Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Ahli soal Dexamethasone: Hanya untuk Pasien Covid-19 Parah

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/MAXIM ERMOLENKO
Dexamethasone (deksametason) merupakan obat pertama yang terbukti efektif mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 dengan kondisi parah.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Dalam pertempuran panjang melawan virus corona, secercah harapan muncul ketika para ilmuwan di Inggris menemukan obat yang disebut berhasil mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 yang sakit parah.

Obat tersebut bernama dexamethasone, sejenis steroid murah yang banyak tersedia di pasaran.

Meskipun obat tersebut bermanfaat bagi pasien dengan sakit parah, tetapi disebut juga berisiko bagi pasien dengan gejala ringan.

"Obat itu dapat membahayakan beberapa pasien, dan kami tidak sepenuhnya yakin pasien yang mana,” kata Dr. Samuel Brown, asisten profesor kedokteran paru dan perawatan kritis di Fakultas Kedokteran Universitas Utah di Salt Lake City.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir New York Times, dexamethasone bermanfaat bagi mereka yang telah sakit selama lebih dari seminggu. Efeknya yaitu mengurangi kematian hingga sepertiga di antara pasien yang menggunakan ventilator dan seperlima di antara pasien yang menerima oksigen tambahan.

Namun, pasien yang diberi dexamethasone tetapi tidak menerima bantuan pernapasan, sebenarnya memiliki tingkat kematian yang sedikit lebih tinggi daripada pasien serupa yang tidak diberi obat itu, meskipun perbedaannya tidak signifikan secara statistik.

Baca juga: Alasan Singapura Tak Rekomendasikan Dexamethasone sebagai Obat Covid-19

Menurut Dr. Martin J. Landray, seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Universitas Oxford, obat tersebut mungkin memiliki efek berbeda pada berbagai tahap penyakit.

Pada pasien yang sakit parah, sistem kekebalan tubuh memicu apa yang disebut sebagai badai sitokin yang dapat merusak tubuh, termasuk paru-paru.

"Ini hampir seperti penyakit dengan dua fase. Fase di mana virus mendominasi, dan fase imunologis, di mana kerusakan lebih banyak disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh," kata Dr. Landray.

Meredam respon imun

Dokter mengkhawatirkan penggunaan steroid seperti dexamethasone untuk melawan Covid-19, karena steroid adalah obat anti-inflamasi yang meredam respon imun pelindung tubuh.

Menurut Dr. Landray, pada pasien yang sakit ringan, hal tersebut mungkin mendatangkan lebih banyak bahaya daripada manfaat.

"Pada fase awal penyakit, sistem kekebalan adalah teman Anda. Sistem itu melawan virus, dan mengurangi respon sistem kekebalan bukanlah ide yang bagus," kata Dr. Landray.

"Pada fase selanjutnya, sistem kekebalan tubuh tidak lagi menjadi teman Anda, ia bertanggung jawab atas kegagalan paru-paru, dan meredamnya dengan steroid membantu memperbaiki kondisi medis dan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup," kata Dr. Landray.

Para ahli lain setuju dengan hal ini, seraya mengatakan bahwa penelitian menunjukkan dexamethasone tidak dapat digunakan untuk mengobati penyakit ringan, atau sebagai pencegahan Covid-19.

“Mungkin berbahaya untuk menggunakan dexamethasone sebagai obat untuk pasien rawat jalan Covid-19,” kata Dr. Brown.

Baca juga: BPOM Tegaskan Dexamethasone Obat Keras, Harus dengan Resep Dokter

Peringatan Badan POM

Seperti pemberitaan Kompas.com yang mengutip situs resmi Badan POM, Jumat (19/6/2020), Badan POM menuliskan beberapa klarifikasi terkait penggunaan dexamethasone pada pasien Covid-19.

1. Saat ini belum terdapat obat yang spesifik untuk Covid-19, walaupun beberapa obat telah dipergunakan untuk penanganan Covid-19 sebagai obat uji.

2. Hasil penelitian Universitas Oxford terkait penggunaan Deksametason menunjukkan penurunan kematian hanya pada kasus pasien Covid-19 yang berat yang menggunakan ventilator (alat bantu pernapasan) atau memerlukan bantuan oksigen. Obat ini tidak bermanfaat untuk kasus Covid-19 ringan dan sedang atau yang tidak dirawat di rumah sakit.

3. Deksametason adalah golongan steroid merupakan obat keras yang terdaftar di Badan POM RI dimana pembeliannya harus dengan resep dokter dan penggunaannya dibawah pengawasan dokter. Deksametason tidak dapat digunakan untuk pencegahan Covid-19.

4. Deksametason yang digunakan tanpa indikasi medis dan tanpa resep dokter yang digunakan dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan efek samping menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan tekanan darah, diabetes, moon face dan masking effect serta efek samping lainnya yang berbahaya.

5. Badan POM RI terus memantau dan menindaklanjuti hasil lebih lanjut terkait penelitian ini serta informasi terkait penggunan obat untuk penanganan Covid-19 dengan melakukan komunikasi dengan profesi kesehatan terkait seperti WHO dan Badan Otoritas Obat negara lain.

6. Badan POM RI meminta kepada masyarakat agar tidak membeli obat deksametason dan steroid lainnya secara bebas tanpa resep dokter termasuk membeli melalui platform online. Untuk penjualan obat deksametason dan steroid lainnya, termasuk melalui online tanpa ada resep dokter dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. Apabila masyarakat memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Contact Center HALO BPOM 1-500-533 (pulsa lokal), SMS 0812-1-9999-533, WhatsApp 0811-9181-533, e-mail halobpom@pom.go.id, Twitter @BPOM_RI, atau Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Dexamethasone

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi