Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Kriteria Pasien Sembuh Covid-19 | Beda Sakit Kepala karena Migran dengan Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com
Laman Tren

KOMPAS.com - Sejumlah pemberitaan menghiasi laman Tren sepanjang Selasa (23/6/2020).

Informasi terkait update penyebaran virus corona masih menjadi pusat perhatian publik.

Misalnya soal pembaharuan kriteria pasien sembuh Covid-19 yang tidak perlu dua kali swab negatif, 10 provinsi dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak hingga beda sakit kepala karena migrain dengan Covid-19.

Selain hal itu, ada pula informasi terkait air rebusan pare yang diklaim ampuh untuk mengobati kolesterol dan lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut berita terpopuler Tren, dari Selasa (23/6/2020) hingga Rabu (24/6/2020) pagi:

1. Pembaharuan kriteria pasien sembuh Covid-19

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) telah menerbitkan pedoman sementara yang diperbarui tentang manajemen klinis Covid-19 dan rekomendasi untuk mengeluarkan pasien dari isolasi.

Kriteria yang diperbarui tersebut mencerminkan sejumlah temuan bahwa pasien yang gejalanya telah sembuh mungkin masih menunjukkan hasil positif saat dites swab selama beberapa minggu.

Meskipun demikian, WHO menyebut pasien rendah kemungkinannya menularkan virus ke orang lain.

Informasi selengkapnya dapat disimak di berita berikut:

WHO Perbarui Kriteria Pasien Sembuh Covid-19, Tidak Perlu Dua Kali Swab Negatif

2. Air rebusan pare yang diklaim efektif untuk kolesterol

Sebuah video yang menampilkan seseorang tengah membuat ramuan dari air rebusan pare yang nantinya akan dicampur dengan campuran air dan obat merah untuk membuktikan khasiat sebagai obat kolesterol ramai beredar di WhatsApp pada Senin (22/6/2020).

Dalam video berdurasi 2 menit 27 detik itu, terlihat dua irisan pare dimasukkan dalam gelas dan ditambahkan air lalu kemudian direbus.

Selanjutnya, pada gelas lainnya, orang tersebut membuat larutan air dengan beberapa tetesan obat merah yang nantinya disebutkan sebagai racun dalam tubuh.

Setelah menyiapkan barang yang diperlukan, larutan air merah yang pekat warnanya tersebut dicampur dengan air rebusan pare. Hasilnya, air pekat tersebut berubah warna menjadi bening.

Adapun orang dalam video menyebutkan bahwa dengan percobaan yang dilakukan, disimpulkan bahwa air rebusan pare dapat menetralisir racun dalam tubuh, dan juga dapat menurunkan kolesterol.

Informasi dan penjelasan dokter terkait air rebusan pare tersebut dapat disimak di berita berikut:

Ramai soal Air Rebusan Pare dan Obat Merah untuk Obati Kolesterol, Ini Penjelasan Dokter

3. Aman bersepeda di tengah pandemi

Bersepeda saat ini tengah menjadi tren dan digandrungi oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

Meski demikian, keluhan tentang pengguna sepeda yang cenderung cuek saat bersepeda di jalan raya juga banyak dikeluhkan oleh warganet di media sosial.

Lantas bagaimana agar tetap aman bagi diri sendiri maupun pengguna jalan lainnya, seperti halnya di Jepang yang taat aturan?

Informasi selengkapnya dapat disimak di berita berikut:

Belajar dari Jepang, Simak agar Tak Jadi Pesepeda yang Menyebalkan

4. Provinsi dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak

Jumlah kasus dan korban jiwa akibat penyebaran virus corona di Indonesia belum menunjukkan adanya tanda-tanda penurunan.

Pada Selasa (23/6/2020), pemerintah Indonesia kembali mengumumkan 1.051 kasus baru virus corona.

Kasus-kasus yang muncul dilaporkan dari berbagai wilayah di Indonesia, di 34 provinsi dan 442 kabupaten/kota.

Informasi terkait provinsi-provinsi dengan jumlah kasus virus corona tertinggi dapat disimak di berita berikut:

10 Provinsi dengan Jumlah Kasus Covid-9 Tertinggi, Jatim Mulai Dekati DKI

5. Beda sakit kepala karena migrain dengan Covid-19

Penyakit Covid-19 masih menjadi momok dunia. Bahkan saat ini muncul keluhan tentang migrain di tengah pandemi Corona.

Direktur Low-Pressure Headache Program di Sekolah Icahn Kedokteran di Gunung Sinai di New York Dr Rachel Colman mengatakan, aturan pembatasan selama pandemi cukup memicu sering munculnya migrain.

Lanjutnya, orang-orang khawatir dan banyak yang mengalami migrain.

Presiden dan Direktur Pelaksana dari Diamond Headache Clinic di Chicago Dr Merle Diamond mengatakan perubahan dalam pekerjaan bisa memicu migrain, karena penderita migrain memiliki syaraf yang sangat peka dan tidak menyukai perubahan.

Melansir CNN, Selasa (23/6/2020), dia melanjutkan, orang-orang juga tidak bangun, bergerak, meregangkan badan, menghidrasi, atau tidur seperti seharusnya. Semua itu dapat menjadi pemicu yang signifikan.

Apakah sakit kepala Anda Covid-19? Informasi selengkapnya dapat disimak di berita berikut:

Kenali Gejalanya, Berikut Perbedaan Sakit Kepala karena Migrain dengan Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Batuk Gejala Covid-19 dan Batuk Biasa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Sari Hardiyanto
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi