Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Amankah Naik Pesawat Saat Pandemi? | Dua Kandidat Vaksin Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi disinfeksi di pesawat pada masa pandemi virus corona

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus penumpang pesawat diketahui positif Covid-19 kembali terjadi.

Terbaru, seorang penumpang pesawat Garuda Indonesia rute Jakarta-Sorong positif Covid-19. Hal itu diketahui dari dokumen hasil tes swab yang dibawanya.

Belum diketahui bagaimana ia bisa lolos terbang berbekal dokumen positif Covid-19.

Sebelumnya, kasus yang sama terjadi saat dua penumpang yang mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, Padang, Sumatera Barat, juga positif infeksi virus corona.

Dengan adanya kasus-kasus seperti ini, amankah bepergian naik pesawat? Berita mengenai hal ini menjadi salah satu berita yang paling banyak dibaca di laman Tren pada Minggu (28/6/2020) hingga Senin (29/6/2020) pagi ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selengkapnya, berikut beberapa berita populer Tren:

1. Ada penumpang positif Covid-19, amankah naik pesawat?

Meski sudah disyaratkan membawa hasil negatif berdasarkan rapid test 
dan swab test, namun masih ditemukan penumpang yang positif Covid-19 bisa naik pesawat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terjadinya penularan pada penumpang yang lain.

Amankah naik pesawat saat pandemi virus corona seperti saat ini?

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Emory University, Atlanta, melakukan permodelan bagaimana penumpang dan kru bergerak saat pesawat terbang serta bagaimana pengaruhnya pada transmisi penyakit menular.

Dari permodelan itu, para peneliti menyimpulkan bahwa penyakit infeksi pernapasan yang menyebar oleh tetesan (aerosol) tidak mungkin ditularkan secara langsung lebih dari satu meter dari penumpang yang terinfeksi.

Dengan catatan, ada jarak aman antar penumpang dan masing-masing mengenakan masker sebagai langkah pencegahan penularan.

Selengkapnya mengenai hal ini bisa dibaca di sini:

Kasus Penumpang Positif Covid-19, Seberapa Aman Naik Pesawat Saat Pandemi?

2. Dua kandidat vaksin virus corona versi WHO

Di antara ratusan kandidat, calon vaksin yang dikembangkan AstraZeneca merupakan vaksin yang dinilai paling maju dalam hal pengembangan.

Selain itu, Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan, kandidat vaksin corona yang dikembangkan Moderna juga tidak jauh di belakang Astrazeneca.

Seperti apa perkembangan dua vaksin ini? Baca lebih jauh dalam berita ini:

Dua Kandidat Vaksin Corona Terdepan Versi WHO, Apa Saja?

3. Empat faktor yang tingkatkan risiko penularan virus corona

Melansir Straits Times, 24 Juni 2020, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan virus corona.

Empat faktor itu adalah ruang tertutup, tempat ramai, kontak dekat, dan durasi kontak.

Baca selengkapnya di sini:

Simak, 4 Faktor Ini Tingkatkan Risiko Penularan Virus Corona

4. 55 Tahun Harian Kompas

Pada 28 Juni 2020, Harian Kompas memasuki usia 55 tahun. Perjalanan panjang telah dilalui.

Banyak tantangan yang harus dihadapi hingga akhirnya Harian Kompas dapat menjadi media informasi yang terus dipercaya oleh masyarakat.

Bagaimana sejarah perjalanan Kompas? Baca selengkapnya pada berita berikut ini:

55 Tahun Harian Kompas, Berikut Sejarah dan Asal-usul Nama Kompas

5. Penjelasan sosiolog soal siswi yang tersengat listrik saat main TikTok

Ada siswi yang tewas tersengat listrik saat membuat konten untuk media sosial. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Guru Besar Sosiologi dari Universitas Airlangga (Unair), Bagong Suyanto mengungkapkan, mereka kurang memperhatikan keselamatan karena mencari jalan pintas untuk populer. 

Menurut dia, mereka melakukan hal tersebut karena tidak menyadari risiko yang akan dialaminya.

Baca selengkapnya di sini:

Siswi Meninggal Tersengat Listrik Saat Main TikTok, Ini Penjelasan Sosiolog

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tiga Gejala Baru Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi