KOMPAS.com – Jumlah kasus virus corona secara global sampai dengan saat ini masih menunjukkan adanya peningkatan.
Melansir Worldometers, jumlah kasus yang dikonfirmasi ada 10.973.871 kasus, 523.231 orang meninggal dunia hingga Jumat (3/7/2020).
Sementara jumlah pasien sembuh juga terus bertambah, menjadi 6.134.784.
Baca juga: Mengenal UU Penanganan Covid-19 yang Digugat Amien Rais, Din Syamsudiin hingga Abdullah Hehamahua
Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus terbanyak:
- Amerika Serikat, 2.831.494 kasus, 131.397 meninggal dunia, 1.185.127 sembuh.
- Brazil, 1.501.353 kasus, 61.990 meninggal dunia, 916.147 sembuh.
- Rusia, 661.165 kasus, 9.683 meninggal dunia, 428.978 sembuh.
- India, 627.168 kasus, 18.225 meninggal dunia, 379.902 sembuh.
- Spanyol, 297.183 kasus, 28.368 meninggal dunia.
- Peru, 292.004 kasus, 10.045 meninggal dunia, 182.097 sembuh.
- Chili, 284.541 kasus, 5.920 meninggal dunia, 249.247 sembuh.
- Inggris, 283.757 kasus, 43.995 meninggal dunia.
- Italia, 240.961 kasus, 34.818 meninggal dunia, 191.083 sembuh.
- Iran, 232.863 kasus, 11.106 meninggal dunia, 194.098 sembuh.
Baca juga: CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Virus Corona, Apa Saja?
Berikut ini sejumlah pembaharuan seputar virus corona di sejumlah negara:
1. India
Melansir Al Jazeera, seorang dokter India memperingatkan adanya lonjakan kematian di luar wabah virus corona sebagai efek pandemi yang terjadi.
Peningkatan jumlah kematian di Gujarat Barat misalnya, terjadi karena pasien dengan penyakit serius tak dapat pergi ke rumah sakit atau takut datang akibat khawatir tertular.
Data yang dikumpulkan dari 24 krematorium Hindu dan empat kuburan Muslim di kota itu menunjukkan adanya 3.558 kematian pada April dan 7.150 kematian pada Mei.
Adapun selama bulan yang sama tahun lalu, kematian yang dilaporkan masing-masing adalah 2.784 dan 2.706.
Angka-angka itu menurut sang dokter yang merupakan Profesor Kesehatan Masyarakat di Universitas Jawaharlal Nehru bisa saja menjaadi sinyal hal serupa juga terjadi di kota lain.
Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia
2. Amerika Serikat
Setelah lama menolak menggunakan masker di depan umum selama adanya pandemi, Presiden AS Donald Trump disorot saat mengatakan dirinya mendukung pemakaian pelindung.
“Saya pikir masker itu bagus,” kata Trump kepada Fox Business dalam sebuah wawancara (1/7/2020).
Komentar tersebut muncul usai politisi dari partainya menyarankan agar Trump untuk memakai masker sebagai sarana memberi contoh yang baik karena untuk pertama kalinya pada Rabu, kasus virus corona terkonfirmasi di negara itu mencapai lebih dari 50.000.
“Jika saya berada dalam situasi yang penuh orang-orang, saya akan benar-benar (memakainya),” kata Trump dalam wawancara dan menambahkan sebelumnya beberapa orang telah melihatnya mengenakan masker.
Baca juga: Mengapa Angka Kematian akibat Covid-19 di Asia Lebih Rendah daripada Eropa dan AS?
3. Selandia Baru
Menteri Kesehatan Selandia Baru, David Clark mengundurkan diri pada Kamis (2/7/2020) menyusul dirinya diketahui melanggar aturan penguncian wilayah yang seharusnya ditaati semua pihak.
"Semakin jelas bagi saya bahwa kelanjutan peran saya mengganggu tanggapan pemerintah secara keseluruhan terhadap Covid-19 dan pandemi global," katanya dalam konferensi pers di parlemen.
Clark mengatakan bahwa Perdana Menteri Jacinda Ardern telah menerima pengunduran dirinya.
Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...
4. Inggris
Inggris berencana membuka kembali sekolah untuk semua siswa pada September.
Nantinya siswa akan dibagi menjadi kelompok-kelompok terpisah yang disebut dengan istilah “bubble” atau gelembung.
Hal itu untuk membatasi kontak dan untuk memudahkan isolasi jika ada infeksi baru.
Setiap siswa memiliki waktu mulai dan selesai yang berbeda di tiap gelembung dengan waktu istirahat yang dapat dipotong guna memastikan waktu mengajar tidak berkurang.
Baca juga: Disebut Jadi Salah Satu Gejala Covid-19, Ini 5 Bahan Alami Atasi Sakit Tenggorokan
Peringatan WHO
Masih dari Al Jazeera, para ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hewan peliharaan dapat menularkan Covid-19 pada pemiliknya dalam risiko yang sangat kecil.
Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan menyebut bahwa kucing, musang, dan bahkan harimau telah dilaporkan terinfeksi penyakit ini.
"Ada risiko yang sangat kecil dari hewan peliharaan karena ada beberapa kekhawatiran tentang hewan peliharaan yang menjadi sumber infeksi," katanya.
Baca juga: Indonesia Positif Corona, Apakah Covid-19 Dapat Menyebar dari Hewan Peliharaan?