Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona Dunia 2 Juli: 10,7 Juta Orang Terinfeksi | Sekolah di Korea Utara Kembali Dibuka

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Jeffrey Newman via GMA
Lembaga non-profit yang didirikan Jeffrey Newman bersama para sukarelawan membagikan tas ransel berisi perlengkapan yang dibutuhkan di masa pandemi Covid-19. Tas ransel dibagikan ke sejumlah tunawisma, utamanya di New York.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Angka kasus infeksi virus corona di dunia terus meningkat setiap harinya hingga hari ini, Kamis (2/7/2020).

Melansir data Worldometers, tercatat 10.789.441 kasus Covid-19. Dari angka itu, jumlah kematian sebanyak 517.974 orang, dan 5.928.941 orang lainnya telah dinyatakan sembuh.

Berikut 10 negara dengan jumlah kasus terbanyak:

  1. Amerika Serikat: 2.776.264 kasus, 130.770 orang meninggal dunia, dan 1.159.577 orang sembuh.
  2. Brazil: 1.453.369 kasus, 60.713 orang meninggal dunia, dan 826.870 orang sembuh.
  3. Rusia: 654.410 kasus, 9.536 orang meninggal dunia, dan 422.930 orang sembuh.
  4. India: 605.220 kasus, 17.848 orang meninggal dunia, dan 359.890 orang sembuh.
  5. Inggris: 313.480 kasus, 43.906 orang meninggal dunia.
  6. Spanyol: 296.740 kasus, 28.363 orang meninggal dunia.
  7. Peru: 288.480 kasus, 9.860 orang meninggal dunia, dan 178.250 orang sembuh.
  8. Chile: 282.040 kasus, 5.753 orang meninggal dunia, dan 245.440 orang sembuh.
  9. Italia: 240.760 kasus, 34.788 orang meninggal dunia, dan 190.720 orang sembuh.
  10. Iran 230.210 kasus, 10.958 meninggal dunia, 191.490 semuh.

Berikut sejumlah perkembangan terkait virus corona di dunia:

Bank Dunia

Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan, pandemi virus corona yang terjadi memperburuk situasi ketidaksetaraan di seluruh dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang berada di negara berkembang yang ekonominya sulit kian terpukul tanpa jaring pengaman sosial.

Sementara, mereka yang di negara maju bisa melakukan pembelian aset bank sentral sehingga semakin menguntungkan yang kaya.

“Pandemi adalah malapetaka bagi negara berkembang yang akan membawa kerusakan jangka panjang dan output ekonomi global tak akan pulih ke tingkat pra pandemi selama bertahun-tahun,” ujar Malpass, seperti dikutip dari Aljazeera.

Baca juga: Luhut: Bank Dunia Naikkan Indonesia Jadi Upper Middle Income Country

Amerika Serikat

Puluhan diplomat AS menunda rencana mereka kembali ke China pada akhir Juli 2020.

Penundaan ini karena AS gagal bersepakat dengan Beijing terkait pengujian Covid-19 dan soal karantina.

Perkembangan lain dari Amerika Serikat, Presiden Donald Trump mengatakan, dirinya akan mendukung pemberian insentif bagi pekerja.

Selain itu, memberikan bantuan langsung tunai yang lebih besar kepada warga AS.

"Aku ingin uang membuat orang menjadi lebih besar sehingga mereka dapat membelanjakannya. Aku ingin uang itu sampai di sana dengan cepat, dan dengan cara yang tidak rumit,” ujar dia.

Dewan Keamanan PBB

Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi yang mendesak gencatan senjata global selama 90 hari untuk memerangi adanya abah virus corona.

Resolusi tersebut disahkan setelah sebelumnya selama berbulan-bulan negosiasi yang dilakukan tak berhasil.

Seruan gencatan senjata sebelumnya diserukan pada 23 Maret oleh Jenderal PBB Antonio Guterres.

Rancangan resolusi disiapkan oleh Perancis dan Tunisia, akan tetapi tak akan mencakup perang melawan ISIL, Al Qaeda, al-Nusra dan individu dan kelompok yang terkait dengan organisasi itu.

Baca juga: Ini Capaian Positif Indonesia Menjadi Anggota Dewan Keamanan PBB

Korea Utara

Korea Utara kembali membuka sekolah-sekolah tetapi tepat melarang pertemuan publik dan mewajibkan orang-orang memakai masker di tempat umum sebagai bagian dari pencegahan ancaman virus corona.

Meskipun, hingga saat ini, Korea Utara belum melaporkan adanya kasus Covid-19 di negara itu.

“Sementara Korea Utara belum mengonfirmasi adanya infeksi, Kementerian Kesehatan Masyarakatnya telah berbagi pembaruan mingguan dengan WHO mengenai langkah-langkah yang diambil untuk menangkal pandemi,” kata Edwin Salvador, perwakilan WHO.

Thailand

Thailand semakin melonggarkan pembatasan terkait Covid-19.

Sekolah kemungkinan akan segera dibuka dan tempat hiburan seperti restoran dan panti pijat yang ditutup sejak pertengahan Maret juga akan kembali dibuka.

Pelonggaran ini juga memungkinkan pengunjung asing dari negara yang dianggap telah terkendali yang telah terkendali dan memiliki ikatan keluarga atau pekerjaan bisa kembali ke Thailand.

Adapun jumlah pengunjung asing ke negara itu dibatasi hingga 200 orang setiap hari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi