Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efektifkah Penggunaan Masker Scuba untuk Pencegahan Virus Corona?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Masker Scuba
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Wabah virus corona saat ini masih menjadi momok dunia. Sejumlah upaya terus dilakukan ratusan negara di dunia untuk mengatasi pandemi ini. 

Selain penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta gerakan cuci tangan dengan air sabun, perihal penekanan menjaga jarak dan penggunaan masker kerap didengungkan untuk menekan penyebaran wabah virus yang menyerang saluran pernapasan ini.

Penggunaan masker kain guna mencegah penularan virus corona membuat masker bedah (masker medis) tak lagi langka di pasaran.

Baca juga: Mengintip Masker Pintar Buatan Jepang yang Mendukung Panggilan Telepon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adapun masker kain yang dianjurkan dipakai dan dibuat sendiri yakni dari bahan katun.

Sebab, berdasarkan penelitian dari Universitas Oxford, kain katun memiliki tingkat ketahanan dari penularan virus corona sebesar 70 persen.

Kendati demikian, untuk meningkatkan ketahanan proteksi dianjurkan memasukkan tisu yang dilipat menjadi tiga bagian di dalam masker kain tersebut.

Baca juga: Masih Perlukah Masker Saat Memakai Face Shield?

Masker scuba

Seiring berjalannya waktu, muncul masker yang terbuat dari bahan scuba atau kain yang dapat melar seperti kain spandeks.

Hingga saat ini, masker scuba telah banyak diperdagangkan dan dipakai oleh masyarakat.

Salah satu unggahan dari media sosial Twitter menyebutkan bahwa masker scuba bisa dicuci paling banyak 5 kali.

Baca juga: Meninggal karena Menggunakan Masker Saat Olahraga, Benarkah Demikian?

Baca juga: CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Virus Corona, Apa Saja?

Lantas, seberapa efektifkah masker scuba untuk pencegahan penularan virus corona?

Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Bayu Satria Wiratwama mengungkapkan penggunaan masker scuba tidak ada batasan maksimal pencucian.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah masker dicuci setelah digunakan seharian.

"Untuk maksimal cuci ini kaitannya sama ketahanan kain. Kalau terkait kesehatan tidak ada maksimal (pencucian), tapi sebaiknya minimal sehari sekali dicuci atau ketika kotor langsung ganti dan cuci," ujar Bayu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/7/2020).

Saat disinggung terkait jahitan pada masker scuba pada bagian luar dan dalam, Bayu menjelaskan tidak ada persoalan.

Yang terpenting dalam penggunaan masker yakni maskernya rapat di mana tidak ada lubang bekas jahitan yang memungkinkan udara luar bisa tembus masuk ke dalam masker.

Baca juga: Ilmuwan Harvard Kembangkan Masker yang Mampu Deteksi Virus Corona

Jenis masker

Mengenai pemilihan masker, baik masker scuba dan masker kain katun, menurutnya sama-sama bagus.

"Sama-sama masker non medis jadi hanya beda sedikit keefektifannya, yang penting pemakaian benar dan rapet, karena yang sering terjadi adalah pakai masker tapi melorot, hidung kelihatan, longgar, tidak rapat menutupi, kalau sudah kotor tidak langsung dicuci," kata dia.

Untuk masker kain yang dapat dibuat sendiri di rumah, Bayu mengimbau agar bahan katun yang digunakan dapat untuk mencegah penularan virus jika penggunaannya benar.

Sebab, tes yang dilakukan semuanya berbasis laboratorium bukan penelitian di komunitas atau menggunakan sampel banyak.

Baca juga: Ayo Disiplin, Berikut Alasan Mengapa Harus Tetap Menggunakan Masker Saat Pandemi Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi