Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Sejarah "Bara Api" di Perbatasan India-China

Baca di App
Lihat Foto
GETTY IMAGES via BBC Indonesia
Serdadu China dan India (foto arsip).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Ketegangan antara India dan China, kembali memuncak akhir-akhir ini.

Mengutip Al Jazeera, Rabu (17/6/2020), kedua negara tersebut memang memiliki sejarah panjang konflik di perbatasan.

Dua negara dengan penduduk terpadat di dunia ini bahkan tidak pernah menyepakati panjang perbatasan "Garis Kontrol Aktual" mereka.

Beberapa dekade terakhir telah terjadi banyak pertempuran di sepanjang perbatasan India-China, termasuk perang dalam waktu singkat namun menimbulkan pertumpahan darah pada 1962 silam.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

Berikut catatan sejarah terjadinya ketegangan di perbatasan India dan China:

1959

India mewarisi perselisihan perbatasan dengan China dari penguasa kolonial Inggris, yang menjadi tuan rumah konferensi 1914 dengan pemerintah Tibet dan Cina untuk mengatur perbatasan.

Beijing tidak pernah mengakui perbatasan sejak 1914, yang dikenal sebagai Garis McMahon, dan saat ini mengklaim 90.000 kilometer persegi (34.750 mil persegi) wilayah, atau hampir semua yang merupakan negara bagian Arunachal Pradesh, India.

Sengketa perbatasan pertama kali berkobar saat kunjungan perdana menteri pertama India, Jawaharlal Nehru, ke Beijing pada 1959.

Nehru mempertanyakan batas-batas yang ditunjukkan pada peta resmi China, mendorong Perdana Menteri China Zhou Enlai untuk menjawab bahwa pemerintahnya tidak menerima perbatasan kolonial.

Baca juga: Melihat Kondisi Mumbai, Kota Paling Terpukul Covid-19 di India...

1962

Kemudian, berlanjut pada 1962 saat pasukan China berduyun-duyun ke perbatasan yang disengketakan dengan India soal demarkasi perbatasan.

Hal ini memicu perang selama empat minggu yang menewaskan ribuan orang dari pihak India sebelum pasukan China mundur.

Beijing mempertahankan Aksai Chin, koridor strategis yang menghubungkan Tibet dengan China barat.

India masih mengklaim seluruh wilayah Aksai Chin sebagai miliknya, serta lembah Shaksgam yang dikendalikan China di dekat Kashmir utara.

Baca juga: Mudik Jalan Kaki Sejauh 321 Km Saat Lockdown, Bocah di India Meninggal Dunia

1967

Lalu, konflik berlanjut di Nathu La, yakni jalur gunung tertinggi di India di negara bagian Sikkim di bagian timur laut, yang terletak di antara Bhutan, Tibet dan Nepal yang dikuasai China.

Selama serangkaian bentrokan, termasuk pertukaran tembakan artileri, New Delhi mengatakan sekitar 80 tentara India tewas dan 400 korban lainnya dari China.

1975

Pertempuran kembali berlanjut di Tulung La. Pertempuran ini adalah kali terakhir tembakan secara resmi dilaporkan ditembakkan melintasi perbatasan yang disengketakan.

Empat tentara India disergap dan dibunuh di sepanjang garis pemisah di Arunachal Pradesh.

New Delhi menyalahkan Beijing karena menyeberang ke wilayah India, klaim yang diberhentikan oleh China.

Baca juga: Cara Polisi India Tertibkan Warga yang Langgar Aturan Lockdown

2017

India dan China mengalami kebuntuan selama berbulan-bulan di wilayah Doklam Bhutan setelah tentara India mengirim pasukan untuk menghentikan China membangun jalan di daerah itu.

Dataran tinggi Doklam sangat penting karena memberikan China akses ke apa yang disebut "leher ayam" atau sebidang tanah "tipis" yang menghubungkan negara-negara bagian timur laut India dengan bagian lain negara itu.

Hal ini diklaim oleh China dan Bhutan, sekutu India. Masalah ini dapat diselesaikan setelah proses pembicaraan.

Baca juga: Ada 100-an Bayi yang Lahir dari Ibu Pasien Covid-19 di RS India, Ini Kondisinya...

2020

Terbaru, pada Selasa (17/6/2020) India mengatakan 20 tentaranya terbunuh setelah bentrokan hebat dengan pasukan China sehari sebelumnya di Lembah Galwan.

Bentrokan itu terjadi setelah berminggu-minggu ketegangan tingkat rendah setelah beberapa tentara India dan China cedera dalam pertempuran dengan intensitas tinggi di perbatasan di negara bagian Sikkim pada awal Mei.

Dalam beberapa hari, kata para pejabat India, pasukan China melanggar batas demarkasi (pemisah) lebih jauh ke barat di wilayah Ladakh dan India kemudian memindahkan pasukan tambahan ke posisi yang berlawanan.

Pekan lalu, kedua negara mengatakan mereka akan menyelesaikan konflik secara damai setelah pertemuan tingkat tinggi antara komandan militer.

Tetapi pada Selasa (16/6/2020), India mengungkapkan bahwa upaya itu tak terbukti, justru kedua belah pihak saling menyalahkan.

Beijing membenarkan ada korban dalam bentrokan pada Senin (15/6/2020) tetapi tidak memberikan perincian lebih lanjut.

Baca juga: Melihat Kondisi Yaman, yang Harus Bertahan di Antara Perang dan Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Al Jazeera
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi