Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Protokol Kesehatan di Tempat Wisata Saat New Normal?

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot Instragram
Tangkapan layar unggahan instragram Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunggah postingan di akun instagramnya saat berada di Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Tempat tersebut merupakan salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan saat mengunjungi Jawa Tengah. Namun karena pandemi virus corona, sejumlah obyek wisata di Jateng ditutup, salah satunya Dieng. 

Menjelang adaptasi new normal atau normal baru, sejumlah obyek wisata di Jateng mempersiapkan diri menyambut wisatawan dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal itu juga ditulis Ganjar dalam keterangan fotonya: 

"Candi Arjuna, Dieng. Satu dari sekian tempat eksotis di Jateng. Masih setia menunggumu untuk melepas rindu di kawasan negeri atas awan. Sabar ya, biar ditata dulu agar siap menyambut wisatawan," tulis Ganjar. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Jawa Tengah, sejumlah tempat wisata mulai dipersiapkan untuk dibuka di era new normal.

Pemerintah mulai meninjau kesiapan tempat-tempat wisata tersebut untuk buka kembali. Protokol kesehatan juga disiapkan untuk itu, sehingga saat dibuka kembali nanti semua sudah aman.

Baca juga: Siap-siap Buka, Banyuwangi Simulasi New Normal di 10 Tempat Wisata

Wisata opsi terakhir

Disinggung mengenai pembukaan tempat wisata, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, tempat wisata seharusnya ditempatkan di fase terakhir saat diterapkan kebijakan pelonggaran.

Sebagaimana kegiatan non esensial lainnya seperti hiburan malam dan rekreasi. 

Dicky mengatakan lokasi wisata cenderung berpotensi menjadi tempat padat manusia yang akan menyulitkan pengendalian penularan.

Sehingga butuh kesadaran yang tinggi dari masyarakat dengan edukasi dan sosialisasi. Selain itu juga aturan ketat dan pengawasan dari pemerintah.

"Jika syarat-syarat tidak terpenuhi, maka tempat wisata bisa menjadi lokasi penularan baru. Pilihannya adalah menunda membuka kembali atau membatasi jumlah pengunjung," ujarnya pada Kompas.com, Minggu (14/6/2020).

Saran bagi pengelola tempat wisata

Dicky menyarankan pendaftaran masuk dilakukan secara online agar aman. Ini juga supaya jumlah pengunjung terkendali dan memudahkan apabila diperlukan tracing kasus.

Selain itu masyarakat juga perlu menaati protokol kesehatan seperti bermasker, menjaga jarak, dan dites suhu ketika hendak masuk.

Dicky menyarankan maksimal hanya membawa 5 orang anggota keluarga saja. Selain itu tidak boleh membawa serta lansia dan bayi. Sedangkan untuk ibu hamil sebaiknya tidak ke tempat wisata dulu kecuali sangat perlu.

Baca juga: Pemandu Wisata Gunung Perlu Tingkatkan Kompetensi Hadapi New Normal

Terkait dengan lokasi wisata, menurut Dicky harus memenuhi syarat juga. Yaitu menyediakan informasi, tanda jarak, hand sanitizer, jumlah petugas yang cukup, dan menyediakan pos kesehatan.

Di tempat wisata perlu rute khusus, yaitu rute masuk dan rute keluar. Rute khusus tersebut harus jelas dan ditaati.

Selain itu, setiap harinya ada petugas yang melakukan pengawasan dan harus ada sanksi pada orang yang melanggar.

Mengenai makanan, sebaiknya tempat wisata hanya menyediakan makanan take away.

Lalu soal durasi atau jam buka juga perlu dibatasi, tidak sampai malam. Untuk fase awal sebaiknya tutup sebelum jam 17.00 WIB. Selain itu sebaiknya waktu berkunjung dibatasi, misalnya tidak lebih dari 4 jam.

Untuk menghindari kepadatan di pantai, Dicky mengungkapkan saat ini secara umum aturan di berbagai negara adalah sekitar 40 orang per 1.000 meter persegi.

Sementara itu mengenai wisata indoor menurut Dicky sebaiknya ditunda dulu untuk dibuka. Karena risikonya jauh lebih besar daripada wisata outdoor. Juga penjualan minuman beralkohol sebaiknya dilarang.

Baca juga: Catat, 4 Tempat Wisata Gunungkidul Ini Uji Coba Buka pada 22 Juni

Tips aman

Epidemiolog UGM Dr Bayu Satria Wiratama menegaskan apabila ingin pergi ke tempat wisata, yang pertama harus dipastikan adalah kondisi badannya sehat.

"Bepergian hanya jika sehat, jika tidak yakin lebih baik sekalian tidak usah bepergian," katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/6/2020).

Dia juga menyarankan agar menghindari daerah yang masuk kategori zona merah dari BNPB.

Selain itu Anda perlu menyiapkan masker dengan jumlah yang cukup, sesuai lama perjalanan. Juga minum vitamin dan makan makanan bergizi.

Lalu menurutnya jika pergi liburan keluar kota, perlu karantina.

"Karena sesuai protokol kalau ada yang bepergian keluar daerahnya dan masuk daerah lain seharusnya dikarantina dulu 14 hari. Berarti liburannya paling ndak 14 hari dikarantina, baru bisa liburan," ujarnya.

Kemudian saat sampai di tempat wisata Anda perlu menjauhi kerumunan, tetap menggunakan masker, dan menjaga jarak.

Baca juga: Viral Video Bawa Sepeda Brompton Masuk Cafe di Semarang, Begini Etikanya...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi