Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Soroti Waktu Pelaporan Tes dan Data Kematian Terkait Covid-19 di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona. Virus corona, SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) masih memberikan catatan mengenai waktu pelaporan hasil tes virus corona yang dilaporkan di Indonesia. 

WHO menyebutkan, jumlah kasus yang dilaporkan setiap harinya tidak sama dengan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 pada hari itu.

"Pelaporan hasil yang dikonfirmasi laboratorium dapat memakan waktu hingga satu minggu sejak pengujian," kata WHO dalam Situasion Report tentang Indonesia yang diterbitkan 1 Juli 2020. 

Oleh karena itu, perlu kehati-hatian dalam menafsirkan angka laporan kasus dan kurva epidemiologis untuk analisis lebih lanjut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebutkan pula, per 1 Juli, sebagian besar kasus yang dikonfirmasi adalah di Jawa Timur dan Jakarta, diikuti oleh Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan.

"Jawa berkontribusi hampir 60,0 persen dari total kasus," tulis laporan tersebut. 

Baca juga: Peringatan WHO untuk Indonesia soal Persiapan New Normal

Belum ada penurunan signifikan di pulau Jawa

Dari hasil pengamatan di enam provinsi di pulau Jawa selama tiga minggu, dari 8-28 Juni, WHO menyebut bahwa belum ada provinsi yang menunjukkan penurunan jumlah kasus paling tidak 50 persen sejak fase puncak terjadi.

Sementara itu, angka positivity rate di DKI Jakarta juga masih cukup tinggi, yakni 5 persen.

"Positivity rate dihitung dari 15-28 Juni 2020 untuk Jakarta. Tidak ada provinsi lain yang memenuhi patokan deteksi kasus minimum, dan karena itu belum dipertimbangkan untuk perhitungan," tulis laporan itu.

Patokan deteksi kasus minimum adalah persentase sampel positif yang dapat ditafsirkan dari pengawasan dan pengujian komprehensif terhadap kasus-kasus yang dicurigai, dalam urutan 1 per 1.000 populasi per minggu.

Saat ini, satu-satunya provinsi di Jawa yang dapat mencapai tolok ukur deteksi kasus minimum baru DKI Jakarta.

Hal ini disebabkan selama dua minggu terakhir sampel positif Covid-19 di provinsi lain kurang dari 5 persen.

Baca juga: WHO Hentikan Uji Coba Hidroksiklorokuin dan Obat HIV pada Pasien Covid-19

Kematian PDP lebih besar

Dalam laporan 22 halaman itu, WHO juga menyampaikan bahwa kematian pasien dalam pengawasan (PDP) jauh lebih tinggi dibandingkan kematian karena Covid-19, hal ini terjadi di seluruh pulau Jawa kecuali di Jawa Barat.

"Ada peningkatan besar dalam kematian PDP di Jawa Timur selama seminggu terakhir," tulis laporan itu.

Sementara itu, DIY menjadi satu-satunya provinsi yang melaporkan tidak ada kematian terkait Covid-19 dalam seminggu terakhir.

Sebagai catatan, WHO mengatakan data ini bersifat sementara. Hanya beberapa provinsi yang melaporkan data kematian PDP dan ODP.

WHO mengatakan, kemungkinan ada perbedaan dalam jumlah kematian dari kasus Covid-19 yang dikonfirmasi antara sumber data nasional dan provinsi.

Selain itu, karena ada perubahan pada metode publikasi, data jumlah kematian PDP dan ODP di Jakarta telah digabung.

WHO Angka Kematian PDP di Pulau Jawa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: WHO
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi