Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Upaya Hong Kong Berjuang Melawan Gelombang Ketiga Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/YT Hui
Suasana di salah satu stasiun di Hong Kong, Februari 2020.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hong Kong melaporkan adanya 14 kasus baru virus corona di mana 9 kasus diklasifikasikan sebagai transmisi lokal pada Selasa (7/7/2020).

Dilansir dari SCMP (8/7/2020), dengan adanya kasus baru tersebut Pemerintah Hong Kong berupaya meningkatkan strategi penahanan Covid-19 untuk merilis tinjauan langkah-langkah sosial untuk melawan gelombang ketiga infeksi virus corona.

Menteri Kesehatan Hong Kong Profesor Sophia Chan Siu-chee merilis serangkaian langkah-langkah baru untuk menghadapi situasi Covid-19 yang memburuk di kota itu.

Baca juga: Tanggapan IDI soal Tudingan Kasus Corona merupakan Proyek Memperkaya Dokter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adapun langkah-langkah tersebut juga ditujukan untuk mengendalikan arus orang yang kembali dari negara-negara berisiko tinggi dan membutuhkan bantuan ke hotel karantina saat tiba di bandara.

"Sekarang dalam waktu singkat, kami telah melihat banyak kasus lokal dengan sumber infeksi yang tidak diketahui. Ini merupakan sinyal peringatan penting bagi kami," ujar Chan.

"Hal ini juga mengingatkan semua orang di Hong Kong bahwa kita tidak boleh lengah," lanjut dia.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 8 Juli: 11,9 Juta Orang Terinfeksi | Kata WHO soal Penularan Covid-19 Lewat Udara

Memasuki gelombang ketiga

Seorang pejabat kesehatan senior mengingatkan kepada masyarakat Hong Kong bahwa kota tersebut telah memasuki gelombang ketiga infeksi virus corona.

Hal tersebut disampaikannya dalam konferensi pers pada Selasa (7/7/2020).

"Kami khawatir akan terjadi wabah besar-besaran di masyarakat, dengan begitu banyak sumber infeksi," ujar Kepala Cabang Penyakit Menular dari Pusat Perlindungan Kesehatan, Dr Chuang Shuk-kwan.

Selain itu, jumlah korban yang terinfeksi di Hong Kong juga terus mengalami peningkatan.

Baca juga: Efektifkah Penggunaan Masker Scuba untuk Pencegahan Virus Corona?

Berdasarkan laporan terkini, total kasus virus corona di Hong Kong mencapai 1.299 kasus dengan 7 kematian.

Chan mengungkapkan, Hong Kong sejauh ini telah melakukan lebih dari 360.000 tes Covid-19, yang berjumlah 48.000 per satu juta orang.

Ia berjanji, pemerintah setempat akan terus meningkatkan kapasitas penyaringan, dan diharapkan untuk menambah 2.400 tes tambahan untuk kuota harian mulai bulan depan.

Sementara itu, Chan juga mengatakan, pemerintah akan mengatur kembalinya penduduk Hong Kong dari negara-negara berisiko tinggi, seperti Pakistan dan India, melalui konsultasi dengan konsulat dan etnis minoritas di kota.

Baca juga: Ramai soal Penolakan Jenazah Covid-19, Dokter: Pasien Meninggal, Virus Pun Mati

Karantina pekerja asing

Pekerja rumah tangga asing, terutama yang berasal dari Filipina dan Indonesia, akan diminta untuk melakukan tes Covid-19 sebelum datang ke Hong Kong.

Mereka wajib menunjukkan hasil negatif untuk memasuki Hong Kong, kemudian mereka harus menjalani karantina 14 hari di akomodasi hotel yang dibayar untuk oleh majikan mereka.

Tak hanya itu, anggota kru laut, yang telah dibebaskan dari karantina dan skrining ketika tiba di Hong Kong, juga akan diminta untuk melakukan rapid test sebelum berangkat ke kota.

Tanpa hasil tes yang negatif, mereka tidak akan diperbolehkan masuk di Hong Kong.

Baca juga: Sinergi UGM, Unair, dan Hepatika Ciptakan Rapid Test untuk Covid-19

Mulai Rabu (8/7/2020), para pekerja itu, bersama dengan awak pesawat yang juga dikecualikan dari karantina, akan diminta untuk menyerahkan sampel air liur tenggorokan pada saat kedatangan di Bandara Internasional Hong Kong.

Chan mengatakan pemerintah juga akan mempertimbangkan pengetatan terhadap aturan jarak sosial, seperti jumlah orang yang diizinkan untuk menghadiri pertemuan keagamaan dan lainnya.

Ia menambahkan, pembatasan lain untuk tempat-tempat seperti restoran dan tempat hiburan mungkin juga ditinjau.

Kemudian, kunjungan ke rumah perawatan orangtua atau panti jompo juga akan ditangguhkan.

Baca juga: Melihat Fenomena 10 Juta Kasus Covid-19 di Dunia...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda sakit kepala karena migrain dan Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi