Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Baru Virus Corona di Beijing Kemungkinan dari Asia Tenggara dan Asia Selatan

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS PHOTO/Martin Pollard
Polisi yang mengenakan masker terlihat di luar Pasar Grosir Xinfadi, yang ditutup karena adanya penyebaran baru virus corona, di Beijing, China, pada 13 Juni 2020.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah riset yang dilakukan oleh para peneliti Harvard University menyebutkan, kasus baru infeksi virus corona di Beijing kemungkinan berasal dari jenis virus Asia Selatan atau Asia Tenggara.

Penelitian itu didasarkan pada data sekuensing genetik dari tiga jenis virus, dua di antaranya dari Beijing.

Peneliti dari Departemen Biostatistika Harvard T.H. Chan School of Public Health, Georg Hahn dan timnya membandingkan gen-gen itu dengan lebih dari 7.000 sekuens genom yang dilaporkan dari seluruh dunia.

Hasilnya, mereka menemukan tiga strain yang sebelumnya banyak menyebar di Eropa baru-baru ini ditemukan di zona tropis Asia.

"Kasus-kasus baru di Beijing dikaitkan dengan transmisi dari Asia Selatan antara April dan Juni," kata Hahn, dilansir dari SCMP, Kamis (2/7/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tanggapi Klaster Baru Covid-19, Para Pengantar Paket di Beijing Jalani Tes Swab

Gelombang infeksi baru muncul di Beijing pada 11 Juni 2020 setelah hampir dua bulan tanpa adanya kasus virus corona.

Lebih dari 7 juta orang sejauh ini telah diuji di seluruh Beijing sebagai upaya dari pengendalian virus.

Ibu Kota China itu saat ini memiliki 326 pasien positif dan sebagian besar terkait dengan pasar makanan grosir, sama seperti laporan pertama di Wuhan.

Kepala Ilmuwan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Virus (CDC) China Wu Zunyou mengatakan, kesamaan itu bisa menjadi petunjuk penting tentang asal mula wabah.

"Kedua kota tersebut memiliki kasus yang terkonsentrasi di daerah tempat penjualanan makanan laut," kata Wu.

"Urutan genetika menunjukkan virus di Beijing tidak mungkin berasal dari hewan, juga bukan dari strain yang lazim sebelumnya," lanjut dia,

Dalam sebuah laporan pekan lalu, CDC China menyebutkan, strain yang ditemukan dalam kasus baru di Beijing merupakan kasus impor.

Virus itu kemungkinan dibawa ke pasar oleh seseorang yang terinfeksi melalui produk makanan yang terkontaminasi dari luar negeri.

Baca juga: Kasus Virus Corona Meningkat Lagi, Warga Beijing Khawatir

Kepala Institut Nasional Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Wu Guizhen menjelaskan, strain yang ditemukan di Beijing memiliki dua mutasi asing.

Satu mutasi muncul di Eropa dan mutasi lain pertama kali dilaporkan di Inggris, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika.

Mutasi-mutasi itu telah terdeteksi di China pada Maret 2020 dan dibawa oleh wisatawan yang kembali dari luar negeri.

Wu menambahkan, strain yang ditemukan di Beijing secara genetik lebih tua daripada yang beredar di Eropa saat ini.

Namun, seorang peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan China mengatakan, kemungkinan besar wabah itu karena peristiwa yang cukup baru dan kemungkinan terjadi pada Juni 2020.

"Itu berarti mereka bisa datang dari mana saja," kata peneliti yang tak mau disebutkan namanya itu.

Menurut dia, dengan kurangnya sampel yang memadai, ada peluang strain itu bisa datang dari tempat di yang tak ada datanya.

Oleh karena itu, belum bisa disimpulkan tentang asal-usul strain Beijing karena kasus di Asia Selatan mungkin telah menyebar ke daerah lain.

Baca juga: China Publikasi Data Genom Virus Corona di Beijing, Diduga Strain Eropa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi