada bulan Oktober.

2. Perusahaan China CanSino Biologics sedang menguji vaksin berdasarkan adenovirus yang disebut Ad5, bekerja sama dengan Institute of Biology di Academy of Military Medical Sciences di negara itu.

Pada bulan Mei mereka menerbitkan sebuah makalah di Lancet, data percobaan Fase I pertama dari vaksin Covid-19 muncul dalam jurnal ilmiah.

3. Para peneliti di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston menguji adenovirus yang disebut Ad26 pada monyet.

Johnson & Johnson, yang dipilih oleh Operation Warp Speed, mengumumkan pada bulan Juni bahwa mereka akan memulai uji coba Fase I / II pada akhir Juli.

4. Perusahaan Swiss Novartis akan memproduksi vaksin berdasarkan perawatan terapi gen yang dikembangkan oleh Rumah Sakit Mata dan Telinga Massachusetts.

Virus yang disebut adeno-related virus mengirimkan fragmen gen virus corona ke dalam sel. Uji coba Fase I akan dimulai pada akhir tahun 2020.

Baca juga: Juli, Amerika Serikat akan Uji Vaksin Corona pada 30.000 Orang

5. Perusahaan Amerika, Merck, pada bulan Mei mengumumkan akan mengembangkan vaksin dari virus vesicular stomatitis, pendekatan yang sama yang berhasil digunakan untuk menghasilkan satu-satunya vaksin yang disetujui untuk Ebola. Perusahaan ini bermitra dengan IAVI.

Vaksin Berbasis Protein

Vaksin yang menggunakan protein virus corona atau fragmen protein untuk memicu respons imun.

1. Pada bulan Mei, Novavax yang berbasis di Maryland memulai percobaan Fase I / II pada vaksin yang terdiri dari partikel mikroskopis yang membawa fragmen protein virus corona.

Koalisi untuk Inisiatif Kesiapsiagaan Epidemi menginvestasikan 384 juta dollar dalam proyek ini.

2. Clover Biopharmaceuticals telah mengembangkan vaksin yang mengandung protein dari virus corona.

Vaksin tersebut akan diambil bersamaan dengan apa yang disebut adjuvant, yang dibuat oleh produsen obat Inggris GSK, untuk lebih merangsang sistem kekebalan tubuh.

3. Setelah epidemi SARS pada tahun 2002, peneliti Baylor College of Medicine mulai mengembangkan vaksin yang dapat mencegah wabah baru. Meskipun hasil awal yang menjanjikan, dukungan untuk penelitian menghilang.

Karena virus corona yang menyebabkan SARS dan Covid-19 sangat mirip, para peneliti menghidupkan kembali proyek ini dalam kemitraan dengan Rumah Sakit Anak Texas.

Baca juga: Achmad Yurianto: Menemukan Vaksin Covid-19 Tidak Mudah

4. Vaksin yang sedang dikembangkan oleh University of Pittsburgh, disebut PittCoVacc, adalah tambalan kulit dengan ujung 400 jarum kecil yang terbuat dari gula.

Ketika ditempatkan pada kulit, ujung jarum larut dan mengirimkan protein virus ke dalam tubuh.

5. Vaksin dari Universitas Queensland Australia memberikan protein virus yang diubah untuk menarik respons kekebalan yang lebih kuat.

Pada bulan Juni, universitas dan perusahaan CSL mengumumkan kemitraan untuk memulai uji coba Tahap I, yang dapat menghasilkan jutaan dosis per tahun mulai tahun 2021.

GSK menyediakan bahan pembantu untuk lebih merangsang sistem kekebalan tubuh.

6. Perusahaan Perancis Sanofi akan menghasilkan protein virus menggunakan virus rekayasa yang tumbuh di dalam sel serangga.

GSK akan melengkapi protein ini dengan adjuvan yang merangsang sistem kekebalan tubuh.

Sanofi mengatakan dapat memproduksi setidaknya 600 juta dosis setahun jika vaksin berhasil dalam uji coba.

7. Vaksin yang dikembangkan oleh Vaxart adalah tablet telan yang mengandung protein virus berbeda.

Pada bulan Juni, perusahaan Amerika ini mengumumkan sedang mempersiapkan uji coba Fase I di musim panas 2020.

Baca juga: [POPULER TREN] Update Virus Corona | Vaksin Murah Covid-19 dari Thailand

Vaksin virus utuh

Vaksin yang menggunakan versi virus corona yang telah dilemahkan atau tidak aktif untuk memicu respons kekebalan.

1. Perusahaan swasta Cina Sinovac Biotech sedang menguji vaksin yang terbuat dari virus tidak aktif yang disebut CoronaVac dalam uji coba Tahap II dan sedang membangun fasilitas untuk memproduksi hingga 100 juta dosis setiap tahun.

2. Perusahaan Cina milik negara Sinopharm telah memulai uji coba Fase I / II pada dua vaksin yang dibuat dari virus yang tidak aktif. Perusahaan telah mengumumkan telah membangun fasilitas di Beijing untuk membuat hingga 200 juta vaksin per tahun.

3. Para peneliti di Institut Biologi Medis di Akademi Ilmu Kedokteran China, yang telah menemukan vaksin untuk polio dan hepatitis A, sedang menjalankan uji coba fase I dari vaksin untuk Covid-19.

Vaksin Berulang

Vaksin sudah digunakan untuk penyakit lain yang mungkin juga melindungi terhadap Covid-19.

Vaksin Bacillus Calmette-Guerin dikembangkan pada awal 1900-an sebagai perlindungan terhadap tuberkulosis.

Lembaga Penelitian Anak-anak Murdoch di Australia sedang melakukan uji coba Fase III, dan beberapa uji coba lainnya sedang dilakukan untuk melihat apakah sebagian vaksin melindungi terhadap virus corona.

Baca juga: WHO Soroti Lamanya Laporan Hasil Tes dan Positivity Rate Covid di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi