Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Jari Menghitam Setelah Digigit Ular, Ini Penjelasan Ahli

Baca di App
Lihat Foto
Twitter: @kinoeprasetya
Tangkapan layar ular tanah (Calloselasma rhodostoma).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah unggahan menampilkan sejumlah foto yang berisi kondisi ibu jari yang tergigit ular dari berdarah hingga menghitam beredar di media sosial pada Jumat (3/7/2020).

Adapun pengunggah gambar tersebut yakni akun Twitter bernama Kino, @kinoeprasetya.

"Inilah yang terjadi beberapa jam setelah dipatuk ular," ujar Kino dalam twitnya.

Dalam twit tersebut juga dilengkapi dengan foto ular yang dimasukkan di dalam wadah kaca dan beberapa kondisi ibu jari yang mulai membengkak dan menghitam.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga kini, unggahan tersebut telah di-retwit sebanyak lebih dari 19.400 kali dan telah disukai sebanyak 46.300 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Lantas, apa yang terjadi pada ibu jari tersebut?

Melihat unggahan itu, Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Amir Hamidy mengungkapkan, ular yang ada dalam foto merupakan jenis ular tanah.

Adapun ular tanah memiliki bisa yang termasuk dalam hemotoksin.

Amir mengungkapkan, ada dua jenis bisa ular yakni hemotoksin dan neurotoksin.

"Kalau neurotoksin, itu efeknya mematikan saraf pernapasan, biasanya ini enggak sakit, tapi langsung sesak napas, dan bisa meninggal," ujar Amir saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).

Menurutnya, racun neurotoksin tidak menyebabkan bengkak, namun proses penyaluran bisa racun dinilai sangat cepat.

"Misal tergigit ular dengan jenis bisa neurotoksin selama 30 menit saja kalau terlambat penanganan atau pertolongan pertama, maka racun akan sangat mudah menyebar," lanjut dia.

Umumnya, ular yang memilki bisa berjenis neurotoksin yakni King Kobra, ular Weling, dan lainnya.

Baca juga: Penanganan Gigitan Ular

Hemotoksin

Sementara itu, untuk ular berjenis bisa hemotoksin atau racun yang menyebar di dalam darah akan menimbulkan bagian tubuh yang tergigit menjadi kehitaman seperti arang.

"Kalau foto yang tersebar di medsos itu namanya ular tanah. Ular tanah karakter bisanya hemotoksin, artinya menyerang darah, untuk masa gejalanya agak lama, pendarahan dulu dan agak lama bisa sehari kemudian membengkak," ujar Amir.

Selain itu, Amir menjelaskan, dalam medis gejala hemotoksin akan muncul dalam 2x24 jam, apakah korban sudah berada dalam masa sistemik atau belum.

Kalau sudah dalam masa sistemik berarti korban sudah dalam masa begah atau mati rasa.

Sementara, untuk kasus yang terjadi pada korban bisa ular hemotoksin, biasanya memang bagian tubuh menjadi kehitaman.

Tanda perubahan warna kehitaman ini menandakan bahwa jaringan di sekitar gigitan ular sudah mati.

"Kalau hemotoksin gejalanya kan bleeding atau pendarahan, menyebabkan jaringan mati, nah yang paling penting itu penanganan. Kalau tidak benar penangannya maka akan terjadi bengkak dan harus amputasi," ujar Amir.

Kemudian, lama gejala pada racun hemotoksin yakni akan terasa pada 1-3 hari. Tak hanya itu, gigitan ular juga dapat diketahui dari aspek mekanik.

Amir mengungkapkan, jika ular mengigit menggunakan dua taring bisa saja dia langsung mengeluarkan racun dari dalam tubuhnya.

Namun, ada juga ular dengan dua taring, tapi hanya satu taring saja yang mampu menyemburkan racun ke dalam incaran ular.

Oleh karena itu, Amir mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan memahami karakteristik ular dan bagaimana pertolongan pertama ketika digigit.

Baca juga: Ciri-ciri Ular Berbisa dan Tidak

Kondisi ketika digigit ular

Menurut Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia Aji Rachmat, apabila digigit ular sebaiknya tetap tenang. Sebab kepanikan justru menyebabkan racun bergerak masuk ke tubuh korban lebih cepat karena jatung berdetak lebih cepat.

Selanjutnya adalah periksa luka gigitan. Ular berbisa dan ular tidak berbisa memiliki gigi yang berbeda. Ular berbisa memiliki dua taring panjang di depan mulutnya.

Saat digigit ular berbisa, kedua taring ini akan meninggalkan bekas. Gigitan ular tidak berbisa terlihat berbeda karena memiliki gigi berbeda dengan ular berbisa.

Ular yang tidak berbisa biasanya memiliki dua taring di bagian depan yang agak panjang dibanding gigi lainnya.

Sehingga bekas gigitan ular tidak berbisa terlihat seperti tapal kuda atau huruf U. Namun tidak semua gigitan terlihat sama. Bisa jadi gigitan ular berbisa tidak meninggalkan bekas sama sekali.

Gejala

Efek gigitan ular berbisa biasanya berbeda-beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular.

Gejala-gejala umum akibat gigitan ular berbisa antara lain:

  • Nyeri hebat.
  • Bengkak, memar dan berdarah di sekitar tempat yang digigit.
  • Kecemasan dan panik.
  • Pusing, penglihatan kabur dan sakit kepala.
  • Rasa sakit di seluruh persendian tubuh.
  • Mulut terasa kering.
  • Demam, menggigil.
  • Efek lanjutan biasanya muntah, lambung dan liver (hati) terasa sakit, pinggang pegal akibat usaha ginjal membersihkan darah.

Baca juga: Ciri-ciri Ular Berbisa dan Cara Pengobatannya Jika Tubuh Tergigit

Pertolongan pertama ketika digigit ular

Lakukan immobilisasi luka gigitan dan lakukan pembalutan elastis. Pembalutan dimulai di atas luka gigitan tapi jangan menutup luka gigitan. Jangan buka balutan sampai di klinik atau rumah sakit.

Immobilisasi gigitan bisa dilakukan dengan menggunakan bidai atau papan penyangga tangan atau kaki, sehingga tangan atau kaki korban tidak banyak bergerak.

Racun ular masuk bukan melalui darah melainkan limfa yang digerakkan oleh otot. Immobilisasi perlu dilakukan untuk meminimalisir gerakan agar racun tidak cepat menyebar.

"Immobilisasi penting dilakukan agar racun tidak menyebar cepat ke tubuh. Sebab, semakin banyak gerakan justru akan mempercepat penyebaran bisa ular," jelas Aji seperti dikutip dari Kompas.com (21/12/2019). 

Evakuasi korban ke rumah sakit

Jika pertolongan tidak segera datang, segera bawa korban yang kena bisa ular ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

Biasanya tim medis akan melakukan pengecekan darah pada korban gigitan ular. Kemudian informasikan pada dokter atau tim medis tentang kronologis, jenis ular yang mengigit, pertolongan pertama yang dilakukan serta berapa lama terjadinya.

Setelah melakukan observasi selama 1x24 jam, pasien akan mendapatkan suntikan anti-venom atau anti-bisa ular.

Pemberian anti-venom hanya boleh dilakukan dokter atau ahli medis, tidak boleh warga yang tidak berpengalaman.

"Pemberian anti-venom ada prosedur dan hitungan dosisnya. Bila sembarangan, takutnya terjadi salah perhitungan sebab anti-vneom juga menimbulkan efek samping," kata Aji.

Baca juga: 5 Cara Efektif Mengusir Ular dari Rumah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi