Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 2,2 Juta Kasus Covid-19 di AS Disebut Hanya "Puncak Gunung Es"

Baca di App
Lihat Foto
AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/JOHN MOORE
Tenaga medis ketika menangani pasien Covid-19 di luar Rumah Sakit Montefiore Bronx, New York, pada 7 April 2020.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Hingga hari Rabu (17/6/2020), Amerika Serikat masih berada di posisi pertama sebagai negara dengan jumlah kasus infeksi Covid-19 tertinggi di dunia.

Setidaknya, berdasarkan data Worldometer (17/6/2020), total kasus yang tercatat di Negeri Paman Sam ini mencapai angka 2.208.787 kasus.

Sementara Brazil yang ada di posisi kedua, memiliki kasus yang terpaut cukup jauh, tak sampai separuh kasus di AS, yakni 928.834 kasus.

Meskipun mencatat jumlah kasus infeksi tertinggi dengan 2,2 juta kasus, Hakim Wilayah Dallas Clay Jenkins mengatakan, kasus yang tampak seperti rawat inap hanya sebagian dari puncak gunung es.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Gunung es di bawah air jelas jauh lebih besar dari gunung es di atasnya dan sedikit peningkatan rawat inap menunjukkan peningkatan penyakit yang lebih besar,” ujar dia dilansir dari dallasnews, Selasa (16/6/2020). 

Baca juga: Tidak Manjur, AS Tarik Obat Hidroksiklorokuin untuk Pasien Covid-19

Puncak gunung es

Melansir Prevent Epidemics, 11 Juni 2020, mereka menggunakan istilah "puncak gunung es". Artinya, 2,2 juta kasus itu hanyalah puncak gunung yang terlihat, sementara di bawahnya masih terdapat begitu banyak es sebagai dasarnya.

Sebab sebagian besar kasus Covid-19 di AS belum didiagnosis sebagai Covid-19. Jumlah kasus yang belum terdiagnosis itu, jauh lebih besar daripada jumlah kasus yang saat ini sudah diketahui.

Kesimpulan ini didapat dengan melihat data-data yang ada sebelumnya.

Pada 10 Juni 2020, AS melaporkan 2 juta kasus infeksi di wilayah negaranya dengan 112.000 kematian.

Itu berarti, dari semua kasus yang dilaporkan tingkat kematian ada di rasio 5,5 persen, atau 1 dari 17 kasus.

Akan tetapi, hasil konsensus memperkirakan persentasi jumlah kasus meninggal tidak ada di angka 5,5 persen, melainkan 0,05-1 persen.

Melihat hal tersebut, berarti kematian terjadi pada 1 dari 100-200 kasus infeksi.

Perkiraan kasus kematian dari konsensus itu yang paling dianggap valid ada di angka 0,8 persen. Jika kematian yang terjadi ada di angka 112.000, maka total kasus infeksi yang sesungguhnya terjadi ada di kisaran angka 14.000.000 kasus.

Angka 112.000 kematian merupakan 0,8 persen dari 14.000.000 kasus infeksi yang mungkin terjadi.

Sehingga apabila hari ini kasus yang terdeteksi baru ada di angka 2 juta kasus, itu berarti hanya 14 persen dari total kasus yang sesungguhnya ada.

Baca juga: WHO Soroti Lamanya Laporan Hasil Tes dan Positivity Rate Covid di Indonesia

Jumlah tes dan orang tanpa gejala

Banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa lebih banyak kasus Covid-19 di AS yang belum ditemukan, daripada yang sudah terdeteksi.

Pertama karena kurangnya tes yang dilakukan, meskipun negara ini termasuk dalam negara yang memiliki tes uji Covid-19 terbanyak untuk masyarakatnya.

Faktor yang kedua adalah banyaknya penderita yang tidak menunjukkan gejala. Faktor ini diperkirakan menyumbang 35 persen dari total kasus yang belum ditemukan.

Sumber: Prevent Epidemics

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi