Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat yang Terjadi di Beijing dan New York Setelah Pelonggaran Pembatasan...

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO/GREG BAKER
Pejabat setempat berkumpul di luar pasar grosir Xinfadi di Beijing, China, pada 12 Juni 2020. Pasar Xinfadi dan pasar seafood Jingshen ditutup setelah munculnya kasus baru virus corona.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Ibu Kota China, Beijing, kembali memberlakukan lockdown di 10 kawasan perumahan dalam upaya mengendalikan penyebaran virus corona.

Hal ini dilakukan setelah adanya laporan 36 kasus baru dalam satu hari yang berasal dari sebuah pasar makanan.

Keputusan Beijing diberlakukan setelah adanya desakan untuk mengambil langkah tegas dan tepat untuk mencegah penyebaran penyakit.

Melansir SCMP, dalam sebuah pertemuan Dewan Negara, Minggu, disebutkan bahwa risiko penyebaran wabah terbaru sangat tinggi karena populasi pasar yang besar, padat, dan sangat mobile.

Kasus-kasus baru menambah jumlah orang yang terkena dampak di Beijing. Kasus baru yang berasal klaster baru ini berjumlah 79 orang, semuanya dikaitkan dengan Pasar Grosir Xinfadi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar tersebut merupakan pusat distribusi makanan di Beijing selatan yang menempati lahan seluas 107 hektar dan memasok makanan ke provinsi utara seperti Shandong, Shanxi, Hebei dan Liaoning.

Baca juga: Khawatir Gelombang Kedua Covid-19, Satu Distrik di Beijing Larang Olahraga dan Wisata

Li Junjie, wakil kepala distrik kota Haidian, Senin (15/6/2020), mengatakan, 10 kawasan perumahan di sekitar Pasar Yuquandong akan di-lockdown.

Keputusan ini diberlakukan karena Pasar Yuquandong juga teridentifikasi memiliki kasus infeksi baru yang masih berhubungan dengan Pasar Xinfadi.

Sebelumnya, Beijing sudah dinyatakan bersih dari transmisi Covid-19 lokal selama 55 hari sampai kemunculan dua kasus baru pada Kamis (11/6/2020).

Kedua kasus tersebut terlacak pernah mengunjungi pasar Xinfadi pada awal Juni. 

Juru Bicara Komisi Kesehatan Beijing Xia Xiaojun mengatakan, 76.499 sampel telah diuji pada Minggu kemarin. Hasilnya, 59 positif.

Xia mengatakan, beberapa kasus sudah dimasukkan dalam hitungan infeksi yang dikonfirmasi, sementara yang lain masih menunggu diagnosis.

Lebih dari 6.000 pekerja di Pasar Xinfadi atau hampir 70 persen, sejauh ini telah dites, dan semuanya dinyatakan negatif.

Hingga saat ini, pengujian pada warga dan pelanggan di dekatnya juga tidak menghasilkan kasus lebih lanjut.

Baca juga: Duta Besar Israel untuk China Dikarantina di Beijing akibat Kekhawatiran Virus Corona

Peringatan dari Gubernur Cuomo

Gubernur New York Andrew Cuomo memperingatkan warganya bahwa pelanggaran terus menerus terhadap protokol pembatasan untuk mencegah penyebaran Covid-19 bisa membuat negara menghentikan proses pelonggaran pembatasan.

Setelah sebelumnya menjadi pusat pandemi di Amerika Serikat, negara bagian New York telah membuat perubahan besar dan kini mulai mengarah ke pembukaan kembali sepenuhnya.

Pada Minggu (14/6/2020), New York melaporkan tambahan 23 kematian akibat infeksi virus corona.

Melansir CNN International, Senin (15/6/2020), Cuomo memuji pencapaian warga New York.

Namun, ia mengingatkan, jumlah kasus bisa berubah dalam seminggu.

"Penentuan kebijakan pembukaan kembali bergantung pada perilaku kita, tidak lebih dan tidak kurang," kata dia.

Cuomo menyebut dirinya menerima laporan dari seluruh negara bagian New York terkait pelanggaran pembatasan jarak fisik, adanya kerumunan massa, dan orang-orang yang tidak mengenakan masker di tempat umum.

Sementara itu, 25.000 pengaduan telah diajukan terhadap pelaku bisnis karena melanggar ketentuan rencana pembukaan kembali.

Cuomo menyebut Manhattan dan Hamptons adalah dua area utama dengan jumlah pelanggaran terbanyak.

"Jika kita masih memiliki banyak pelanggaran kebijakan yang kemungkinan besar dapat meningkatkan penyebaran virus, ada kemungkinan bahwa kita akan menunda rencana pembukaan kembali," kata Cuomo.

Baca juga: Bertelanjang dan Tanpa Masker, Kaum Muda New York Berjemur di Central Park

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: SCMP
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi