Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswi UI Menang Kompetisi MIT Covid-19 Challenge

Baca di App
Lihat Foto
Dok. UI
Mahasiswi UI, Adriana, masuk dalam jajaran pemenang Covid-19 challenge yang diadakan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Adriana Viola Miranda, menjadi pemenang kompetisi internasional yang diselenggarakan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat.

Kompetisi itu bernama MIT Covid-19 Challenge: Latin America vs Covid-19 yang berlangsung pada 20-22 Juni 2020.

MIT Covid-19 Challenge diselenggarakan dengan tujuan memfasilitasi masyarakat ikut andil dalam menangani pandemi Covid-19 dan konsekuensinya di bidang sosial ekonomi.

Kegiatan ini didukung  lebih dari 70 mitra, termasuk UNESCO dan European Institute of Innovation & Technology (EIT) Health, sebuah badan resmi Uni Eropa.

Adriana Viola Miranda merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran UI semester 8.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia mengungkapkan, dalam kompetisi ini, ia menjadi juara kategori “Track B. New Ways to Deliver Care in a COVID-19 World” .

Keberhasilan ini diraihnya setelah sebelumnya gagal beberapa kali.

“MIT Covid-19 Challenge: Latin America vs Covid-19 merupakan hackathon ke-10 saya,” kata Adriana saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/6/2020).

Di ajang hackathon sebelumnya, MIT Covid-19 Challenge pertama, Adriana hanya sampai pada tahap peserta.

Beat The Pandemic yang kedua pun diikutinya, tetapi kembali gagal menjadi pemenang.  

Adapun 7 hackathon lain yang ia ikuti juga hanya berakhir sebagai peserta di antaranya adalah yang diselenggarakan oleh Stanford University.

“Karena saya ingin belajar untuk dapat merumuskan ide dan solusi dengan baik,” ujar Adriana.

“Dari dulu, saya selalu tertarik dengan dunia social entrepreneurship, sehingga saya melihat peluang untuk memulai langkah saya di bidang tersebut dari acara ini,” lanjut dia.

Satu tim dengan anggota dari berbagai negara

Dalam kompetisi ini, Adriana bergabung bersama tim yang terdiri dari 7 orang yang berasal dari berbagai negara dan profesi.

Ia menjadi satu-satunya orang yang berstatus sebagai mahasiswa dalam tim tersebut.

Anggota tim lainnya berasal dari Chili, Brasil, Argentina, Sri Lanka, dan Amerika Serikat.

Anggota tim ini pun memiliki latar belakang profesi yang beragam mulai dari dokter, pakar kesehatan masyarakat, hingga ahli bioteknologi. 

“Pada tim saya, saya berperan untuk mengembangkan ide yang sesuai dari sisi medis, mengingat posisi saya sebagai mahasiswa kedokteran,” kata dia.

Adriana dan timnya menawarkan solusi berupa pelayanan kesehatan dengan sistem telemedicine berbasis WhatsApp atau SMS bagi yang tidak memiliki akses ke internet.

Tujuannya, memberikan pelayanan kesehatan yang memadai bagi populasi rentan dengan kondisi kronis.  

“Dengan menggunakan machine learning, AMIGO berharap sistem ini mampu menjadi teman bagi para pasien dengan mengirimkan pesan-pesan untuk memantau gejala, konsumsi obat, serta membantu penjadwalan konsultasi ke rumah sakit. Ke depannya, AMIGO akan dikembangkan untuk dapat mentriase kebutuhan pasien berdasarkan gejalanya. Saat ini, tim AMIGO sedang dalam proses bekerja sama untuk pilot study dengan sebuah rumah sakit di Chili. Harapan saya solusi yang dibawakan AMIGO ke depannya dapat diimplementasikan juga di Indonesia," kata Adriana. 

Kompetisi yang dilakukan secara online ini sistemnya berupa hackathon, yaitu kompetisi brainstorming dan pengembangan solusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan waktu yang terbatas.

Pelaksanaan hackathon di kompetisi MIT ini dilakukan selama 48 jam.

“Mula-mula, setiap orang yang memiliki ide atau masalah yang ingin diselesaikan diminta untuk melakukan pitching/presentasi dalam 1 menit. Kemudian, setiap peserta dapat menghubungi satu sama lain untuk membentuk tim pada 14 jam pertama,” cerita Adriana.

Selanjutnya, selama sekitar 30 jam sisanya, setiap tim akan mengembangkan ide solusi masing-masing ke dalam bentuk pitch deck/PPT, serta prototipe produk.

Pada tahap ini, para peserta didampingi mentor dari akademisi developer, dan bisnis.

Hasil akhir kemudian dipresentasikan selama 3 menit, diikuti sesi tanya-jawab selama 2 menit. Selanjutnya, dipilih 3 tim dengan kategori winner yang dinilai sebagai project terbaik.

Adriana beserta timnya masuk dalam kategori tersebut.

Adapun penilaian didasarkan pada pengaruh project untuk masyarakat, sejauh mana proyek itu memberikan solusi, kejelasan rencana dan potensi implementasi, serta efektivitas presentasi saat pitching.

Sebagai juara, hadiah yang didapat berupa uang tunai serta kredit Amazon Web Services (AWS) Cloud.

Andriana dan tim selanjutnya akan mengembangkan proyek mereka menjadi startup.

“Untuk saat ini kami sedang dalam proses untuk pilot project dengan sebuah rumah sakit di Chile. Kami akan terus mengembangkan juga prototipenya dengan menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dengan penyakit kronis (berdasarkan hasil studi pilotnya), sebelum full scale launch,” ujar dia.

Dengan mengikuti kompetisi internasional ini, Andriana sadar bahwa meski masih berstatus mahasiswa, ia bisa memberikan kontribusi. 

“Jadi sebenarnya asal mau mencoba dan berkolaborasi, siswa Indonesia tidak perlu takut untuk bersaing di stage dunia,” kata Adriana.

Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengaku bangga dan mengapresiasi prestasi yang diraih oleh mahasiswanya.

“Saya merasa bangga atas kepedulian mahasiswa untuk mencari solusi mengatasi masalah Covid-19. Peran serta Adriana pada kompetisi internasional lintas bangsa ini menunjukkan bahwa anak muda Indonesia yang diwakili oleh Adriana bisa berkolaborasi dengan rekan-rekannya dari negara lain untuk menghasilkan sesuatu. Apalagi yang melaksanakan kompetisi ini adalah Massachussetts Institute of Technology (MIT), suatu lembaga pendidikan ternama di USA yang peduli dalam mengatasi Covid-19, bukan saja di USA tapi seluruh dunia,” ujar Ari, dalam keterangan tertulis, Minggu (28/6/2020).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi