Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Menyebar Lewat Udara, Bagaimana Cegah Virus Corona di Ruangan Tertutup?

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi virus corona, Covid-19
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Lebih dari setengah tahun setelah virus corona terdeteksi, para pakar kesehatan dan ilmuwan masih terus berusaha mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai cara penyebaran dan langkah menekan virus penyebab penyakit Covid-19.

Terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui bukti bahwa virus juga dapat ditularkan oleh tetesan yang lebih kecil atau aerosol melalui udara.

Disebutkan bahwa virus bisa bertahan di udara lebih lama dan dapat melakukan perjalanan lebih jauh. Temuan ini pun menambah daftar cara penyebaran virus corona.

Sebelumnya disebutkan jika virus ditularkan antar orang melalui transmisi tetesan pernapasan atau droplets, termasuk kontak langsung dengan orang yang terinfeksi hingga kontak terhadap permukaan yang mengandung virus.

Baca juga: Update Virus Corona 10 Juli 2020: 12,3 Juta Orang Terinfeksi, Ini 5 Negara dengan Kasus Tertinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Penularan virus

Menurut epidemiolog dr Dicky Budiman, secara hirarki mekanisme penularan Covid-19 paling dominan adalah melalui droplets atau percikan cairan pernapasan.

"Selanjutnya yang harus diwaspadai tentu mekanisme penularan lewat formite (permukaan benda yang terkontaminasi virus) dan airbone aerosol," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/7/2020).

Dengan adanya update terbaru dari WHO tersebut, Dicky menegaskan, seluruh orang harus lebih tertib dalam menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Sementara itu, penyebaran virus corona di ruangan tertutup dengan ventilasi buruk juga dapat meningkatkan risiko penularan.

"Hindari ruangan berventilasi buruk, ramai orang, dan rapat dengan durasi lama," ujar Dicky.

Ia menambahkan, perusahaan atau perkantoran perlu lebih memperhatikan karyawan dengan risiko tinggi terpapar virus, seperti orang dengan kormobid atau penyakit bawaan.

"Jangan sampai membiarkan orang dengan kormobid harus bekerja di kantor. Ini jelas bahaya," paparnya.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Covid-19 di Pabrik Unilever, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?

Dicky mengatakan, semua gedung perkantoran, termasuk rumah sakit atau ruangan publik tertutup lainnya seperti mall atau restoran harus memiliki sistem sirkulasi dan ventilasi udara yang baik.

"Sirkulasi yang baik itu ada pertukaran udara dalam dan luar ruang," jelas dia.

Protokol VDJ

Mengikuti update dari WHO mengenai penyebaran virus corona melalui udara, penting kembali mengingat protokol kesehatan V-D-J. Apa itu? 

Sebelumnya mengutip Kompas.com (9/6/2020), protokol VDJ dikenalkan dalam diskusi pandemitalk di Instagram. Akun @pandemictalks diinisiasi oleh @kamilmoon_ , @firdzaradiany, dan @mutiaranissa.

Ventilasi

Dijelaskan bahwa risiko penularan Covid-19 akan lebih rendah jika ada aliran udara segar hingga terjadi dispersi virus. Berbeda jika di dalam ruangan tertutup dimana udara akan kembali resirkulasi.

"Ventilasi mengurangi risiko, karena laporan ilmiah menyatakan udara di ruangan tertutup dan ber-AC mempertinggi risiko penyebaran virus corona penyebab Covid-19," kata Tonang Dwi Ardyanto, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Durasi

Apabila ada orang yang sudah terinfeksi Covid-19, maka virus akan bisa keluar dari mulut dan hidung saat bernafas, berbicara, bersin, atau batuk. Risiko penularan akan tinggi seiring lama durasi interaksi dengan orang yang belum terinfeksi.

"Untuk soal durasi, memang pembicaraan termasuk yang berpotensi menularkan, maka diwajibkan menggunakan masker. Maka sebenarnya, kita harus kampanyekan bahwa ketika berbicara di publik, terutama dengan microphone, harus tetap mengenakan masker secara benar," kata Tonang.

Tonang menjelaskan bahwa saat berbicara, tetap ada droplet yang terlontar, meskipun tidak terlihat oleh mata. Menurutnya hal tersebut bersifat alamiah.

"Justru yang tidak kasat mata itu yang ukuran kecil, lebih berisiko. Harus mengenakan masker. Anjurannya, kalau masker kain, sebaiknya dilapis minimal 2 serta hidung dan mulut harus tertutup," kata Tonang.

Baca juga: [POPULER TREN] Kasus Pembobolan BNI | Daftar 10 Provinsi dengan Kasus Baru Tertinggi

Jarak

Menjaga jarak aman sejauh 2 meter, tidak berkumpul dalam kelompok, dan jauhi tempat ramai atau physical distancing sangatlah penting untuk memperlambat penyebaran virus.

"Jarak, disepakati minimal 1 meter, bila bisa 2 meter lebih baik lagi," kata Tonang.

Ketiga hal tersebut, yaitu ventilasi, durasi, dan jarak memiliki keterikatan kuat antara satu dengan lainnya.

Apabila dapat menjaga ketiga hal tersebut, maka bisa mengurangi risiko penularan di ruang tertutup

Sebaliknya, resiko akan sangat tinggi jika ketiga hal ini overlap atau beririsan terjadi. Kondisi di mana memperhatikan pentingnya ventilasi, durasi dan jarak tersebut juga dibenarkan oleh Tonang.

"Benar, memang tiga hal itu penting diperhatikan membantu mengurangi risiko penularan Covid-19," kata Tonang.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi