Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Travel Bubble?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi travel bubble
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Sejumlah negara menerapkan kebijakan travel bubble di wilayahnya.

Terbaru, seperti diberitakan Bangkok Post, Jumat (12/6/2020), Pusat Administrasi Situasi Covid-19 Thailand (CCSA) telah menyetujui proposal penerapan travel bubble negara itu.

Indonesia juga berencana akan menerapkannya.

Seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (14/6/2020), Indonesia berencana menerapkan travel bubble dengan 4 negara yakni China, Korea Selatan, Jepang, dan Australia.

Sebenarnya, apa itu travel bubble?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir Smithsonian Magazine, travel bubble sering juga disebut travel bridge.

“Dalam travel bubble, negara-negara sepakat untuk membuka perbatasan mereka satu sama lain, tetapi menutup semua perbatasan untuk negara lain. Jadi, orang yang ada dalam travel bubble itu dapat bergerak bebas, tetapi di luar (bubble) tidak bisa masuk, ” ujar Per Block, seorang penelti dari Universitas Oxford, seperti diberitakan Smithsonian, 28 Mei 2020.  

Ia mengatakan, ide travel bubble untuk memberikan kebebasan tanpa menimbulkan kerugian.

Menurut Block, travel bubble adalah bentuk perluasan dari social bubble yang juga tengah ia teliti, dengan memasukkan lebih banyak orang yang dianggap aman untuk strategi mempersempit peluang penularan virus corona.Baca juga: Negara-negara ASEAN Tidak Masuk Travel Bubble Indonesia, Ini Alasannya

Apa saja yang dibutuhkan untuk menerapkan travel bubble?

Salah satu yang dibutuhkan untuk menerapkan travel bubble adalah keyakinan dan kepercayaan negara-negara yang bersepakat sebagai upaya mereka dalam menangani virus corona termasuk pengujian luas, pelacakan kontak, dan karantina efektif.

Block menilai, saat terbaik untuk membentuk ‘bubble’ adalah saat dua negara tak memiliki banyak kasus sehingga risiko penularan sangat kecil.

Ia mencontohkan Selandia Baru dan Australia yang jumlah kasusnya telah berhasil dikendalikan. 

“Travel bubble juga masuk akal jika negara-negara tetangga memiliki jumlah kasus yang sama dan merespons dengan cara yang sama terhadap pandemi,” kata Block.

Dengan demikian, kedua negara tidak ada kebutuhan untuk menutup perbatasan dalam upaya melindungi warganya dari penambahan kasus yang lebih tinggi.

 

Negara-negara yang menerapkan travel bubble

Beberapa negara yang menerapkan travel bubble di antaranya adalah Australia dan Selandia Baru.

Selain itu, negara-negara Baltik Estonia, Latvia, dan Lithuania yang telah membuka perbatasan satu sama lain pada 15 Mei 2020.

Demikian pula dengan Filandia dan Polandia yang juga telah menerapkannya. 

Beberapa negara Uni Eropa juga disebut berencana untuk menerapkan travel bubble seperti Jerman yang berencana untuk membuka perbatasannya dengan Perancis, Austria dan Swiss pada 15 Juni 2020.

Negara lainnya yakni Austria, Denmark, dan Yunani juga menerapkan kebijakan yang sama.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi