Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perkembangan Terbaru Inggris soal Karantina dan Pembatasan Perjalanan

Baca di App
Lihat Foto
Thinkstock
Ilustrasi Inggris
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pemerintah Inggris mengubah kebijakan terkait karantina 14 hari dan pembatasan perjalanan yang selama ini diterapkan sebagai langkah pencegahan penularan virus corona.

Per 10 Juli 2020, Pemerintah Inggris akan mencabut peraturan karantina 14 hari bagi warga Inggris yang mengunjungi Spanyol, Italia, Perancis, dan Jerman. 

Dilansir dari The Guradian, Jumat (3/7/2020), pembatasan perjalanan untuk 60 negara dan wilayah lain juga akan dicabut.

Menurut Sekretaris Transportasi Inggris, Grant Shapps, kebijakan ini diambil sebagai langkah besar dibukanya kembali Inggris.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, ada sejumlah hal yang perlu diumumkan lebih lanjut sebelum kebijakan ini diterapkan pada pekan depan. 

Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan Skotlandia belum diajak berbincang soal ini lebih jauh.  

Peraturan khusus Inggris tersebut dinilai membutuhkan kejelasan lebih lanjut mengenai apa yang akan terjadi pada seseorang yang tiba di bandara Inggris tanpa perlu mengisolasi diri.

Pertanyaan soal ini di antaranya apa yang harus dilakukan jika orang tersebut melakukan perjalanan ke rumah mereka di Skotlandia atau Wales, di mana pembatasan mungkin masih berlaku.

Pengumuman itu muncul ketika aturan karantina Pemerintah Inggris dicap sebagai "kegagalan" oleh serikat pekerja karena karantina berisiko menempatkan pekerja di industri perjalanan dalam bahaya. 

"Peraturan karantina pemerintah telah menjadi kegagalan sejak awal," ujar Sekretaris Jenderal Perhimpunan Staf Gaji Transportasi Inggris, Manuel Cortes.

Sementara itu, Sekretaris Kesehatan Inggris, Matt Hancock ditugaskan untuk memuluskan proposal dengan Skotlandia, yang telah menyatakan keberatan. Namun, hanya beberapa jam kemudian, Shapps menyalahkan Sturgeon dianggap menghambat kebijakan tersebut. 

Mengkaji risiko

Sebelum diterapkan, Joint Biosecurity Centre telah berkonsultasi dengan Public Health England dan Kepala Petugas Medis, Chris Whitty, untuk memprediksi risiko yang akan terjadi.

Para ahli telah mempertimbangkan prevalensi virus corona, jumlah kasus baru, dan potensi lintasan penyakit di tempat tujuan.

Semua penumpang, kecuali mereka yang ada dalam daftar kecil pengecualian, masih akan diminta untuk memberikan informasi kontak saat datang di Inggris.

"Hari ini menandai langkah selanjutnya dalam membuka kembali negara kita yang hebat. Apakah Anda seorang wisatawan yang siap berpergian ke luar negeri atau seorang pebisnis yang ingin membuka peluang kembali. Ini adalah kabar baik bagi orang-orang Inggris dan berita bagus untuk bisnis Inggris," ujar Shapps.

Menurut dia, semua pihak telah bekerja keras untuk mencapai tahap ini.

"Oleh karena itu, keselamatan tetap menjadi pedoman utama dan kami tidak akan ragu untuk bergerak cepat melindungi diri kita jika tingkat infeksi meningkat di negara-negara yang terhubung kembali," lanjut dia. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi