Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Cara Mematikan Kutu dengan Raket Listrik ke Tubuh Kucing, Ini Penjelasan Dokter...

Baca di App
Lihat Foto
Facebook: Kizam
Tangkapan layar video kucing digosok-gosok menggunakan raket listrik diduga untuk membunuh kutu.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan seseorang tengah menggosok-gosokkan raket listrik ke tubuh kucing viral di media sosial pada Jumat (3/7/2020).

Diduga tindakan tersebut dilakukan untuk membunuh kutu yang ada pada tubuh kucing.

Adapun video tersebut diunggah oleh akun Facebook Kizam di Komunitas Pecinta Kucing Semarang (KPKS).

"Ngresiki tumo sek, karo terapi haha (membersihkan kutu dulu, sambil terapi haha)," tulis Kizam.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral Unggahan Poster Monas Tenggelam di Media Sosial, Apa Artinya?

Selain Kizam, akun Facebook Cintya Amelia juga mengunggah video serupa pada Selasa (7/7/2020).

Dalam video berdurasi 33 detik tersebut terdengar bunyi letupan-letupan kecil ketika raket listrik disentuhkan ke tubuh kucing.

Sejauh ini, unggahan tersebut direspons sebanyak 1.316 kali dan telah dibagikan sebanyak 5.037 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

 Baca juga: Video Viral Sosok Pengisi Suara Berbagai Produk Iklan, Ini Peluang Kerja Voice Over

Lantas, apakah hal tersebut efektif? Berikut penjelasan dokter hewan:

Dokter hewan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) drh Slamet Raharjo mengungkapkan, tindakan penyetruman kutu menggunakan raket listrik seperti dalam video tersebut tidak dapat membunuh kutu yang ada pada tubuh kucing.

"Melihat video ini, saya kok tidak yakin bunyi 'pletek-pletek' itu akibat kutu kucing. Saya menduga itu karena kulit kucing yang tersentuh raket," ujar Slamet saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (9/7/2020).

Menurutnya, raket listrik hanya memiliki fungsi untuk membunuh serangga dengan daya listrik yang rendah.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Mosquito-borne Disease dan Macamnya...

Selain itu, aliran listrik yang ada pada raket listrik juga tidak berbahaya bagi manusia.

"Pada dasarnya raket nyamuk memiliki daya listrik yang rendah yang dapat membunuh serangga dan tidak berbahaya bagi manusia, namun tetap memberikan efek kejut yang dapat berbahaya bagi jantung," kata dia.

Ia mengungkapkan, efektivitas penggunaan raket nyamuk untuk kucing perlu dipertanyakan kembali, karena raket ini hanya memiliki daya membunuh serangga jika serangga kontak langsung dengan kawat raket listrik.

Tak hanya itu, Slamet menyampaikan, masih banyak kutu yang bersembunyi dan siap berkembang biak lagi pada tubuh kucing.

Kendati demikian, Slamet tidak menyarankan masyarakat untuk melakukan tindakan tersebut kepada kucing, alih-alih untuk membunuh kutu.

"Saya pribadi tidak merekomendasikan penggunaan alat ini untuk membunuh kutu kucing," lanjut dia.

Baca juga: Di Balik Wisuda Drive-Thru UNS, dari Gunakan Mobil Listrik hingga Andong

Slamet mengungkapkan ada beberapa tindakan untuk membersihkan kucing dari kutu.

"Untuk membersihkan bulu/rambut dan kutu sebaiknya dilakukan dengan pemberian obat anti kutu bersamaan saat membersihkan rambut/bulu saat grooming rutin baik grooming kering maupun grooming basah," ujar Slamet.

Ketika grooming kering, sebaiknya petugas medis menggunakan medicated powder, sementara grooming basah/bathing menggunakan medicated shampoo/tick and flea shampoo.

"Lebih efektif lagi menggunakan obat kutu khusus seperti ivermectin yang diberikan secara injeksi/suntikan namun harus dilakukan oleh tenaga medis (paramedis dan dokter hewan)," imbuh dia.

Baca juga: Sama-sama Sebabkan Gatal, Ini Beda Kutu dan Ketombe

Pembersihan kucing dari kutu

Sementara itu, dokter hewan sekaligus pengajar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendan Kupang drh Yeremia Yobelanno Sitompul mengungkapkan, kutu kucing dapat membawa bakteri Bartonella henselae saat menggigit manusia.

Adapun bakteri ini menyebabkan infeksi yang menyebar ke kelanjar getah bening pada manusia, seperti diberitakan Kompas.com (29/5/2020).

Yeremia menjelaskan, tips agar menjaga kesehatan kucing yakni dengan memastikan hewan tersebut tidak ada kutu.

Baca juga: Saat Obat Kucing Menunjukkan Harapan untuk Covid-19...

Umumnya, pengobatan dilakukan secara berkala hingga kutu benar-benar dipastikan hilang.

Ia menambahkan, untuk mematahkan siklus hidup kutu, pemberian obat yang dilakukan biasaya hanya membunuh kutu dewasa. Artinya, kemungkinan masih ada telur kutu yang tertinggal di tubuh hewan.

Oleh karena itu, dokter akan memberikan arahan untuk kembali untuk melakukan pengobatan lagi.

Waktu pengobatan kembali ini disesuaikan dengan perkiraan waktu telur akan menetas, dan tidak berpotensi menghasilkan telur baru.

Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Kucing Emas, Spesies Langka yang Hampir Terancam Punah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi