KOMPAS.com - Hingga Sabtu, 20 Juni 2020, Mongolia mencatat ada 204 kasus virus corona di negara itu.
Catatan tersebut terbilang mengesankan, sebab semua kasus merupakan kasus impor, dan nol kematian. Sementara itu, tidak ada satu orang pun yang terinfeksi di dalam negeri.
Banyak orang Mongolia mengaitkan tingkat infeksi yang rendah ini dengan beberapa faktor, seperti udara bersih dan asupan makanan yang bergizi dari daging dan susu.
Mereka juga percaya bahwa setelah sekian generasi menunggang kuda, menggembalakan domba, serta bertahan dari suhu yang dramatis, -60 hingga 45 derajat Celcius, telah membuat tubuh mereka lebih sehat dan lebih tahan terhadap penyakit.
Mungkin yang paling penting, adalah warisan Genghis Khan, yang diyakini orang Mongolia telah membuat mereka aman.
Melansir SCMP, seorang tabib, seorang biksu, dan seorang dokter semuanya merujuk Genghis Khan sambil menjelaskan alasan Mongolia begitu sukses dalam memerangi pandemi virus corona.
Baca juga: Waspada Virus Corona, Presiden Mongolia Dikarantina Usai Kembali dari China
Hidup tanpa beban
Enkh-Ouyn Byambadorj, seorang dukun, menerima pengunjung di sebuah ruangan besar, dihiasi dengan rambut kuda, jimat dan altar untuk menghormati Genghis Khan.
Dia mengatakan bahwa orang Mongolia hidup dan makan sederhana, dengan langit biru, daging segar dan susu, serta tidak mengalami stres dan konsumerisme yang dihadapi oleh orang-orang dari negara lain.
Faktor lain adalah ketangguhan masyarakat Mongolia, yang berasal dari gaya hidup nomaden dan sejarah agung Kekaisaran Mongolia.
Ketika Genghis Khan mengerahkan pasukan besarnya dan ratusan ribu kuda melintasi padang rumput dan padang pasir, untuk menaklukkan sebagian besar dunia, mereka tidak bisa bergantung pada pemerintah atau kekuatan lain untuk menyelamatkan mereka.
“Ketika orang Barat memiliki masalah, mereka harus menyelesaikannya. Orang Mongolia justru bisa hidup dengan masalah. Jika mereka memiliki daging, mereka makan daging. Jika mereka tidak memiliki apa-apa, mereka melakukan apa saja,” kata dia.
“Di pedesaan, tidak ada dokter, bahkan untuk wanita hamil. Mereka hanya punya bayi,” ujar dia. "Orang Mongolia tidak peduli tentang masalah. Bahkan hidup dan mati tidak penting bagi mereka," imbuh dia.
Baca juga: Crash Landing On You Syuting di Ulaanbaatar Mongolia, Ini 5 Tempat Wisatanya
Dekat dengan alam
Untuk biksu Ukhaanzaya Dorjnamnan, setiap masalah di dunia ini adalah perwujudan dari berbagai jenis naga yang berbeda.
Menurut perkiraannya, virus corona adalah naga yang sangat kuat, tetapi para naga tidak ingin menyakiti orang Mongolia, karena mereka hidup lebih dekat dengan alam.
Dia juga percaya tanah itu sendiri telah diberkati oleh Khan Agung.
“Genghis Khan memilih tanah ini untuk kita karena itu tanah yang bagus. Dan dia berjanji tanah ini akan melindungi kita,” kata dia.
Baca juga: Macau, Hongkong, dan Mongolia Tolak Turis dari Hubei China
Disiplin yang baik
Dr Chinburen Jigjidsuren, penasihat kesehatan khusus untuk Perdana Menteri, mengatakan komunikasi pemerintah yang jelas membuat masyarakat mendapat informasi dan mencegah kepanikan.
Genghis Khan telah mengembangkan sistem komunikasi yang efektif yang memungkinkannya untuk dengan cepat mengirim pesan dari satu ujung Kekaisaran ke ujung lainnya.
“Kami melakukan hal yang sama hari ini, seperti pada masa Genghis Khan. Pesan pemerintah dari Ulan Bator (ibu kota) dengan cepat disampaikan ke suku-suku pengembara di provinsi-provinsi terpencil,” kata dia.
Chinburen percaya bahwa semua tindakan lockdown dan peraturan tentang penggunaan masker berhasil ditaati karena orang-orang mendengarkan instruksi.
“Tentara Genghis Khan sangat disiplin. Dan disiplin ini berlaku untuk kita hari ini,” kata dia..
"Jadi, ketika pemerintah memberi perintah untuk memakai masker atau tinggal di rumah, orang-orang patuh," ungkap Chinburen.
Baca juga: Dituduh Perintahkan Bunuh Model Mongolia Altantuya, Najib Razak Siap Sumpah Laknat
Kekebalan tubuh bagus
Jack Weatherford, penulis buku Genghis Khan and the Making of the Modern World, menulis bahwa migrasi orang-orang Mongolia membuat mereka berhubungan dengan jutaan orang dari berbagai penjuru dunia.
Hal ini membuat mereka terpapar berbagai macam penyakit. Mungkinkah ini alasan orang Mongol memiliki kekebalan tubuh yang lebih besar?
Dr Chinburen tidak berpikir begitu. "Tidak ada data ilmiah," kata dia, meskipun ia mengakui bahwa teori itu menarik.
"Sebuah data yang mendukung teori kekebalan Mongolia ini adalah bahwa ketika seorang turis Perancis yang terinfeksi menjalin kontak dengan hampir 200 orang Mongolia, tidak ada satupun yang tertular penyakit itu," katanya. Meskipun "mungkin itu karena masker".
Baca juga: Makan Jeroan Marmut Mentah, Pasangan Mongolia Meninggal
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.