Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Sekali, Berikut Kilas Balik Reshuffle Kabinet Jokowi Periode 2014-2019

Baca di App
Lihat Foto
Agus Suparto/Fotografer Kepresidenan
Presiden Joko Widodo pada Kamis (25/6/2020) pagi, bertolak menuju Jawa Timur. Ini adalah pertama kalinya Jokowi melakukan kunjungan kerja di masa new normal atau tatanan baru pandemi virus corona Covid-19.
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Perbincangan mengenai reshuffle kabinet mulai mencuat dalam beberapa waktu terakhir.

Wacana itu muncul usai Presiden Joko Widodo meluapkan kekesalannya karena banyak Menteri yang menganggap pandemi bukan sebagai krisis.

"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan, untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara," kata Jokowi.

"Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini, (jika) Bapak Ibu tidak merasakan itu, sudah," sambung dia. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di bawah pemerintahannya, Jokowi tercatat beberapa kali telah melakukan bongkar pasang kabinet dengan berbagai alasan. Berikut daftarnya:

Baca juga: Presiden Jokowi Dinilai Tak Sepatutnya Tunjukkan Kemarahan ke Bawahan

Reshuffle I Agustus 2015

Belum genap satu tahun menjabat sebagai Kepala Negara, Jokowi pada 12 Agustus 2015 mengganti sejumlah nama Menterinya.

Ada 4 posisi menteri yang dirombak oleh Jokowi dengan memasukkan sejumlah nama baru:

Sebelum menjadi Menko Polhukam, Luhut menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Jabatan ini kemudian diisi oleh Teten Masduki.

Selain itu, Jokowi juga mencopot Rachmat Gobel dari posisi Menteri Perdagangan dan menggantikannya dengan Thomas Lembong.

Presiden mengangkat Pramono Anung sebagai Sekretaris Kabinet menggantikan Andi Widjajanto.

Baca juga: Di Depan Jokowi, Ganjar Ungkap Klaster Penularan Paling Menonjol di Jateng

Reshuffle II Juli 2016

Setahun kemudian, Jokowi kembali merombak kabinetnya. Tak tanggung-tanggung, perombakan ini kali dilakukan pada 13 Menteri:

Baca juga: Jokowi Minta Investor yang Hengkang dari China Dipermudah di Indonesia

Reshuffle III Januari 2018

Pada 17 Januari 2018, Jokowi kembali melakukan reshuflle kabinet ketiga. 

Kali ini hanya satu Kementerian yang mengalami perubahan ditambah dengan beberapa lembaga pemerintahan.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengundurkan diri karena mengikuti Pilkada Jawa Timur. Posisinya digantikan oleh Sekjen Partai Golkar Idrus Marham.

Posisi Teten Masduki sebagai Kepala Staf Kepresidenan digantikan oleh Moeldoko. Teten ditugaskan sebagai Koordinator Staf Khusus Presiden.

Reshuffle IV Agustus 2018

Tak berselang lama dari reshuffle ketiga, Jokowi kembali melakukan reshuffle jilid empat pada sejumlah Kementerian. 

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur, digantikan oleh Syafruddin yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kepala Polri.

Penggantian tersebut didasarkan atas partai asal Asman, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) yang memutuskan berada di luar pemerintahan.

Selain itu, PAN juga diketahui memilih dukungannya kepada pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uni, lawan Jokowi pada Pilpres 2019. Tak berselang lama, Jokowi kembali melantik Menteri baru, yaitu Agus Gumiwang Kartasasmita.

Agus mengantikan posisi Idrus Marham sebagai Menteri Sosial yang mengundurkan diri karena terjerat kasus korupsi PLTU Riau.

Baca juga: Jokowi Diskon Harga Lahan agar Investor Asing Datang Ramai-ramai

Sumber: (Kompas.com/ Rakhmat Nur Hakim, Luthfia Ayu Azanella, Ihsanuddin, Fabian Januarius Kuwado | Editor: Dian Maharani/Inggried Dwi Wedhaswary/Sandro Gatra)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi