Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Twit Viral Janin Berusia 9 Minggu yang Gugur karena Hamil Ektopik, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Tangkapan layar soal janin yang gugur karena kehamilan ektopik
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Sebuah twit soal janin yang gugur akibat kehamilan ektopik viral di media sosial Twitter.

Twit tersebut diunggah oleh akun @semestasains pada Minggu, (5/7/2020).

Hingga Selasa (7/7/2020), twit tersebut sudah disukai lebih dari 43.800 kali, dibagikan ulang lebih dari 10.500 kali, dan dikomentari lebih dari 1.300 kali.

Twit tersebut mendapat banyak tanggapan dari warganet. Banyak yang kemudian mengunggah ceritanya ketika keguguran, lalu disemangati oleh warganet lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut ini narasinya:

Janin manusia usia 9 minggu yg gugur dlm kandungan saat masih dlm kantung ketuban (kiri), akibat kehamilan Ektopik: Kehamilan dimana janin berkembang di luar rahim, biasanya di dalam tuba falopi.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Asam Folat untuk Ibu Hamil

Penjelasan dokter kandungan

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan di RS Advent Bandung dr Wawang Setiawan Sukarya, SpOG(K), MARS, MHKes mengatakan, kehamilan ektopik biasa dikenal dengan sebutan hamil di luar kandungan atau rahim.

Kondisi itu menyebabkan perdarahan dari vagina dan nyeri hebat di panggul atau perut bawah.

Kehamilan ektopik harus segera ditangani karena dapat berbahaya, dan janin juga tidak akan berkembang dengan normal.

Wawang menjelaskan, itu bermula dari terjadinya fertilisasi atau pembuahan di luar saluran telur (tuba fallopi). Fertilisasi adalah bertemunya spermatozoa, yaitu sel benih laki-laki dengan sel benih perempuan yang disebut ovum atau sel telur.

Setelah fertilisasi, bakal janin bergerak menuju rahim untuk berkembang di rahim tepatnya di fundus uteri.

"Karena ada gangguan pergerakan maka janin berkembang tidak di rahim, tetapi di tuba fallopi tadi, atau malahan bisa di indung telurnya," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (7/7/2020).

Baca juga: Ibu Hamil yang Rutin Berolahraga Menghasilkan ASI yang Lebih Sehat

Lanjutnya, gangguan tersebut seperti salurannya sempit atau tidak bergerak karena proses inflamasi akibat infeksi. Bisa juga berupa tumor yang menekan, ada kelainan tuba, dan lain-lain.

"Kehamilan ektopik ini berbahaya, sebab tuba saluran yang kecil tidak akan kuat untuk berkembangnya janin dan bisa pecah," katanya.

Kehamilan ektopik ini berbahaya karena dapat menyebabkan pendarahan dari vagina yang berlangsung cepat dan banyak.

Pendarahan tersebut dapat masuk ke dalam perut jika tidak segera ditangani. Jika tidak ditangani dengan cepat, bisa menimbulkan kematian.

Wawang mengatakan, pada ibu yang telah dioperasi, masih ada peluang untuk hamil, jika salah satu tuba dan indung telur masih dalam kondisi baik.

"Kadang-kadang, tergantung kondisi pecahnya saluran telur telur, saluran telur bisa direkonstruksi dengan teknik bedah mikro. Tetapi, ini tidak menjamin bisa hamil lagi," ujar dia.

Lanjutnya, dampak psikologis bisa timbul apabila dua saluran telur ada masalah, sehingga tidak bisa mempunyai anak.

Baca juga: Makan Durian Saat Hamil? Ini yang Perlu Kamu Tahu...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi