Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Benang Layang-layang Melintang di Tengah Jalan, Bagaimana Cara Main yang Aman?

Baca di App
Lihat Foto
FACEBOOK
Tangkapan layar video seorang wanita tengah menggulung senar layangan yang melintang di tengah jalan.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan seorang wanita tampak menggulung senar layangan yang melintang di tengah jalan, viral di media sosial Facebook.

Unggahan video terebut dibagikan oleh pemilik akun Facebook Maya Wijayanti pada grup Facebook Info Cegatan Solo dan Sekitarnya pada Rabu (24/6/2020).

Hingga berita ini diturunkan, unggahan video tersebut telah disukai lebih dari 3.500 kali dan menuai 1.100 komentar lebih dari warganet.

Dalam unggahan videonya tersebut, Maya Wijayanti menuliskan narasi sebagai berikut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kmarin dibarat lampu merah gembongan kartasura .sy ndk sedang main layangan tp sy sedang menggulung senar yg melintang dijln...senar lumayan pnjng bahaya klu kena orang.sekedar info biar pd hati2 dijln lurrr intine itu aja...," tulis Maya Wijayanti.

Video tersebut juga diunggah pemilik akun twitter @Spid3r_Silv3r:

Selain video tersebut, ada juga sejumlah unggahan video yang memperlihatkan benang layang-layang yang membahayakan pengguna jalan. 

Seperti yang terjadi di DIY dan Bali. Bahkan beberapa korban mengalami kecelakaan akibat benang layang-layang yang melintang di tengah jalan. 

Baca juga: Bahaya Benang Layang-Layang Bagi Pengendara Motor

Bagaimana cara bermain layang-layang yang benar?

Menjawab pertanyaan tersebut, Kompas.com menghubungi Ketua Perkumpulan Pegiat Layang-Layang Nusantara Raden Setyo Aji.

Setyo memaparkan, terdapat beberapa cara dalam bermain layang-layang agar tidak membahayakan bagi diri sendiri dan orang lain.

Berikut tips dari Setyo:

"Nah, itu saya rasa kalau sudah melakukan hal-hal tadi, mudah-mudahan tidak ada yang terluka atau menjadi korban terkena senar layangan," kata Setyo saat dihubungi, Sabtu (27/6/2020).

Bermain layangan adalah budaya

Memainkan layang-layang, menurut Setyo sudah ada sejak zaman nenek moyang saat dahulu kala.

Selain itu, pihaknya juga sudah sejak lama memikirkan tentang standar keamanan mengenai bermain layang-layang.

"Kita peduli karena kita pegiat layangan, walaupun kita berbeda jenis layang-layangnya, yang dipermasalahkan itu kan layangan aduan yang menggunakan benang jenis gelasan," papar Setyo.

Sementara itu, perkumpulannya lebih sering memainkan layang-layang berjenis hias yang bersifat untuk dinikmati.

Walaupun begitu, lanjut Setyo, keduanya sama-sama bernama layangan.

"Nah, sedangkan kita ini penikmat layang-layang hias yang sifatnya enjoy, tetapi jenisnya beda, keduanya tetap sama-sama layangan," kata Setyo.

Baca juga: Tips untuk Pengguna Motor Agar Aman dari Jeratan Benang Layang-Layang

Kemudian, organisasinya sejak tahun 2.000-an telah berupaya mensosialisasikan cara bermain layang-layang yang benar.

"Lalu tahun 2018, kita dirangkul oleh federasi aero sport indonesia (FASI), jadi kita layang-layang hias ini dirangkul menjadi bagian dari FASI," papar dia.

Belum ada imbauan dari instansi

Lebih lanjut, Setyo menjelaskan bahwa hingga saat ini imbauan dari instansi mengenai bermain layang-layang yang aman masih belum ada.

Oleh karenanya, apabila hanya dilakukan oleh semacam komunitasnya saja, maka hal tersebut tak akan maksimal.

"Di samping itu, kita hanya komunitas yang sebatas peduli karena berdiri sendiri tidak akan maksimal kalau tidak di backup oleh instansi atau dinas-dinas terkait untuk mengkampanyekan dan itu harus seluruh Indonesia," kata Setyo.

Ia mencontohkan dengan apa yang dilakukan di negara India.

Di India, katanya, pemerintahnya secara totalitas mensupport dan mensosialisasikan mengenai cara bermain layang-layang yang benar.

"Contohnya di India, di sana pemerintah secara totalitas mensupport dan mensosialisasikan agar bermain layang-layang untuk memilih yang hias saja, selain itu di India juga diberikan lapangan yang luas," terangnya.

Baca juga: Benang Layangan Pembawa Maut

 
 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi