Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salju di Alpen Berubah Jadi Merah Muda, Ini Penyebabnya

Baca di App
Lihat Foto
Miguel Medina/AFP
Para ilmuwan di Italia tengah meneliti munculnya es berwarna pink di Pegunungan Alpen, tepatnya di Passo Gavia ketinggian 2.618 mdpl.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Ada yang berbeda dengan salju di Pegunungan Alpen yang masuk wilayah Italia. Jika umumnya salju berwarna putih, maka salju di sana mengalami perubahan dari putih menjadi merah muda.

Perubahan warna ini diketahui karena adanya tumbuhan alga di kawasan itu yang membuat warna salju menjadi lebih gelap.

Dikutip dari The Guardian, Senin (6/7/2020), salju berwarna merah muda ini diamati ada di bagian sungai es atau gletser Presena, Alpen.

Tidak hanya membuat warna salju menjadi lebih gelap, keberadaan tanaman itu juga dikhawatirkan akan membuat salju menjadi lebih cepat mencair. 

Peneliti di Italia yang menginvestigasi fenomena alam tak biasa itu menyebut jumlah alga meningkat drastis akibat efek perubahan iklim.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih menjadi perdebatan dari mana alga-alga ini berasal.

Namun, peneliti dari Badan Penelitian Nasional Italia, Biagio Di Mauro, mengatakan, alga yang menyebabkan perubahan warna salju di kawanan Presena ini mirip dengan jenis tumbuhan yang sama yang ditemukan di Greenland.

Di Greenland, tumbuhan ini banyak ditemukan sehingga wilayah itu disebut sebagai Zona Hitam. Pencairan es lebih cepat juga terjadi di sana.

“Alga itu tidak berbahaya. Itu adalah fenomena alam yang terjadi selama musim semi dan panas di tengah wilayah Bumi yang dilalui garis lintang juga di bagian kutub," kata Di Mauro.

Jenis tumbuhan ini dikenal sebagai Ancylonema nordenskioeldii.

Pada kondisi normal, salju memantulkan lebih dari 80 persen radiasi matahari kembali ke atmosfer. Tetapi, saat ganggang bermunculan, mereka menggelapkan warna salju sehingga lebih menyerap panas dan mengakibatkan salju meleleh dengan lebih cepat.

"Semua yang menggelapkan salju menyebabkan salju mencair lebih cepat, karena mereka  mempercepat terjadinya penyerapan radiasi," kata Di Mauro.

Ia dan peneliti lain tengah mencoba mencari tahu apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya pemanasan bumi yang berlebihan, selain faktor manusia.

Di Mauro mengakui, banyaknya pengunjung yang berjalan kaki maupun menggunakan ski juga dapat memengaruhi pertumbuhan alga.

Pengunjung pun menyesalkan perubahan iklim yang terjadi. Mereka meyakini Bumi yang saat ini terlalu panas adalah sebuah masalah.

"Sayangnya kami melakukan pengerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki. Bumi sudah pada titik tidak bisa kembali, menurut saya," kata turis bernama Marta Durante.

Pengunjung lain, Elisa Pongini menyebut apa yang saat ini terjadi pada Bumi adalah hasil dari apa yang selama ini kita kerjakan.

"2020 adalah tahun yang istimewa hal-hal buruk telah terjadi. Menurut saya, fenomena atmosfer semakin memburuk. Perubahan iklim semakin nyata,” sebut Pongini.

Tidak hanya berubah menjadi berwarna merah muda, sebelumnya fenomena salju berubah warna juga sempat terjadi di Antartika.

Di sana, salju berubah warna menjadi hijau akibat adanya alga yang bermekaran.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi