Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona Global 3 Juli: 10, 9 Juta Orang Terinfeksi | Risiko Penularan dari Hewan Peliharaan

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Warga melintas di dekat mural bergambar simbol orang berdoa menggunakan masker yang mewakili umat beragama di Indonesia di kawasan Juanda, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (18/6/2020). Mural yang dibuat oleh warga itu bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan masker sebagai salah satu pencegahan dan penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Jumlah kasus virus corona secara global sampai dengan saat ini masih menunjukkan adanya peningkatan.

Melansir Worldometers, jumlah kasus yang dikonfirmasi ada 10.973.871 kasus, 523.231 orang meninggal dunia hingga Jumat (3/7/2020).

Sementara jumlah pasien sembuh juga terus bertambah, menjadi 6.134.784.

Baca juga: Mengenal UU Penanganan Covid-19 yang Digugat Amien Rais, Din Syamsudiin hingga Abdullah Hehamahua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus terbanyak:

  1. Amerika Serikat, 2.831.494 kasus, 131.397 meninggal dunia, 1.185.127 sembuh.
  2. Brazil, 1.501.353 kasus, 61.990 meninggal dunia, 916.147 sembuh.
  3. Rusia, 661.165 kasus, 9.683 meninggal dunia, 428.978 sembuh.
  4. India, 627.168 kasus, 18.225 meninggal dunia, 379.902 sembuh.
  5. Spanyol, 297.183 kasus, 28.368 meninggal dunia.
  6. Peru, 292.004 kasus, 10.045 meninggal dunia, 182.097 sembuh.
  7. Chili, 284.541 kasus, 5.920 meninggal dunia, 249.247 sembuh.
  8. Inggris, 283.757 kasus, 43.995 meninggal dunia.
  9. Italia, 240.961 kasus, 34.818 meninggal dunia, 191.083 sembuh.
  10. Iran, 232.863 kasus, 11.106 meninggal dunia, 194.098 sembuh.

Baca juga: CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Virus Corona, Apa Saja?

Berikut ini sejumlah pembaharuan seputar virus corona di sejumlah negara:

1. India

Melansir Al Jazeera, seorang dokter India memperingatkan adanya lonjakan kematian di luar wabah virus corona sebagai efek pandemi yang terjadi.

Peningkatan jumlah kematian di Gujarat Barat misalnya, terjadi karena pasien dengan penyakit serius tak dapat pergi ke rumah sakit atau takut datang akibat khawatir tertular.

Data yang dikumpulkan dari 24 krematorium Hindu dan empat kuburan Muslim di kota itu menunjukkan adanya 3.558 kematian pada April dan 7.150 kematian pada Mei.

Adapun selama bulan yang sama tahun lalu, kematian yang dilaporkan masing-masing adalah 2.784 dan 2.706.

Angka-angka itu menurut sang dokter yang merupakan Profesor Kesehatan Masyarakat di Universitas Jawaharlal Nehru bisa saja menjaadi sinyal hal serupa juga terjadi di kota lain.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

2. Amerika Serikat

Setelah lama menolak menggunakan masker di depan umum selama adanya pandemi, Presiden AS Donald Trump disorot saat mengatakan dirinya mendukung pemakaian pelindung.

“Saya pikir masker itu bagus,” kata Trump kepada Fox Business dalam sebuah wawancara (1/7/2020).

Komentar tersebut muncul usai politisi dari partainya menyarankan agar Trump untuk memakai masker sebagai sarana memberi contoh yang baik karena untuk pertama kalinya pada Rabu, kasus virus corona terkonfirmasi di negara itu mencapai lebih dari 50.000.

“Jika saya berada dalam situasi yang penuh orang-orang, saya akan benar-benar (memakainya),” kata Trump dalam wawancara dan menambahkan sebelumnya beberapa orang telah melihatnya mengenakan masker.

Baca juga: Mengapa Angka Kematian akibat Covid-19 di Asia Lebih Rendah daripada Eropa dan AS?

3. Selandia Baru

Menteri Kesehatan Selandia Baru, David Clark mengundurkan diri pada Kamis (2/7/2020) menyusul dirinya diketahui melanggar aturan penguncian wilayah yang seharusnya ditaati semua pihak.

"Semakin jelas bagi saya bahwa kelanjutan peran saya mengganggu tanggapan pemerintah secara keseluruhan terhadap Covid-19 dan pandemi global," katanya dalam konferensi pers di parlemen.

Clark mengatakan bahwa Perdana Menteri Jacinda Ardern telah menerima pengunduran dirinya.

Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...

4. Inggris

Inggris berencana membuka kembali sekolah untuk semua siswa pada September.

Nantinya siswa akan dibagi menjadi kelompok-kelompok terpisah yang disebut dengan istilah “bubble” atau gelembung.

Hal itu untuk membatasi kontak dan untuk memudahkan isolasi jika ada infeksi baru.

Setiap siswa memiliki waktu mulai dan selesai yang berbeda di tiap gelembung dengan waktu istirahat yang dapat dipotong guna memastikan waktu mengajar tidak berkurang.

Baca juga: Disebut Jadi Salah Satu Gejala Covid-19, Ini 5 Bahan Alami Atasi Sakit Tenggorokan

Peringatan WHO

Masih dari Al Jazeera, para ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hewan peliharaan dapat menularkan Covid-19 pada pemiliknya dalam risiko yang sangat kecil.

Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan  menyebut bahwa kucing, musang, dan bahkan harimau telah dilaporkan terinfeksi penyakit ini.

"Ada risiko yang sangat kecil dari hewan peliharaan karena ada beberapa kekhawatiran tentang hewan peliharaan yang menjadi sumber infeksi," katanya.

Baca juga: Indonesia Positif Corona, Apakah Covid-19 Dapat Menyebar dari Hewan Peliharaan?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tiga Gejala Baru Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi