Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bali Jadi Tuan Rumah Pertama Aksi Pengembalian Lumba-lumba Tawanan ke Alam...

Baca di App
Lihat Foto
pixabay.com/Claudia14
Ilustrasi lumba-lumba.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Seekor lumba-lumba bernama Rambo, dikabarkan telah dikurung di dalam kolam dangkal di sebuah hotel di Pulau Bali sejak setahun lalu.

Adapun kolam tersebut telah diklorinasi dan menyerupai air laut asli untuk tempat tinggal buatan lumba-lumba.

Dilansir dari Reuters (8/7/2020), Rambo biasanya menghibur pengunjung dari seluruh dunia dengan melakukan aksi melompat masuk ke dalam lingkaran sebagai pertunjukan hiburan.

Dalam kolam tersebut, ia tidak diperlakukan dengan baik, dan cenderung stres.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Menurut laporan World Animal Protection pada 2019, lebih dari 3.000 lumba-lumba di penangkaran di seluruh dunia sebagai bagian dari industri hiburan yang menghasilkan 5,5 miliar dollar AS per tahun atau sekitar Rp 79,483 triliun.

Namun, nasib baik berlaku pada Rambo. Seorang aktivis hewan dan pendiri Proyek Lumba-lumba (badan amal yang mengelola pusat), Ric O'Barry (80) mengatakan, saat ini mamalia tersebut telah dibawa ke pusat rehabilitasi permanen pertama di dunia.

Tempat tersebut berada di bawa proyek yang diprakarsai oleh pemerintah dan kelompok-kelompok hak asasi hewan di Bali.

"Pusat rehabilitasi itu model. Bisa diduplikasi. Dan kami juga mencoba melakukan hal tersebut di Eropa, di Italia, dan di Kreta (Yunani)," ujar O'Barry.

"Lumba-lumba akan lebih stres saat di penangkaran daripada hewan lain yang akan kita lihat di kebun binatang," lanjut dia.

Baca juga: Kasus Penyelundupan Satwa Sepanjang 2019, dari Komodo hingga Ayam Aduan

Bantuan Indonesia

Dengan bantuan pihak berwenang Indonesia, aktivis telah menyelamatkan empat lumba-lumba pada tahun lalu dan membawa mereka ke pusat perawatan di sebuah teluk di pulau tropis.

Tak lama setelah itu, aktivis lumba-lumba dengan tuan rumah yakni Indonesia, mengembalikan lumba-lumba ke alam liar.

Adapun pengembalian ini bergantung pada tingkat kesehatan hewan dan kemampuan mereka untuk menangkap makanan, serta berinteraksi dengan lumba-lumba lain.

"Seringkali mereka mematikan sonar ketika mereka ditahan di penangkaran. Jadi hal itu merupakan salah satu tugas utama tim di sini untuk mempersiapkan mereka untuk kehidupan mereka di alam liar," ujar pihak yang menjalankan pusat rehabilitasi, Femke Den Haas.

Baca juga: Saat China Berencana Hentikan Perdagangan Satwa Liar akibat Virus Corona...

Diketahui, lumba-lumba menggunakan sonar untuk bernavigasi di lautan dan juga untuk berkomunikasi satu sama lain.

Sementara itu, O'Barry mengatakan, di masa lalu ia melatih lumba-lumba yang digunakan dalam serial TV "Flipper", kemudian ia berubah pikiran dan membuka cagar alam di Bali.

Pembukaan itu merupakan langkah lain untuk mengakhiri penawanan satwa.

"Sekarang ada ratusan aktivis yang menangani masalah ini. Tetapi, saat saya melakukan hal ini pada 50 tahun lalu, orang-orang pikir saya gila," imbuh dia.

Baca juga: Viral, Video Cara Mematikan Kutu dengan Raket Listrik ke Tubuh Kucing, Ini Penjelasan Dokter...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi