Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aplikasi TikTok asal China Kini Banyak Digemari Orang Barat, Mengapa?

Baca di App
Lihat Foto
reuters.com
ilustrasi TikTok
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Aplikasi video TikTok yang berasal dari China terbilang menjadi salah satu media sosial yang paling cepat berkembang di negara-negara barat terutama di saat pandemi Covid-19 ini.

Sebab dalam keadaan pandemi saat ini, banyak orang yang harus melakukan karantina di rumahnya masing-masing. Mereka dan tidak lagi bebas untuk bepergian keluar.

Sehingga mereka mencari kegiatan untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan yang tentu saja mudah datang.

Alhasil, jumlah orang yang mengunduh aplikasi ini meningkat tajam. Tercatat, TikTok telah diunduh lebih dari dua miliar kali pada akhir April kemarin. Sekitar 40 persen penggunanya ada di rentang usia 16-24 tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tiktok Diblokir di India, Bagaimana Nasib Kreatornya?

Namun ternyata tidak hanya kalangan usia muda yang tertarik dengan TikTok. Kalangan usia di atas kategori milenial juga lama-kelamaan banyak yang tertarik dan penasaran dengan fitur-fitur unik yang bisa dimainkan.

Akhirnya mereka pun turut mengunduh aplikasi ini dan memainkannya dari ponsel mereka masing-masing.

"Selama pandemi Anda bisa melihat TikTok mendapat lebih banyak penerimaan dari berbagai generasi," kata pendiri Uplab, Fabian Ouwehand, dikutip dari SCMP, Rabu (1/7/2020).

Berkembang cepat

Meski awalnya dikenal sebagai platform untuk membuat konten hiburan, mulai dari video lucu, lipsync, menari, dan sebagainya, namun hari ini TikTok sudah digunakan untuk konten yang lebih luas.

Ouwehand mengatakan pandemi ini memang mempercepat perkembangan konten pada TikTok.

"Jika Anda melihat konten TikTok tahun lalu itu banyak berisi konten komedi, menari, tetapi jika dilihat sekarang sudah banyak kategori yang berbeda. Sekarang Anda melihat lebih banyak orang membuat konten kecantikan, pengetahuan, atau konten pendidikan," jelas Ouwehand.

Salah satunya ketika TikTok digunakan untuk mengajak orang-orang yang sudah membeli tiket acara yang dihadiri oleh Presiden AS Donald Trump di Oklahoma untuk membatalkannya.

Kampanye itu berhasil, Trump pun dibuat malu akibat rendahnya partisipasi publik dalam acara yang dihadirinya.

TikTok dan Instagram

Di AS, aplikasi TikTok sempat menjadi kontroversi setelah anggota parlemen negara tersebut mengkhawatirkan terkait keamanannya.

Namun, kekhawatiran itu berhasil pudar setelah mantan petinggi Disney, Kevin Mayer, ditunjuk sebagai CEO TikTok baru-baru ini.

Kini, TikTok menjadi digemari karena dianggap memiliki perbedaan yang signifikan dengan Instagram, salah satu media sosial pesaingnya yang juga banyak digunakan oleh masyarakat dunia, termasuk di Amerika dan Eropa.

Disebutkan, TikTok menjadi lebih digemari daripada Instagram karena pada konten TikTok, seseorang tampil dengan gayanya yang lebih apa adanya, banyak juga tantangan yang mengharuskan penggunanya bergerak secara fisik.

Sementara Instagram cenderung lekat dengan citra konten yang sudah banyak mendapat pulasan atau editan digital, sehingga tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.

“Pandemi ini memaksa perubahan, Gen Z menginginkan keaslian dan konten terkait dengan keseharian mereka di saat pandemi ini,” kata Alessandro Bogliari, pendiri dan CEO The Influencer Marketing Factory.

Baca juga: Diblokir India karena Dituduh Sebar Data Pengguna ke China, TikTok Buka Suara

Menjadi diri sendiri

TikTok juga dilihat sebagai suatu platform yang menjadi wadah bagi banyak orang untuk menampilkan diri mereka yang sebenar-benarnya dan terdiri dari komunitas yang keberadaannya nyata.

Nilai-nilai inilah yang membuat TikTok sangat diterima oleh masyarakat barat.

Sementara itu, Ouwehand mengatakan kondisi pasar Amerika memiliki perbedaan dengan Cina, negara asal aplikasi ini.

Jika di China media sosial banyak digunakan untuk kepentingan perdagangan, di Amerika media sosial benar-benar dikonsumsi sebagai bentuk hiburan.

TikTok dikenal karena berbagai fitur untuk membuat berbagai video lucu juga melakukan gerakan tertentu yang disinkronkan dengan musik.

Aplikasi ini milik ByteDance, sebuah perusahan teknologi swasta di Beijing, China. Sudah banyak diunduh di seluruh dunia, kini TikTok sudah dihargai 100 miliar dollar AS per Mei kemarin.

TikTok saat ini menjadikan salah satu perusahaan startup dengan saham yang paling mahal di dunia.

Baca juga: Ketika Aksi Joget TikTok Dulce Maria dan Tante Rambut Palsu Jadi Viral

Sumber: SCMP

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi