Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Shintaro Tsuji, Pencipta Hello Kitty yang Mundur dari CEO Sanrio

Baca di App
Lihat Foto
AFP via BBC
Shintaro Tsuji mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Sanrio, pencipta karakter Hello Kitty.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Shintaro Tsuji, pencipta Hello Kitty mengundurkan diri sebagai CEO di perusahaannya, Sanrio pada usia 92 tahun.

Pengunduran diri Tsuji tersebut menandakan peralihan kepemimpinan pertama dalam enam dekade sejak perusahaan itu berdiri pada 1960 di Tokyo.

Cucunya, Tomokuni yang sebelumnya menjadi direktur pelaksana senior akan meneruskan jabatan Tsuji sebagai CEO.

Baca juga: Mengenal Keiji Fujiwara, Pengisi Suara Ayah Shin-chan yang Meninggal karena Kanker

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, bagaimana perjalanan hidup Shintaro Tsuji?

Masa remaja

Tsuji lahir pada 7 Desember 1927 dari keluarga terhormat yang mengoperasikan restoran dan penginapan di Prefektur Yamanashi.

Kendati demikian, ia menghabiskan masa kecilnya dalam kesepian dan kehidupan yang keras setelah ibunya meninggal akibat leukimia ketika ia berusia 13 tahun.

Dalam sebuah wawancara dengan Japan Times pada 2008 silam, Tsuji mengaku sempat berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan di bidang sastra, tapi ia akhirnya memutuskan untuk mendalami kimia.

"Dalam kimia, Anda mencampurkan satu bahan kimia dengan bahan kimia lainnya, dan bang! sesuatu yang baru lahir dari itu. Saya menemukan semacam romantisme. Jadi saya memasuki departemen kimia," kata Tsuji.

Baca juga: Sejarah Munculnya Donal Bebek dan Debut Perdananya di Dunia Film...

Karena masih dalam suasana Perang Dunia II, Tsuji menyebut kampusnya berubah menjadi pusat teknologi Angkatan Laut Jepang.

Usai lulus kuliah, Tsuji bekerja sebagai seorang birokrat di Prefektur Yamanashi selama 11 tahun dan sempat ikut membantu gubernur Hisashi Amano untuk terpilih kembali.

Karena tidak betah menjadi seorang birokrat, ia pun memutuskan untuk berhenti, meski sempat dihalangi oleh atasannya.

Baca juga: Jepang Sudah Mulai New Normal, seperti Apa Praktiknya?

Awal karier perusahaan

Ia kemudian mendirikan sebuah bisnis hadiah ulang tahun pada 1960 dengan nama Yamanashi Silk Center Co Ltd.

Bisnisnya itu dilatarbelakangi oleh pengalamannya sewaktu duduk di bangku taman kanak-kanak.

"Saya bertanya-tanya apa yang harus saya lakukan selanjutnya, kemudian memori masa TK saya kembali kepada saya. Itu sebabnya saya datang dengan bisnis pemberian hadiah," tutur dia.

Menurutnya, orang Jepang pada masa itu tak memiliki kebiasaan merayakan atau mengadakan pesta ulang tahun.

Baca juga: Keakraban Jokowi-Pangeran Abu Dhabi, dan Hadiah Masjid di Solo

Namun, para guru berusaha mengadakan pesta setiap bulan dan merayakan ulang tahun siswa yang lahir di bulan itu.

Sebelum mendirikan bisnis itu, ia juga sempat bertanya ke teman-teman sekelas anaknya di sekolah dasar Tokyo soal hadiah yang pernah mereka terima saat ulang tahun.

"Hanya 3 dari 35 yang mengatakan mereka pernah. Tak ada yang pernah mengalami pesta ulang tahun. Sementara ketiga siswa yang telah menerima hadiah ulang tahun semuanya mengatakan bahwa hadiah itu berasal dari ibu mereka," kata Tsuji.

"Jadi saya pikir saya ingin melakukan bisnis yang berkaitan dengan ulang tahun dan pemberian hadiah," sambungnya.

Baca juga: Viral Video Wali Kota Malang Rayakan Ulang Tahun Saat PSBB, Ini Klarifikasinya

Hello Kitty

Sekitar 1973, usai mengubah nama perusahaan menjadi Sanrio, Tsuji mulai membuat karakter hidup dengan merekrut sekitar 20 desiner.

Ia juga melakukan survei di seluruh dunia soal hewan yang paling populer.

Dari hasil survei itu, ia mengatakan bahwa anjing menjadi hewan paling disukai orang, disusul kucing dan beruang.

Tsuji kemudian memperkenalkan tiga karakter, yaitu Honey (karakter kelinci), Kitty (karakter kucing) yang bernama Hello Kitty, dan Koro (beruang).

Dari ketiga karakter itu, Hello Kitty menjadi karakter yang paling banyak diminati, bahkan dikenal sampai hari ini.

Baca juga: Saat Obat Kucing Menunjukkan Harapan untuk Covid-19...

Karier di bidang lain

Selain terjun di bisnis hadiah ulang tahun, Tsuji juga merupakan seorang penulis dongeng yang telah menghasilkan banyak karya, salah satunya adalah "Umi no Meruhen" (2006).

Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi seorang produser film.

Filmnya "Who are the DeBolts? and And where did they get 19 kids?" yang berkisah tentang anak yatim Perang Vietnam, sukses memenangkan Academy Award dalam kategori film dokumenter terbaik 1978.

Baca juga: Viral, Scan Negatif Film Kini Lebih Mudah Pakai Aplikasi di Ponsel

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi