Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Papa T Bob, Pencipta Lagu Anak yang Populer di Era 90-an

Baca di App
Lihat Foto
Instagram @papatbob_official
Pencipta lagu anak Papa T Bob.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pencipta lagu anak legendaris, Erwanda Lukas atau yang biasa dikenal dengan nama Papa T Bob meninggal dunia, Jumat (10/7/2020).

Kabar meninggalnya Papa T Bob tersebut dibenarkan oleh mantan penyanyi cilik dan politisi Tina Toon.

"Ya kabar duka datang dari Om Papa T Bob. Turut berduka yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Om Papa T Bob semoga beliau diterima di sisi-Nya," kata Tina Toon saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/7/2020). 

Baca juga: Mengenang Aktor Didi Petet, dari Perjalanan Karier hingga Seni Teaternya...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri kaset lagu anak-anak mencapai masa kejayaannya pada 1992.

 

Salah satunya berkat lagu Susan Punya Cita-Cita ciptaan Papa T Bob.

Berikut sekilas tentang Papa T Bob:

Papa T Bob lahir di atas sebuah kapal yang sedang berlayar di pesisir Kepulauan Sangir Talaud, 22 Oktober 1960.

Nama aslinya adalah Erwanda Lukas. Nama Papa T Bob merupakan nama samarannya. T. Bob sendiri adalah nama putranya.

Dia mulai bermusik dengan nama Wanda Chaplin dan menjuarai Lomba Musik Humor 1979.

Baca juga: Mengenang Seniman Musik Djaduk Ferianto...

Sepuluh tahun kemudian, yaitu pada 1989, dia menciptakan lagu anak-anak pertamanya berjudul Semut Semut Kecil dan sukses.

Setelah sukses dengan lagu Semut Semut Kecil, menyusul lagu lainnya seperti Ogah-ogahan, Si Kodok, Si Komo atau Du Di Dam (Eno Larian) hingga Susan Punya Cita Cita (Ria Enes).

"Saya tidak memiliki metode tertentu dalam mencipta lagu. Setiap lagu selalu saya hasilkan dengan tiba-tiba. Sebagai contoh, ketika Joshua sudah siap masuk vokal, Air baru ada melodinya. Liriknya belum ada. 'Diobok-obok' dicetuskan Joshua ketika dia main air AC yang bocor di dalam studio, yang langsung saya adaptasikan ke dalam lirik Air," tuturnya seperti ditulis Harian Kompas, Minggu (6/12/1998).

Baca juga: Mengenang Erwin Prasetya, Basis Pertama Dewa 19 yang Meninggal karena Pendarahan di Lambung

Ratusan lagu anak

Dari 1989 hingga 1998 Erwanda mengatakan telah membuat 200 lagu anak.

Dari jumlah itu hampir setiap tahun ada saja lagunya yang populer-yang berarti menghasilkan penjualan ratusan ribu hingga satu juta kaset.

Lagu berjudul Air yang dinyanyikan Joshua populer tak hanya di kalangan anak-anak, tapi juga orang dewasa. Lagu itu menjadi lagu yang fenomenal.

Penjualan kasetnya melampaui satu juta copy, angka yang hampir mustahil bisa dicapai kaset lagu anak-anak maupun dewasa kala itu.

"Joshua terus menelepon saya. Sedemikian seringnya, sampai saya katakan pada suatu ketika, datanglah ke studio sekarang juga. Padahal lagu untuk dia belum saya buat sama sekali," kenang Papa T. Bob

Baca juga: Mengenang Sosok Marsinah, Aktivis Buruh yang Tak Mau Mengalah pada Nasib

Selain lagu itu, lagu berjudul Susan Punya Cita-cita yang dinyanyikan Ria Enes memperoleh Golden-Cassette HDX Award.

Itu juga menjadi kaset paling laris yang dicetak di atas kaset merk HDX sepanjang 1992.

Dilansir Harian Kompas, Minggu (19/12/1993), menurut produsernya, Supranada Records (Kompas 1 Maret 1993) kaset itu terjual sekitar 500.000 kaset.

Sementara itu sumber lain menyebut angka satu juta kaset. Dengan demikian lagu tersebut bisa menandingi kaset Chicha Koeswoyo Heli (1975) dan Joan Tanamal Si Kodok (1976), lagu anak-anak yang sangat populer setelah dikasetkan.

Baca juga: Mengenang Perjalanan Hidup Pramoedya Ananta Toer...

Kejadian pahit

Sebagai seorang pencipta lagu anak terkenal, dia tak hanya mengalami kesuksesan. Dia juga pernah mengalami kejadian pahit.

Salah satunya seperti dilasir Harian Kompas, Senin (1/3/1999), Erwanda pernah diperas orang tak dikenal hingga Rp 100 juta.

"Setiap kali ada lagu saya yang populer, seperti Air yang dinyanyikan Joshua sekarang ini, ada saja telepon bernada iseng yang mengganggu. Mula-mula saya tanggapi biasa saja, tetapi istri saya di rumah juga mengalami hal yang sama. Saya pun menjadi khawatir dan was-was."

Dia kerap mendapat telepon gelap. Penelepon gelap kadang melontarkan makian, mengancam, bahkan memeras dia dan keluarganya. Akibatnya, dia sering berganti-ganti nomor telepon.

Baca juga: Mengenang Lukman Niode, Legenda Renang Indonesia yang Meninggal karena Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi