Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Indonesia Disebut Bisa Jadi Hotspot Virus Corona Dunia...

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi petugas medis gunakan pakaian hazmat penanganan pasien Covid-19.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Saat sebagian besar negara di Asia Tenggara telah berhasil meratakan kurva tingkat infeksi virus corona, Indonesia disebut justru kewalahan dengan pertempuran melawan Covid-19.

Perhatian dunia kini tengah difokuskan pada Amerika Serikat, India, Rusia, dan Brasil yang mencatat angkat infeksi harian hingga puluhan ribu. Sedangkan Indonesia terbang di bawah radar.

Media luar negeri, Sydney Morning Herald (SMH), menilai Indonesia akan menjadi hotspot virus corona berikutnya di dunia.

Baca juga: Mengapa Kasus Covid-19 di Jatim, Sulsel, dan Kalsel Masih Tinggi? Berikut Analisisnya...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir SMH, Jumat (19/6/2020), selama 8 hari Indonesia telah mencatat lebih dari 1.000 kasus baru Covid-19.

Para ahli epidemiologi khawatir jumlah kasus di Indonesia dapat mencapai lebih dari 60.000 kasus (saat berita itu ditulis angkanya sudah mencapai 42.762 kasus).

Lalu, hal yang jauh lebih memprihatinkan adalah tingkat pengujian yang sangat rendah dan tingkat kematian yang tinggi secara proporsional.

Baca juga: Jenis Virus Corona di Indonesia Disebut Tak Masuk Kategori yang Ada di Dunia, Ini Penjelasan Eijkman

Menurut situs Worldometer, Rusia menempati peringkat ke-18 dunia dalam melakukan tes dengan jumlah 107.445 tes per 1 juta orang.

Amerika Serikat berada di urutan ke-27 dengan 80.750 tes per 1 juta orang, Brasil berada di urutan ke-108 dengan 11.302 tes per 1 juta orang, dan India berada di urutan ke-138 dengan 4.530 tes per 1 juta orang.

Sementara itu Indonesia mendekam di peringkat ke-163 dengan hanya melakukan 2.193 tes per 1 juta orang.

Pada Kamis (18/6/2020), Indonesia mencatat rekor 10.000 orang diuji per hari. Namun itu hanya terjadi pada hari itu.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Tren peningkatan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan percaya bahwa angka kematian sesungguhnya lebih tinggi daripada yang dicatatkan.

Terlepas dari tren peningkatan infeksi yang jelas terlihat, banyak negara telah melonggarkan pembatasan atau lockdown. Indonesia juga mulai membuka PSBB.

Transportasi umum, penerbangan, pusat perbelanjaan, tempat ibadah di Indonesia mulai dibuka kembali.

Baca juga: Virus Corona, Turis China dan Pariwisata Bali...

Meski pulau Bali masih mencatat kasus baru (66 kasus pada Kamis, 18 Juni), tetapi para pejabat mempertimbangkan untuk menyambut wisatawan yang kembali dari China, Korea Selatan, Jepang, dan Australia.

Kemerosotan ekonomi karena virus corona telah membuat pemerintah mengharuskan menghidupkan kembali pariwisata.

Sementara itu jumlah anak yang meninggal karena Covid-19 sangat memprihatinkan. Reuters melaporkan ada ratusan anak diyakini telah meninggal karena Covid-19.

Sementara itu secara resmi, angka kematian untuk orang di bawah 18 tahun adalah 28 orang, tapi 380 anak berstatus PDP meninggal. Artinya mereka menunjukkan gejala virus tapi belum diuji.

Dikatakan juga SMH, pemerintah Indonesia sejak awal telah menangani pandemi ini dengan buruk. Respons virus corona pemerintah Indonesia disebut sangat mengerikan.

Baca juga: Menilik Fenomena Masyarakat yang Nekat Ngemal dan Abaikan Protokol Kesehatan...

Kasus pertama Covid-19

Pada awal pandemi, Menteri Kesehatan menyatakan bahwa kekuatan doa akan melindungi negara dari virus corona.

Ditambah dengan Presiden Joko Widodo mengakui adanya informasi yang telah disembunyikan dari publik untuk menghindari bahaya.

Ada banyak penguncian yang tertunda, larangan bagi orang yang mudik, tingkat pengujian buruk, dan saat ini pelonggaran pembatasan saat jumlah kasus meningkat.

Butuh waktu hingga 2 Maret sampai Indonesia mengakui kasus pertama Covid-19 di negaranya. Meskipun banyak bukti awal menyatakan bertentangan dengan itu.

Pemerintah sekarang memiliki dua pilihan, yakni mengambil langkah-langkah yang jauh lebih kuat untuk menghentikan penyebaran penyakit, termasuk meningkatkan pengujian dan menerapkan kembali penguncian, atau terus bertabrakan dengan mengorbankan nyawa.

Baca juga: Alasan Singapura Tak Rekomendasikan Dexamethasone sebagai Obat Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Panduan Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19 untuk Sambut New Normal

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi