Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Diboikot Perusahaan Besar, Berapa Nilai Bisnis Iklan Facebook?

Baca di App
Lihat Foto
cnet.com
Facebook User
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, daftar brand yang menangguhkan pemasangan iklan di Facebook terus bertambah.

Penangguhan ini dilakukan sebagai bentuk protes atas apa yang mereka sebut sebagai kegagalan untuk menghentikan penyebaran kebencian.

Pada hari Senin (29/6/2020), merek-merek seperti Adidas, HP, dan Ford mencatatkan namanya dalam daftar yang sebelumnya telah terisi perusahaan seperti Unilever, The North Face, Coca Cola, Honda, dan banyak lagi lainnya.

Namun, seberapa besar sebenarnya bisnis iklan yang dihasilkan oleh Facebook?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis iklan di Facebook

Melansir CNN, 1 Juli 2020, Facebook menghasilkan 67,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 973,19 triliun dari iklan pada tahun 2019, yaitu lebih dari 98 persen penghasilan total dalam tahun tersebut.

Pada awal tahun ini, ada 8 juta pengiklan di Facebook.

Dari para pengiklan ini, 100 merek dengan pengeluaran tertinggi menyumbang 4,2 miliar dollar dalam iklan Facebook tahun lalu, atau hanya sekitar 6 persen dari pendapatan iklan platform tersebut.

"Facebook memiliki pengiklan dalam jumlah besar. Namun, mereka jelas sangat bergantung pada para pengiklan bisnis kecil," kata seorang analis di eMarketer, Nicole Perin.

Bahkan saat Facebook menghadapi boikot iklan terbesar dalam sejarahnya, banyaknya pengiklan lain di platform dapat melindungi perusahaan dari kerugian finansial yang terlalu banyak.

Pertanyaan lain pun muncul, apakah merek-merek ini, baik bisnis besar maupun kecil, mampu melakukan boikot dari "platform kuat" tersebut dalam waktu yang lama atau tidak.

Baca juga: Terus Bertambah, Berikut Daftar Perusahaan yang Boikot Facebook

Hubungan dengan pengiklan

Meskipun menempatkan banyak investasi dalam artificial intelligence dan produk realitas virtual, Facebook tetap menjalankan bisnis periklanan sebagai salah satu inti.

Penghasilan yang diperoleh dari iklan-iklan terus tumbuh bersamaan dengan pengguna dan jangkauannya.

Pada tahun 2009, penghasilan iklan perusahaan untuk sepanjang tahun mencapai sekitar 761 juta dollar AS.

Saat itu, platform ini memiliki 350 juta pengguna bulanan. Sementara, saat ini, pengiklan dapat mengakses hingga 2,6 miliar pengguna bulanan dan 1 miliar lainnya di Instagram.

Facebook pun kemudian menjadi satu dari dua platform terbesar bersama Google untuk iklan digital.

Kedua perusahaan tersebut menyumbang lebih dari setengah dari semua pengeluaran iklan digital.

Namun, Facebook diketahui memiliki hubungan yang cukup "tegang" dengan industri periklanan.

Salah satu kontroversi terbesar muncul pada tahun 2016, dimana perusahaan mengaku salah menghitung beberapa metriks iklan, termasuk view video dan jangkauan organik dari laman bisnis.

Kemudian, pada tahun 2018, para pengiklan meminta Facebook untuk menangani masalah privasi data setelah adanya skandal Cambridge Analytica.

Baca juga: Di Tengah Aksi Boikot Perusahaan Besar, Facebook Umumkan Kebijakan Baru

Tidak dapat ditinggalkan sepenuhnya

Sejumlah merek besar menyebut bahwa pihaknya memiliki anggaran besar dan dapat menggunakannya untuk memasang iklan di platform lain.

Beberapa dilaporkan mempertimbangkan untuk beralih ke Google, Amazon, hingga TikTok dan Snapchat.

Namun, tidak demikian dengan jutaan usaha kecil yang memiliki anggaran terbatas.

"Sepertinya, bisnis dan merek kecil cenderung tidak akan turut dalam aksi boikot. Sebab, mereka sangat bergantung pada Facebook untuk menjangkau pelanggannya," kata Perrin.

Sementara itu, untuk merek-merek yang telah melakukan boikot, Perrin menyebut, tidak akan bertahan lama.

Banyak pula merek yang menyatakan akan menangguhkan iklan selama bulan Juli. 

Menurut Perrin, banyak perusahaan yang kemungkinan juga terpaksa mengurangi iklan karena pandemi virus corona.

"Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa ini terjadi di tengah pandemi dan para brand memang telah memotong anggaran iklan di semua saluran, termasuk di Facebook," ujar dia.

Baca juga: Facebook Diboikot, Mark Zuckerberg Kehilangan Rp 103 Triliun

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi