Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transformasi Tiket Kereta Api Sejak Jaman Belanda, dari Kertas Tebal ke Digital

Baca di App
Lihat Foto
Nicholas Ryan Aditya
Fasilitas check in counter yang ada di Stasiun Pasar Senen, penumpang bisa menggunakan fasilitas ini untuk mencetak tiket kereta api secara mandiri, Jumat (22/11/2019).
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Salah satu moda transportasi yang paling disukai masyarakat Indonesia, khususnya yang ada di Pulau Jawa adalah kereta api.

Keberadaannya sudah ada sejak jaman penjajahan, mulai dari difungsikan untuk mengangkut hasil pertanian hingga dioperasikan untuk keperluan komersil.

Sejak pertama kali dioperasikan dan melayani masyarakat, Kereta Api Indonesia telah memberlakukan tiket sebagai tanda seseorang berhak menaiki kereta api.

Bentuk tiket ini sejak awal hingga kini hadir dalam bentuk dan komposisi yang terus berubah  seiring perkembangan waktu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dan berikut ini jenis-jenis tiket yang diberlakukan untuk kereta api di Indonesia berdasarkan penjelasan PT KAI melalui akun Twitter @kai_121.

Baca juga: Tarif Tiket Kereta Jarak Jauh Naik hingga 40 Persen, Ini Penjelasan KAI

Tiket Edmondson

Tiket Edmondson pertama kali diperkenalkan pada 1840 di Inggris dan ditemukan oleh Thomas Edmondson.

Jenis tiket ini yang pertama digunakan Indonesia pada era Hindia-Belanda oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatshappij (NIS) pada 1897 untuk rute Semarang-Solo-Yogyakarta.

Tiket ini terbuat dari kertas karton berukuran 6x3 cm dan menggantikan keberadaan tiket sebelumnya yang ditulis menggunakan tangan.

Penggunaan tiket Edmonson masih tetap dipertahankan meskipun perusahaan perkeretaapian telah diambil alih oleh Republik Indonesia dari pihak NIS.

Ragam informasi yang tertera dalam tiket ini adalah jenis kereta, asal dan tujuan, harga tiket, keterangan asuransi, dan kode tiket.

Tiket jenis  ini terakhir kali digunakan pada 2009, sebelum akhirnya berganti ke tiket jenis baru.

Baca juga: Calon Penumpang Harus Punya SIKM untuk Beli Tiket Kereta Api dari dan Menuju Gambir

Tiket KA 2009-2016

Selama 7 tahun ini, tiket kereta api berupa selembar kertas yang berukuran lebih besar yakni 20x7 cm, namun tidak terbuat dari kertas karton yang cenderung tebal.

Dicetak menggunakan printer dot matrix, tiket ini mengalami beberapa kali perubahan. Awalnya tidak tertera nama penumpang di dalam informasi yang tercetak lalu menjadi ada.

Kemudian penambahan logo hologram di sisi kanan tiket, dan terakhir, dicantumkan detail informasi penumpang hingga kode QR untuk meningkatkan keamanan tiket dari potensi pemalsuan.

Masih di masa yang sama, PT KAI juga memperkenalkan mesin Cetak Tiket Mandiri yang memungkinkan penumpang membeli tiket di luar PT KAI, tapi juga di mitra-mitra yang bekerja sama.

Lalu, penumpang bisa mencetak sendiri tiketnya dengan cara memasukkan kode pemesanan atau kode pembayaran.

Sebelum masuk ke peron, penumpang diminta untuk menunjukkan kartu identitas untuk diverifikasi dengan identitas yang tertera di tiket. Jika sudah, maka tiket akan diberi cap atau stampel 'Telah Diperiksa' oleh petugas.

Baca juga: Tarif Tiket Kereta Api Jarak Jauh Bakal Naik?

Tiket Boarding Pass

Kembali berubah di tahun 2016, tiket kereta api kini bernama Boarding Pass dan kertas yang digunakan pun semakin tipis dengan dominasi warna putih dan oranye.

Keunggulan dari tiket ini adalah waktu di Check In Counter yang lebih cepat, sehingga bisa mengurangi antrean cetak tiket yang ada.

Dicetak menggunakan printer thermal, tiket ini memuat data penumpang beserta kereta api yang digunakan.

Bentuk kode QR berubah dari semula kotak menjadi memanjang. Kode ini lah yang nantinya akan digunakan untuk memverifikasi tiket oleh petugas.

Baca juga: Gara-gara Corona, KAI Berencana Naikkan Tiket Kereta Api Jarak Jauh

Tiket Digital

Era tiket terakhir atau yang saat ini digunakan adalah tiket digital atau e-boarding pass yang sudah memafaatkan teknologi terbarukan.

Tiket ini sudah digunakan sejak tahun 2017. Boarding Pass ini akan diterbitkan melalui aplikasi KAI Access 2 jam sebelum jadwal keberangkatan kereta yang dipesan.

Setelah E-Boarding Pass terbit, penumpang dapat memindai kode QR yang ada dan menunjukkan kartu identitas kepada petugas di stasiun keberangkatan.

Jika sudah memiliki e-Boarding Pass, maka penumpang tidak perlu melakukan pencetakan tiket saat tiba di stasiun.

Jadi, tiket jenis ini jauh lebih efisien secara waktu juga material kertas sebagai dasar pencetakan tiket. Meskipun demikian, di era Tiket Digital ini tiket Boarding Pass masih ada dan masih bisa dipergunakan.

Baca juga: Protokol Kesehatan bagi Operator dan Penumpang Kereta Api Antar Kota

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi