Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara-negara yang Disebut Jadi Episentrum Covid-19 di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
AFP/HECTOR RETAMAL
Seorang petugas medis dari Provinsi Jilin menangis sebelum pergi dalam sebuah acara perpisahan di Bandara Tianhe yang baru dibuka kembali di Wuhan, Hubei, China, Rabu (8/4/2020). Ribuan orang bergegas meninggalkan Wuhan setelah otoritas mencabut kebijakan lockdown selama lebih dari dua bulan di lokasi yang diketahui sebagai episenter awal virus corona tersebut.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Lebih dari enam bulan sejak pertama kali dilaporkan, wabah virus corona kini telah dan masih terus menyebar ke seluruh benua.

Kasus Covid-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan, China, pada akhir 2019.

Pusat penyebaran Covid-19 kemudian bergeser ke Eropa dan kini berpindah ke Amerika Latin.

Hal itu seperti disampaikan Badan Kesehatan Dunia ( WHO) pada akhir Mei 2020. WHO menyebutkan, terjadi kenaikan kasus yang signifikan di kawasan Amerika Tengah dan Amerika Selatan. 

Sampai saat ini, virus corona telah menginfeksi hampir 12 juta orang dengan 546.318 kematian, dan lebih dari 7 juta pasien dinyatakan sembuh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendati sebagian besar negara tengah melonggarkan penguncian, tapi beberapa di antaranya kini masih menjadi episentrum virus corona.

Berikut sejumlah negara yang disebut jadi episentrum virus corona di dunia:

China

China merupakan negara yang pertama kali melaporkan temuan kasus Covid-19. Sempat tidak melaporkan kasus infeksi baru dalam beberapa bulan, kini Negeri Tirai Bambu itu disebut akan menghadapi gelombang kedua virus corona.

Meski laporan kasus harian di bawah angka 10, China kembali melakukan penguncian di sejumlah daerahnya, termasuk Ibu Kota Beijing.

Hingga saat ini, China telah melaporkan 84.941 kasus infeksi dengan 4.641 kematian.

Baca juga: Akankah Kasus Covid-19 di Indonesia Melampaui China di Akhir Juli?

Amerika Serikat

Dengan lebih dari 3 juta kasus infeksi, Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus tertinggi virus corona.

Bahkan, pandemi di Negeri Paman Sam ini belum menunjukkan tanda akan berakhir.

Dilansir dari CNN, Rabu (8/7/2020), AS pertama kali melaporkan kasus pada 21 Januari 2020 dan dalam 99 hari sudah menginfeksi 1 juta jiwa.

Pada 43 hari berikutnya, negara itu telah melaporkan 2 juta kasus infeksi dan mencapai 3 juta pada 28 hari kemudian.

Terbaru, lebih dari 60.000 kasus baru dilaporkan pada Rabu kemarin. Meski demikian, angka kematian di AS secara umum telah mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Kasus Baru Covid-19 di Amerika Serikat Meroket, Tapi Kenapa Kurva Kematian Rata?

Brazil

Bermula dari sikap Presiden Jair Bolsonaro yang menganggap virus corona sebagai flu biasa, Brazil kini menjadi episentrum virus corona di Amerika Latin.

Negeri Samba itu memiliki lebih dari 1,6 juta kasus infeksi dengan 66.741 kematian.

Pada Selasa (7/7/2020), Bolsonaro mengonfirmasi dirinya telah dinyatakan positif Covid-19 kepada wartawan dan mengklaim telah menggunakan hidroksiklokuin, obat anti-malaria yang tak terbukti efektif mengobati virus corona.

"Aku baik-baik saja, normal. Aku bahkan ingin berjalan-jalan di sini, tapi aku tidak bisa karena rekomendasi medis," kata Bolsonaro, dikutip dari Aljazeera, Rabu (8/7/2020).

Presiden berusia 65 tahun itu sering muncul di depan umum untuk berjabat tangan dengan pendukungnya dan bertemu banyak orang, sesekali tanpa mengenakan masker.

Dengan tingginya kasus di Brazil, pada akhir Mei 2020, AS menganggap negara itu menjadi episentrum Covid-19 dan melarang pengunjung dari negara tersebut ke wilayah Amerika Serikat.

Baca juga: Presiden Brazil Positif Covid-19, Ini Daftar 7 Pemimpin Negara yang Terinfeksi Corona

India

Di Asia, India disebut menjadi episentrum baru virus corona dengan 742.417 kasus infeksi dengan 20.642 kematian, tertinggi di Asia.

Melansir Times of India, Kamis (9/7/2020), India mencatatkan lonjakan kasus infeksi tertingginya pada Rabu dengan 25.530 kasus.

Negara berpenduduk lebih dari 1,3 miliar ini telah melaporkan rata-rata 22.000 infeksi setiap hari selama seminggu terakhir dengan tingkat pertumbuhan 3,5 persen.

Lonjakan itu datang di tengah peningkatan pengujian di seluruh negeri dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, negara bagian Benggala Barat telah mengumumkan penguncian ketat di daerah-daerah tertentu dimulai sejak hari ini, Kamis setelah lonjakan kasus baru.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

Italia

Setelah kasus di China mereda, Italia sempat menjadi episentrum virus corona baru dan menjadi perhatian seluruh dunia.

Saat ini, Negeri Pizza itu telah berada pada tahap pemulihan usai kasus infeksi yang terus melandai.

Penguncian telah dilonggarkan dan aktivitas ekonomi secara perlahan mulai hidup kembali.

Bagaimana dengan Indonesia? 

Pada Rabu, Indonesia melaporkan kasus infeksi harian tertinggi dengan 1.853 kasus, sehingga total menjadi 68.079 kasus.

Angka itu menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara dan Asia Timur di luar China. Sebanyak 31.585 pasien telah dinyatakan sembuh dan 3.359 meninggal dunia.

Sampai saat ini, kasus infeksi di Indonesia belum menunjukkan tanda penurunan tren. Bahkan, laporan harian melebihi angka 1.000 dalam beberapa minggu terakhir.

Pada akhir Juni lalu, Sydney Morning Herald (SMH) memberitakan, Indonesia berpotensi menjadi episentrum virus corona dunia.

Media itu menyoroti tingginya kasus infeksi harian di Indonesia yang mencapai lebih dari 1.000 kasus. Menanggapi hal itu, dosen public health di University of Derby Dono Widiatmoko mengatakan, Indonesia bahkan saat ini sudah menjadi episentrum baru virus corona dunia.

"Menurut saya sudah, bukan cuma bisa, sudah jadi episentrum baru virus corona di dunia," kata Dono saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2020).

Dono menjelaskan, episentrum merupakan pusat terjadinya infeksi virus corona secara massal dalam populasi.

Menanggapi prediksi Indonesia berpotensi jadi episentrum baru, Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Langkah ini salah satunya untuk mencegah potensi Indonesia menjadi episentrum baru penyebaran Covid-19.

Baca juga: Mematahkan Prediksi Indonesia Jadi Episentrum Covid-19 Dunia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Gejala Ringan Terinfeksi Virus Corona yang Harus Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi