Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Disebut Bermutasi dan Lebih Mudah Menular

Baca di App
Lihat Foto
the new york times
Alissa Eckert dan Dan Higgins, ilustrator dari Centers for Disease Control and Prevention, diminta untuk membuat ilustrasi virus corona yang mampu menarik perhatian publik.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pakar kesehatan Amerika Serikat sekaligus penasihat kesehatan Gedung Putih Dr. Anthony Faucy memberikan pernyataan baru mengenai coronavirus yang saat ini tengah mewabah di berbagai belahan dunia.

Ia menyebutkan bahwa virus corona telah bermutasi dengan cara yang dapat membantu patogen menyebar lebih mudah pada Kamis (2/7/2020).

Pernyataannya tersebut diambil dari laporan para peneliti di Los Alamos National Laboratory yang diterbitkan oleh jurnal Cell.

Baca juga: CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Virus Corona, Apa Saja?

Mutasi yang ditulis oleh para peneliti Los Almos mempengaruhi asam amino spesifik, di mana varian mutasinya dikenal sebagai D614G.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus bermutasi secara alami dan para ilmuwan sebelumnya mengungkapkan mereka telah mengamati mutasi kecil pada coronavirus yang tidak mempengaruhi kemampuannya untuk menyebar atau menyebabkan penyakit dengan cepat.

Sebelumnya, ahli virologi di Scripps Researvh di Florida juga menulis mengenai mutasi virus pada bulan lalu.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

Peningkatan penularan virus

Para peneliti tersebut menuturkan bahwa mutasi meningkatkan penularan virus, namun tidak disebutkan waktu terjadinya mutasi virus.

"Data menunjukkan ada satu mutasi yang membuat virus dapat bereplikasi lebih baik dan mungkin mempunyai viral load yang tinggi," ujar Fauci dalam wawancara dengan Jurnal Asosiasi Medis Amerika Dr. Howard Bauchner seperti dilansir dari CNBC International, Jumat (2/7/2020).

"Sepertinya virus bereplikasi lebih baik dan mungkin lebih mudah menular," lanjut dia.

Baca juga: Update Virus Corona Global 3 Juli: 10, 9 Juta Orang Terinfeksi | Risiko Penularan dari Hewan Peliharaan

Kendati begitu, penelitian tengah dilakukan untuk mengonfirmasi kemungkinan mutasi dan implikasi virus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan tim peneliti global telah mengawasi lebih dari 60.000 rangkaian genetik corona virus yang dikumpulkan dari sampel yang diambil dari seluruh dunia.

Semua virus berevolusi atau bermutasi sepanjang hidupnya.

Disebutkan bahwa virus RNA seperti coronavirus bermutasi lebih cepat dibandingkan beberapa virus lain karena tidak seperti DNA manusia.

Virus RNA tidak mempunyai apa yang disebut sebagai 'pengecekan kerusakan alami', sehingga tidak bisa memperbaiki dirinya sendiri.

Baca juga: Peringatan WHO, Risiko Infeksi Covid-19, dan Ancaman Gelombang Kedua Virus Corona...

Mutasi alami

Sebelumnya, WHO menyampaikan bahwa tidak setiap mutasi akan menyebabkan perubahan yang berarti dalam perilaku virus atau dampaknya terhadap manusia.

Meski begitu, Badan Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut telah membentuk basis data komprehensif urutan genetik untuk menyelidiki setiap mutasi yang potensial.

Kepala ilmuwan WHO Dr Spumya Swaminathan berujar, mutasi alami dari virus akan terjadi.

Ia menjelaskan, ada domain tertentu dari virus yang lebih kritis, seperti lonjakan protein.

"Jika mutasi besar terjadi di domain itu, mungkin benar-benar mempengaruhi pengembangan vaksin," kata dia.

Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona dan Rendahnya Jumlah Kasus Covid-19 di China...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Serial Infografik Virus Corona: Apa itu OTG?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi