Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Gunung Guntur Hilang secara Misterius Dimungkinkan karena Paradoxical Undressing, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi kedinginan.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Seorang pendaki Gunung Guntur bernama Afrizal (16) dikabarkan hilang secara misterius sejak Sabtu (4/7/2020) saat mendaki bersama dengan empat orang temannya.

Warga Kecamatan Cilawu, Garut Jawa Barat tersebut hilang saat tengah tertidur di tenda.

Sebelum menghilang, korban bersama dengan teman-temannya sempat begadang hingga jam 2 pagi.

Baca juga: Ramai soal Video Berjubelnya Para Pendaki di Gunung Lawu, Ini Penjelasannya...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban kemudian ditemukan pada Minggu (5/7/2020) sekitar pukul 09.00 WIB di sekitar sumber mata air yang dikenal dengan nama Cikole, cukup jauh dari lokasi awal korban mendirikan tenda.

Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, Afrizal ditemukan oleh penjaga parkir bernama Entis, di dekat sumber air yang dikenal dengan nama Cikole.

Saat ditemukan, Afrizal berada di dekat batu besar dalam keadaan lemas dan hanya memakai celana dalam.

Afrizal mengaku tidak tahu menahu mengapa dirinya berada di batu besar tersebut. 

Baca juga: Kisah Penaklukan Pertama Everest, Gunung Tertinggi di Dunia

Kondisi ini pun menjadi sorotan bagi warganet.

Salah satu pengguna Twitter, Ditta Aditya Pratama, @gan_agun mengungkapkan, apa yang dialami Afrizal disebut dengan paradoxical undressing.

Lantas, apa itu paradoxical undressing?

Staf Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, Dr dr Em Yunir mengungkapkan paradoxical undressing merupakan kondisi tubuh yang mengalami kedinginan hebat atau hipotermia dan menyebabkan gangguan kontrol pada hipotalamus.

Hipotalamus merupakan bagian dari otak yang mengeluarkan bahan kimiawi berupa hormon yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengendalikan organ dan sel-sel tubuh, termasuk keseimbangan suhu tubuh.

"Pada orang kedinginan, mereka mengirimkan sinyal dingin dan disebar ke kesadaran, sehingga orang tersebut akan berusaha mencari baju hangat dan terhindar dari rasa dingin," ujar Yunir saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/7/2020).

Baca juga: Banjir Jakarta, Apa Itu Hipotermia dan Bagaimana Gejalanya?

Namun, ketika seseorang mengalami paradoxical undressing, ia akan tiba-tiba merasa tidak kedinginan lagi dan justru merasa kepanasan meski cuaca sedang dingin-dinginnya.

Hal ini dikarenakan, persepsi hipotalamus terkait rasa dingin menjadi kacau.

"Jadi, orang tersebut mengalami disorientasi, halusinasi dan sebagainya. Nah salah satunya dari metabolisme kita, yakni thermostat tubuh yang juga menjadi kacau," katanya lagi.

Dari sejumlah sumber paradoxical undressing ini merupakan salah satu gejala akut pada hipotermia. Saat seseorang mengalami paradoxical undressing, seseorang seolah-olah kehilangan akal sehat dengan membuka bajunya meski udara di sekitar sangat dingin.

Lebih lanjut, Yunir menjelaskan, awalnya pada tubuh seseorang yang mengalami paradoxical undressing, seharusnya ia mengirimkan sinyal "tubuh butuh kehangatan" dari hipotalamus kepada kesadaran, namun yang terjadi justru sebaliknya.

Pada orang yang mengalami paradoxical undressing, ia akan merasa gerah dan mencoba mendinginkan tubuhnya, salah satunya dengan membuka pakaian.

Baca juga: Viral, Unggahan Pemuda Asal Kediri Curi Bra dan Pakaian Dalam Wanita

Berpotensi menimbulkan kematian

Kekacauan pesan yang disampaikan oleh hipotalamus dan metabolisme ini juga berdampak pada kematian.

Em Yunir mengungkapkan, seseorang dapat meninggal dunia, jika ia tiba-tiba melepaskan pakaiannya di saat cuaca semakin bertambah dingin.

"Bisa, yang bikin meninggal adalah buka baju, padahal temperatur di luar kan makin dingin, suhu dia bisa turun sampai 32 derajat, bisa menjadi hipotermia berat yang akhirnya merusak termostat dan sudah kondisi metabolisnya menjadi kacau," katanya.

Baca juga: Viral Twit soal Kondisi Tubuh Ketika Terinfeksi Covid-19, Ini Penjelasan Dokter

Menurutnya, suhu tubuh manusia agar metabolisme dapat berfungsi normal yakni berkisar 36,5-37,5 derajat Celsius.

Di sisi lain, jika suhu tubuh mengalami penurunan atau mengalami kedinginan, umumnya tubuh manusia akan menjaga keseimbangan suhu tubuh dengan membakar lemak, dan denyut jantung menjadi tinggi.

Dalam mengupayakan menjaga keseimbangan tubuh, metabolisme tubuh juga ikut berperan yakni dengan timbul gemetar atau menggigil.

"Untuk metabolisme membentuk panas dari dalam, salah satunya gemetar, itu untuk memproduksi panas. Kalau itu tidak bisa, dan suhu luar semakin rendah, artinya kondisi badan semakin parah," kata dia.

Baca juga: Menilik Bandara Hong Kong yang Gunakan Bilik Robot Disinfeksi Pertama untuk Seluruh Tubuh

Cara menangani 

Sementara itu, guna mengantisipasi terjadinya paradoxical undressing, dirinya mengimbau agar para pendaki betul-betul sehat.

Sebab dengan kondisi tubuh yang sehat dan fit membuat metabolisme bekerja dengan baik.

Selain itu, kondisi tubuh yang sehat dan fit juga dapat bertahan pada cuaca yang tiba-tiba menjadi ekstrem.

Namun, jika dalam pendakian kita menemukan seseorang yang mengalami paradoxical undressing, disarankan untuk tidak panik dan berupaya menghangatkan tubuh korban.

"Langsung dibungkus orangnya, bikin api unggun, pindahkan dia ke tempat yang hangat," katanya.

Hal ini dilakukan guna menormalkan thermostat tubuh yang sempat ada gangguan ketika kedinginan atau merasakan hipotermia.

Baca juga: Daftar 29 Kawasan Konservasi yang Dibuka Kembali di Masa New Normal, dari Kepulauan Komodo hingga Gunung Rinjani

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi