Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan WHO, Risiko Infeksi Covid-19, dan Ancaman Gelombang Kedua Virus Corona...

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS PHOTO/Lucas Jackson
Anggota Garda Nasional berjaga dekat kendaraan mereka selama aksi protes di Gedung Putih, menyikapi tewasnya George Floyd, pada 6 Juni 2020.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Dunia belum benar-benar aman saat ini dari virus corona SARS-CoV-2, meski sudah banyak negara melonggarkan pembatasan atau lockdown.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan sebagian besar orang di seluruh dunia masih beresiko terkena infeksi virus corona.

Dilansir CNBC, Senin (8/6/2020), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan hampir 75 persen kasus berasal dari 10 negara. Sebagian besar dari Amerika dan Asia Selatan.

Tedros menyebutkan rekor tertinggi jumlah kasus Covid-19 dunia terjadi pada Minggu (7/6/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara itu Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO Dr. Mike Ryan mengatakan saat ini epidemi di Amerika Tengah dan Selatan adalah yang paling kompleks dari semua situasi yang dihadapi secara global.

Tedros mengungkapkan beberapa negara mulai melihat tanda-tanda perbaikan, tapi penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang masih rentan tertular Covid-19.

Baca juga: Indonesia Disebut Bisa Jadi Hotspot Virus Corona Dunia, Epidemiolog: Memang Bisa

Ancaman terbesar

Menurutnya ancaman terbesar sekarang adalah rasa puas diri ketika pertemuan massal berlanjut di berbagai negara.

"Kami terus mendesak pengawasan aktif untuk memastikan virus tidak pulih kembali, terutama karena semua jenis pertemuan mulai kembali di beberapa negara,” ujarnya dalam konferensi pers.

Para pejabat WHO mengatakan bahwa sebagian besar negara di Afrika masih mengalami peningkatan kasus Covid-19.

Baca juga: WHO Sebut Pandemi Corona di AS Belum Sampai Puncaknya

Ryan mengatakan para pejabat kesehatan memiliki waktu untuk bersiap menghadapi wabah karena kasus di Afrika belum meningkat secara eksponensial.

Tapi itu bukan berarti penyakit itu tidak bisa meledak atau meningkat secara signifikan di Afrika. Bisa saja menyebabkan kematian dan kerusakan yang signifikan.

Menurut data John Hopkins University yang dihimpun CNBC, kasus virus corona di AS perlahan-lahan meningkat sejak liburan Memorial Day.

Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...

Gelombang kedua

Beberapa pakar kesehatan dan penyakit menular telah memperingatkan bahwa pertemuan massal di AS bisa mengarah pada gelombang kedua virus corona.

WHO mengatakan, meskipun mereka mendukung gerakan global melawan rasisme tetapi mendorong pengunjuk rasa pendukung George Floyd melakukan aksinya dengan aman.

Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO Maria Van Kerkhove mengatakan penting bagi seluruh populasi tetap terlibat untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan melindungi orang yang paling rentan terhadap penyakit serius.

“Gagasan bahwa kita melibatkan seluruh populasi, mengetahui peran apa yang dimainkan masing-masing individu selama pandemi ini, adalah fundamental,” kata Kerkhove.

Baca juga: Data Pasien Covid-19 Diduga Bocor, Mengapa Hal Ini Bisa Terjadi?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pandemi Covid-19. Arti Zona Merah, Oranye, Kuning, dan Hijau

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi