Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecahkan Rekor Baru Kasus Covid-19, Berikut 3 Penyebab Utamanya...

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi vaksin virus corona, vaksin Covid-19
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sejak diumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020 lalu, penambahan kasus virus corona di Indonesia terus mengalami penambahan.

Jumlah kasus Covid-19 secara keseluruhan menyentuh angka 70.736 kasus hingga Kamis (9/7/2020).

Dalam 24 jam terakhir, terdapat penambahan tertinggi harian Covid-19 yakni sebanyak 2.657 kasus.

Baca juga: Kawal Covid-19: Pandemi Indonesia Baru Dimulai, Apa Kata Gugas Tugas?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara itu, untuk jumlah pasien yang sembuh juga mengalami penambahan sebanyak 1.066 orang.

Terkait jumlah korban jiwa akibat Covid-19 sebanyak 58 pasien hanya dalam waktu dua hari, yakni 8-9 Juli 2020.

Lantas, faktor apa saja yang menyebabkan kasus harian Covid-19 meninggi dan bahkan memecahkan rekor baru lagi?

1. Mobilitas tinggi

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad menilai, penyebab utama tingginya kasus Covid-19 dalam sehari di Indonesia dikarenakan mobilitas masyarakat yang juga tinggi.

Mobilitas tersebut, lanjut Riris, diakibatkan oleh penerapan normal baru setelah Hari Raya Idul Fitri lalu.

"Ya, penularannya semakin meluas, sejak digulirkannya new normal mulai Lebaran Idul Fitri kemarin, itu kan orang jadi lebih rileks," kata Riris saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/7/2020).

Menurut Riris, apabila belum ditemukan vaksin atau obat yang bisa mengendalikan penularan Covid-19, maka kasus akan kembali seperti semula.

Baca juga: Ramai soal Penolakan Jenazah Covid-19, Dokter: Pasien Meninggal, Virus Pun Mati

2. Meningkatnya kapasitas tes

Ketika ditanya apakah disebabkan juga karena meningkatnya kapasitas tes, Riris tak menampik soal hal itu.

"Ada peningkatan jumlah tes memang iya, tetapi kalau peningkatan jumlah tes tanpa ada peningkatan penularan, penemuannya seharusnya tetap sama atau bahkan berkurang," jelas Riris.

Oleh sebab itu, Riris melanjutkan, melonjaknya jumlah kasus Covid-19 dalam sehari dikarenakan murni tingginya orang terpapar.

Baca juga: 5 Fakta Film G30S/PKI, dari Film Wajib Era Soeharto hingga Pecahkan Rekor Penonton

Riris berujar, masyarakat tidak bisa disalahkan begitu saja karena hal ini.

Tak bisa juga menyalahkan pemerintah karena dalam perjuangan melawan Covid-19, semua pihak turut berperan.

"Tidak bisa kita hanya menyalahkan pemerintah, tetapi juga tidak bisa menyalahkan masyarakat juga. Intinya ini kerja bersama," ungkap Riris.

Baca juga: Rekor 2.657 Kasus Baru Covid-19, Berikut 3 Cara Menekan Laju Penyebaran Virus Corona

3. Karena klaster Secapa AD

Berbeda dengan Riris, pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Satria Wiratama mengatakan tingginya kasus karena adanya salah satu klaster di Jawa Barat.

"Salah satunya disumbang oleh klaster baru di Jawa Barat. Klaster Secapa AD," kata Bayu.

Menurutnya, adanya klaster tersebut mengakibatkan ledakan dari sisi penambahan jumlah kasus dalam sehari.

Adapun klaster tersebut, kata Bayu, seharusnya tidak terjadi bila menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Iya, karena klaster itu (Secapa AD), kasusnya jadi meledak," ujar Bayu.

"Klasternya sebenarnya tidak harus terjadi kalau lokasi seperti Secapa AD itu melakukan protokol dan pengawasan yang ketat," pungkas dia.

Baca juga: Pendakian Gunung Lawu Dibuka, Simak Protokol Kesehatannya Sebelum Mendaki

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Protokol Kesehatan di Salon dan Barbershop

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi