Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Covid-19, Pengiriman Sampel Virus, dan Pengembangan Vaksin di Indonesia...

Baca di App
Lihat Foto
covid19.go.id
Tangkapan layar peta sebaran Covid-19 hingga Kamis (18/6/2020).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Penambahan kasus harian tertinggi Covid-19 terjadi pada Kamis (18/6/2020).

Dalam 24 jam terakhir, tercatat ada penambahan 1.331 pasien positif Covid-19.

Angka tersebut merupakan jumlah kasus baru tertinggi sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan Presiden Jokowi pada 2 Maret 2020.

Sejumlah upaya untuk mengetahui seputar informasi terkait perkembangan virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 pun terus dilakukan oleh beberapa pihak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Rekor 1.331 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia, Berikut 4 Faktor Pemicunya...

Di Indonesia, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman mengumumkan telah mengirim 10 sekuens atau sample virus SARS-CoV-2 ke organisasi akses informasi genetik virus di Jerman, GISAID sejak 5 minggu lalu.

GISAID merupakan singakatan dari Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data, merupakan inisiatif kerja sama antara pemerintah Jerman dengan organisasi nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan akses terhadap berbagai informasi genetik virus-virus yang menyebabkan epidemi seperti flu.

Selain itu, GISAID diketahui telah mengumpulkan data Covid-19 dari berbagai negara.

Baca juga: Jenis Virus Corona di Indonesia Disebut Tak Masuk Kategori yang Ada di Dunia, Ini Penjelasan Eijkman

Tanggapan Eijkman

Terkait pengiriman 10 sekuens ini, Kepala LBM Eijkman, Profesor dr Amin Soebandrio mengungkapkan, 10 sekuens tersebut didapatkan dengan menggunakan alat tertentu.

Ia juga menyampaikan bahwa sekuens-sekuens itu didapat dari tiga daerah yang berbeda.

"10 sekuens (WGS-Whose Genome Sequence) diperoleh dengan menggunakan alat Next-Generation Sequencer (NGS) yang kami miliki, berasal dari delapan sampel virus dari Jakarta,  satu virus dari Samarinda, dan satu virus dari Manado," ujar Amin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/6/2020).

Baca juga: Jadi Syarat Saat Bepergian di Era New Normal, Apa Itu PCR dan Mengapa Mahal?

Menurutnya, pengambilan sampel dari tiga wilayah tersebut tidak memiliki kategori khusus dalam pemilihan lokasi.

"Daerahnya tidak khusus dipilih Samarinda dan Manado, tapi kebetulan virus yang berhasil di-sekuens kemarin dari dua daerah tersebut," kata dia.

Selain itu, Amin menjelaskan, dalam pengiriman sekuens ke GISAID dilakukan secara bertahap.

Awalnya, Eijkman mengirimkan 3 sekuens, kemudian 4 sekuens, dan yang terbaru 3 sekuens yang dilakukan pada Sabtu (13/6/2020).

Baca juga: Viral, Unggahan Diagnosis Berkode CVD Dikira Covid-19, Ini Penjelasan Dokter

Manfaat WGS

Tindakan pengiriman sekuens kepada GISAID dinilai penting karena merupakan salah satu tindakan pengembangan pengobatan dan vaksin di Indonesia.

"Semakin banyak sekuens yang diunggah semakin dalam mengerti tentang virus corona ini," katanya lagi.

Amin menambahkan, tujuan dikirimkannya sekuens tersebut memiliki beberapa manfaat yang penting bagi informasi virus corona di Indonesia.

"WGS ini bermanfaat untuk mempelajari epidemiologi molekuler virus Covid-19 (kekerabatan dengan virus di negara lain dan kekerabatan antara virus-virus di berbagai daerah di Indonesia)," terang Amin.

Baca juga: Ibu Hamil Tak Mampu Bayar Swab, Benarkah Tes untuk Bumil Berbayar?

Kemudian, manfaat lain yakni dengan ditelitinya sekuens, para peneliti dapat mempelajari mutasi yang dapat mengubah struktur dan fungsi virus sebagai dasar pengembangan vaksin dan diagnostik.

Terkait pengumpulan sekuens ini, Amin mengungkapkan, pihaknya membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk mendapatkan kesepuluh WGS tersebut sebelum dikirim ke GISAID.

Baca juga: Deretan Obat yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Dexamethasone hingga Hidroksiklorokuin

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Dexamethasone

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi