Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Pernyataan WHO soal Penyebaran Virus Corona di Udara: Dulu Dibantah, Kini Diakui

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Janon Stock
Ilustrasi menggunakan lift atau elevator di kantor saat pandemi Covid-19 untuk mencegah agar tidak tertular virus corona baru, SARS-CoV-2. Lakukan jaga jarak (physical distancing) dan hindari berbicara di dalam lift.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Polemik mengenai virus corona yang dapat menyebar di udara, terus menggema pada akhir-akhir ini.

Hal itu lantaran adanya pernyataan resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa virus corona dapat bertahan lama di udara dalam ruang tertutup.

Tak cuma pernyataan belaka, WHO juga menyertakan bukti bahwa inti tetesan (aerosol) yang keluar ketika menguap, bernapas, dan berbicara mengandung RNA SARS-CoV-2.

Baca juga: Indonesia Disebut Masuk Fase Berbahaya, Kapan Pandemi Akan Berakhir?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah dibantah WHO

Jauh sebelum munculnya polemik ini, WHO sendiri juga pernah membahas hal ini dan secara tegas juga membantahnya.

Diberitakan Kompas.com (30/3/2020), ketika itu diberitakan isu mengenai virus corona dapat berpotensi menular melalui udara atau airborne dan mampu bertahan selama 8 jam di udara.

Secara tegas WHO menyanggah hal itu melalui akun Instagram resminya di @who.

Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021

Dalam akun tersebut tertulis di keterangan postingan terbaru WHO bahwa faktanya virus corona Covid-19 tidak menular melalui airborne atau udara.

Baca juga: Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?

WHO menegaskan, Covid-19 menular melalui droplet atau percikan yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.

Menurut WHO, droplet tersebut terlalu berat untuk bisa bertahan di udara sehingga akan langsung jatuh ke lantai atau permukaan sesuatu.

"Kamu bisa saja tertular virus jika berada dalam rentang jarak 1 meter dari penderita Covid-19," kata WHO, dikutip dari Instagramnya pada Senin (30/3/2020).

Baca juga: Bagaimana Kemungkinan Flu Babi Baru G4 Menular pada Manusia?

Kini diakui

Empat bulan berselang, tepatnya pada 7 Juli 2020, WHO akhirnya mengakui bahwa penyebaran virus corona dapat melalui udara atau airborne.

"Kami mengakui bahwa ada bukti yang muncul di bidang ini... Karena itu kami percaya bahwa kami harus terbuka terhadap bukti ini dan memahami implikasinya," Profesor WHO, Benedetta Allegranzi.

Lebih dari 200 ilmuwan meminta WHO untuk mengakui Covid-19 dapat menyebar di udara. Hal itu juga dapat mengubah beberapa langkah yang diambil untuk menghentikan pandemi ini.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

WHO kemudian meresponsnya dengan serius dibuktikan dengan dikeluarkannya pernyataan resmi pada Kamis (9/7/2020).

WHO secara resmi mengeluarkan pernyataan bahwa virus corona dapat bertahan lama di udara dalam ruang tertutup.

Rilis resmi WHO dapat dicek di sini.

Baca juga: Deretan Produk yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Obat Herbal hingga Kalung Antivirus Corona

 

WHO menyebut, udara yang dikeluarkan oleh penderita Covid-19 memungkinkan transmisi virus melalui aerosol.

Anggapan tersebut menunjukkan bahwa sejumlah tetesan pernapasan menghasilkan aerosol mikroskopis ketika menguap, bernapas, dan berbicara.

"Dengan demikian, seseorang dapat terinfeksi virus ketika menghirup aerosol yang memiliki proporsi cukup untuk menyebabkan infeksi," demikian pernyataan WHO, seperti dikutip Kompas.com dari laman resmi WHO, Jumat (10/7/2020).

Baca juga: Melihat Kondisi Mumbai, Kota Paling Terpukul Covid-19 di India...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pandemi Covid-19. Arti Zona Merah, Oranye, Kuning, dan Hijau

(Sumber: Kompas.com/Gloria Setyvani Putri, Virdita Rizki Ratriani)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi