Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rahasia Sukses Bhutan di Balik Nol Kasus Kematian Corona

Baca di App
Lihat Foto
Readers Digest
Bandara Paro di Bhutan
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah negara kecil di Himalaya, Bhutan, dinilai berhasil menghindari krisis Covid-19 untuk saat ini.

Dilansir dari DW, (10/6/2020), Bhutan melaporkan tidak ada kasus kematian akibat virus corona di negaranya, meski sumber daya mereka terbatas. Mereka hanya mencatat 66 kasus infeksi, dan 21 orang dinyatakan sembuh. 

Sementara itu, sebagian besar dunia melakukan penguncian atau karantina wilayah guna menghentikan penyebaran virus corona.

Baca juga: Saat Akhir Pekan, Perdana Menteri Bhutan Ini adalah Seorang Dokter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang mahasiswa dari universitas di Punjab, India, Loten Zangmo bercerita mengenai kecemasannya pada kampung halamannya di Bhutan.

Loten tiba di Bandara Internasional Paro Bhutan pada 13 April 2020.

Meskipun merasa lega tiba di negaranya, ia juga cemas mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pelajar berusia 22 tahun ini pertama kali mendengar tentang pandemi corona saat beberapa hari sebelum universitasnya ditutup sebagai langkah pencegahan terhadap virus penyebab penyakit Covid-19.

Awalnya, Loten mengira, virus itu tidak akan bertahan lama, namun pemerintah India memberlakukan penutupan besar-besaran untuk mengatasi situasi ini.

Kabar virus corona

Loten termasuk salah satu di antara warga negara asing yang terdampar di kampus. Mengetahui hal itu, para mahasiswa menjangkau kedutaan mereka di New Delhi.

Pemerintah India kemudian mengatur penerbangan repatriasi untuk membawa mereka pulang dengan selamat.

"Ketika kami mencapai Bandara Paro, para pejabat memberi kami masker dan menyediakan fasilitas kesehatan lainnya. Mereka membawa kami langsung ke fasilitas karantina dari bandara," ujar Loten kepada DW.

Baca juga: Ini Biaya dan Cara Berwisata ke Bhutan

Pada pertengahan Maret, otorotas Bhutan mengumumkan masa karantina 21 hari bagi orang-orang yang memasuki negara itu dari luar negeri.

"Ketika kasus Covid-19 pertama terdeteksi di negara itu, kami melacak kontak utamanya dalam beberapa jam," ujar Perwakilan Bhutan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rui Paulo de Jesus kepada DW.

Bhutan melaporkan saat itu, ada 59 infeksi dan nol kematian.

"Kementerian Kesehatan Bhutan bertindak cepat sejak awal, tindakan tersebut merupakan salah satu alasan mengapa Bhutan dapat menjaga Covid-19," ujar de Jesus.

"Namun, tidak ada negara yang dapat mengklaim kemenangan pada tahap ini, karena pertarungan melawan Covid-19 sedang berlangsung. Ini akan menjadi pertempuran yang panjang," lanjut dia.

Kesiapan dan kepercayaan

Meskipun Bhutan tidak memiliki pengalaman terkait wabah SARS pada 2003 lalu, negara tersebut telah mempersiapkan skenario serupa dalam latihan simulasi hanya satu bulan sebelum Covid-19 muncul di China pada akhir 2019.

"WHO dan Kementerian Kesehatan melakukan latihan simulasi di Bandara Paro pada November 2019 untuk menangani wabah penyakit," ujar de Jesus.

"Untuk latihan ini, kami menggunakan pasien yang terinfeksi virus corona baru yang ada di Bandara Paro," tambah dia.

Menurutnya, latihan ini bertujuan untuk memeriksa respons staf terhadap wabah virus.

Baca juga: Kisah Pasien Covid Nomor 91 Vietnam, Bisa Sembuh Setelah Koma 2 Bulan

De Jesus mengatakan, salah satu faktor yang mendukung tanggapan negara terhadap virus corona yakni tingkat kepercayaan publik terhadap pejabat pemerintah.

Perdana Menteri Bhutan, Lotay Tshering dan Menteri Kesehatan Dechen Wangmo diketahui memiliki latar belakang di bidang kesehatan dan membuatnya kompeten terhadap situasi ini.

"Keuntungan besar adalah bahwa para pembuat keputusan memahami prinsip-prinsip umum kesiapsiagaan darurat dan respons wabah penyakit, meemahami panduan teknis dari WHO dan mengakses literatur ilmiah untuk memandu pengambilan keputusan," ujar de Jesus.

Dengan demikian, keputusan pemerintah selalu didasarkan pada bukti-bukti ilmiah.

Rasa kebersaman yang kuat

Tak hanya itu, hal yang membuat Bhutan sukses menghadapi pandemi selama ini yakni pihak berwenang melindungi lingkungan dan selama beberapa dekade hanya mengizinkan sejumlah wisatawan ke negara itu.

Selain memiliki wilayah yang kecil dan juga penduduk yang tidak lebih dari 1 juta orang ini, Bhutan memiliki rasa solidaritas nasional yang kuat untuk membantu melalui gelombang awal infeksi.

"Orang-orang dari semua lapisan masyarakat menyumbang dalam bentuk uang dan lainnya untuk mendukung pemerintah," kata de Jesus.

Baca juga: Benarkah Penggunaan Masker Lebih Efektif Cegah Corona daripada Pembatasan Sosial?

Loten mengatakan, ia mengalami secara langsung bagaimana orang-orang secara sukarela membantunya saat dirinya masih dalam karantina.

Orang-orang tersebut mengirimkan pesan dukungan dan memberikan semangat di media sosial.

Di sisi lain, de Jesus mengatakan, guna mengantisipasi adanya jumlah kasus meningkat, pemerintah telah menyiapkan sebuah rencana darurat untuk skenario terburuk dan siap untuk diimplementasikan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi