Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Unggahan tentang Petunjuk Lokasi Gunakan Arah Mata Angin, Ini Penjelasan Budayawan

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Tangkapan layar twit soal cara mengetahui arah mata angin di Jogja.
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Sebuah thread tentang cara mengetahui arah mata angin di Jogja viral di media sosial Twitter.

Thread tersebut dimulai dengan pertanyaan kepada warganet apakah mereka pernah mendapat petunjuk arah berbahasa Jawa, yaitu ngalor, ngidul, ngetan, ngulon (ke utara, selatan, timur, dan barat).

Pemilik akun @PenjahatGunung menjelaskan dalam thread-nya bahwa masyarakat Jogja kerap menggunakan patokan arah mata angin ketika menujukkan suatu lokasi. Hal itu membuat kebanyakan pendatang yang ke Jogja bingung.

Selain memberitahu arah mata angin dalam bahasa Jawa, dia juga memberi beberapa kosakata yang biasanya diberikan orang Jogja saat menunjukkan suatu lokasi, yaitu:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 8 Arah Mata Angin

Cara menghafal arah mata angin di Jogja

Lalu dia menjelaskan beberapa cara untuk memudahkan orang-orang menghafal arah mata angin di Jogja.

Seperti mengamati letak Gunung Merapi yang menunjukkan arah Utara.

Dia juga menunjukkan jalanan di Jogja yang membujur dari Utara ke Selatan, untuk menghafal arah mata angin. Berikut ini jalan tersebut:

Sementara itu jalan yang membujur dari Barat ke Timur adalah:

Selain itu, masih ada tips lainnya yang dibagikan dalam thread itu. Hingga Sabtu (4/7/2020) twit tersebut telah disukai lebih dari 31.900 kali, dibagikan lebih dari 11.500 kali, dan dikomentari lebih dari 981 kali. Berikut twit-nya:

Baca juga: Kutub Magnet Bumi Bergeser, Perlukah Indonesia Revisi Arah Mata Angin?

Tanggapan Budayawan

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI) Dr. Sunu Wasono mengatakan, sebenarnya hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh orang Jogja.

"Itu bukan hanya orang Jogja saja. Orang Jawa pada umumnya begitu. Saya sebelum hijrah ke Jakarta juga melakukan hal yang sama (mengarahkan orang lain dengan arah mata angin," kata Sunu pada Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).

Lanjutnya, dalam pandangan orang Jawa ada konsep kiblat papat kalima pancer. Sunu mengatakan orang Jawa menandai tempat dengan arah angin.

Bagi mereka, Timur, Barat, Selatan, Utara itu melambangkan sesuatu. Namun demikian, boleh jadi generasi sekarang tidak menyadari itu.

"Sesuatu yang sudah jadi kebiasaan cenderung dijalani tanpa harus dihayati. Wajar saja kalau mereka tidak tahu bila ditanya apa alasan mereka menggunakan arah mata angin ketika menunjukkan tempat," kata dia. 

Baca juga: Perumahan dan Transportasi, Biaya Terberat Masyarakat Kota

Tambahnya, kebiasaan yang sekian lama dipertahankan itu jadi budaya atau kultur. Sementara, kata Sunu, orang-orang di perkotaan tidak menggunakan arah mata angin.

Mereka menggunakan cara lain dengan menyebut kanan, kiri depan, dan belakang lantaran melihat dari perspektif posisi.

Di tempat yang padat dengan bangunan dan jalan, orang sulit menunjukkan sesuatu dengan pedoman arah mata angin.

Sebaliknya, di desa, bangunan rumah, gedung, dan sarana lain belum begitu padat sehingga masyarakat masih mudah mengenali arah Timur, Barat, Selatan, dan Utara.

Selain itu, di tempat lapang orang bisa mengenal arah Barat dan Timur dengan melihat arah bayangan Matahari.

"Saya secara pribadi, setelah di kota, lebih senang menggunakan penunjuk posisi (kanan, kiri, depan, belakang,) karena lebih mudah dan jelas," ujar dia. 

Baca juga: Tata Sosial Masyarakat Desa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi