KOMPAS.com - Kasus baru virus corona masih terus dilaporkan di sejumlah negara. Hal itu menandakan bahwa wabah Covid-19 belum berakhir.
Sejumlah negara bahkan melaporkan lonjakan kasus baru dalam laporan hariannya.
Melansir worldometers, virus corona SARS-CoV-2 secara global telah menginfeksi 8.137.199 orang, di mana 4.249.463 di antaranya dinyatakan pulih.
Sementara itu, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini mengakibatkan 439.583 orang meninggal dunia.
Sampai saat ini pun penelitian di berbagai negara dilakukan untuk menemukan vaksin dari virus ini.
Baca juga: Cara Penularan dan Perlindungan Diri dari Infeksi Virus Corona Orang Tanpa Gejala
Tes vaksin pada 300 orang
Dikabarkan The Guardian, para peneliti di Imperial College London, Inggris minggu ini akan memulai uji klinis kemungkinan vaksin corona virus pada 300 orang.
Peserta yang sehat dengan usia antara 18 dan 70 tahun, semuanya akan menerima dua dosis vaksin selama beberapa minggu mendatang.
Harapannya bahwa tes kemudian dapat beralih ke 6.000 sukarelawan jika muncul respons kekebalan yang efektif.
Alih-alih memberi orang bentuk penyakit yang lebih lemah, vaksin Imperial menggunakan untaian sintetis kode genetik berdasarkan bahan genetik SARS-CoV-2, novel corona virus, yang bertanggung jawab atas pandemi yang saat ini terjadi.
Robin Shattock, profesor Imperial College London yang memimpin pengembangannya, mengatakan bahwa vaksin pelindung awal mungkin tidak sepenuhnya menghentikan seseorang yang tertular virus.
“Apakah itu perlindungan terhadap infeksi? Apakah itu perlindungan terhadap penyakit? Apakah perlindungan terhadap penyakit parah? Sangat mungkin vaksin yang hanya melindungi dari penyakit parah akan sangat berguna," kata dia.
Baca juga: Pasien Covid-19 di RS Darurat Wisma Atlet Diuji Coba dengan Obat Herbal, Hasilnya 2 Bulan Lagi
Aman dan efektif pada hewan
Saat disuntikkan, vaksin eksperimental Imperial memerintahkan sel-sel otot untuk memproduksi protein virus untuk melindungi terhadap infeksi di masa depan.
Shattock menyampaikan, dalam uji coba pada hewan, vaksin tersebut terbukti aman dan menunjukkan tanda-tanda dukungan kekebalan yang efektif.
Penelitian ini didanai 41 juta poundsterling dari pemerintah Inggris dan 5 juta poundsterling dari sumbangan lain.
Penelitian yang dilakukan datang setelah vaksin terpisah dari para ahli di Universitas Oxford mulai menjalani uji klinis manusia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.