Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Sebut Pandemi Corona di AS Belum Sampai Puncaknya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Alexandros Michailidis
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
|
Editor: Sari Hardiyanto

 

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan pandemi virus corona belum mencapai puncaknya di Amerika Serikat.

WHO memproyeksi, infeksi virus corona secara global kemungkinan akan mencapai 10 juta orang di pekan depan.

Dilansir Channel News Asia, Kamis (25/6/2020) WHO menyebutkan, masa puncak wabah corona akan ditentukan tindakan pemerintah.

Baca juga: Saat Indonesia Disebut Bisa Jadi Hotspot Virus Corona Dunia...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa kembali ke pembatasan atau lockdown, wabah tidak dapat dihindari.

Badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini juga mengingatkan, pada tingkat kasus baru saat ini, kekurangan konsentrator atau alat yang memurnikan oksigen untuk membantu pasien yang sakit kritis, meningkat drastis.

"Pada bulan pertama wabah ini, kurang dari 10.000 kasus dilaporkan ke WHO. Pada bulan lalu, hampir empat juta kasus telah dilaporkan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca juga: Indonesia Disebut Bisa Jadi Hotspot Virus Corona Dunia, Epidemiolog: Memang Bisa

Peningkatan kasus 

Ia memperkirakan kasus positif corona secara global dapat mencapai total 10 juta kasus di minggu depan.

"Ini adalah pengingat sadar bahwa meskipun kita melanjutkan penelitian vaksin dan terapi, kita memiliki tanggung jawab mendesak untuk melakukan segala yang kita bisa dengan alat yang kita miliki sekarang untuk menekan penularan dan menyelamatkan hidup," kata dia.

Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 diketahui telah menewaskan sedikitnya 477.500 orang dan menginfeksi hampir 9,3 juta orang sejak muncul di China pada Desember tahun lalu.

Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan mengingatkan, virus corona masih akan "mengamuk" di Amerika dan meningkatkan pentingnya tindakan penguncian nasional yang baru.

"Ini sangat kuat di Amerika Tengah dan Selatan," katanya.

Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...

Sayangnya, pandemi bagi banyak negara di Amerika belum memuncak dan kemungkinan akan menghasilkan jumlah kasus yang berkelanjutan dan kematian dalam beberapa minggu mendatang.

Ahli epidemiologi Irlandia mengatakan tanpa mengisolasi dan mengarantina pasien, wabah corona akan berlanjut.

Setelah Amerika Serikat, Brasil adalah negara yang paling terpukul, dengan lebih dari 52.600 kematian dari lebih dari 1,1 juta kasus positif corona.

Baca juga: Gelar Ibadah Haji di Tengah Pandemi, Arab Saudi Terapkan 8 Protokol Kesehatan

Kritik pedas

Presiden Brasil Jair Bolsonaro mendapat kritik pedas karena membandingkan virus corona dengan "flu ringan".

Menurut WHO, pasien dengan Covid-19 yang berat dan kritis berjuang untuk mendapatkan oksigen yang cukup ke paru-paru mereka, membutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi dan dukungan untuk mencegah kegagalan organ dan kematian.

Baca juga: Ayo Disiplin, Berikut Alasan Mengapa Harus Tetap Menggunakan Masker Saat Pandemi Corona

Oksigen medis diproduksi menggunakan konsentrator yang mengekstrak dan memurnikannya dari udara.

"Banyak negara sekarang mengalami kesulitan dalam memperoleh konsentrator oksigen. Delapan puluh persen pasar dimiliki oleh hanya beberapa perusahaan, dan permintaan saat ini melebihi pasokan," kata Tedros.

WHO memperkirakan dengan laju saat ini sekitar satu juta kasus baru dalam seminggu, dunia membutuhkan sekitar 620.000 meter kubik oksigen per hari, yaitu sekitar 88.000 silinder besar.

Baca juga: Mengapa Virus Corona di Afrika Muncul Lebih Lambat dari Perkiraan?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda sakit kepala karena migrain dan Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi