Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.280 Orang Terinfeksi, Ini yang Dapat Dipelajari dari Klaster Secapa AD Bandung

Baca di App
Lihat Foto
secapaad.mil.id
Foto ilustrasi: Kegiatan yang dilakukan siswa Sekolah Calon Perwira (Secapa) di Kota Bandung.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebanyak 1.280 orang di Secapa AD, Bandung terkonfirmasi positif Covid-19 hingga saat ini.

Temuan ini terungkap saat dua prajurit atau perwira siswa yang memeriksakan penyakitnya ke Rumah Sakit Dustira.

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa menjelaskan, peristiwa itu terjadi dua pekan lalu.

"Jadi tepatnya dua pekan lalu adalah laporan pertama dari komandan Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat kepada saya hari Sabtu juga. Diawali dari ketidaksengajaan sebenarnya. Jadi ada dua prajurit atau perwira siswa yang berobat ke Rumah Sakit Dustira. Rumah Sakit Dustira itu adalah rumah sakit Angkatan Darat terbesar di Jabar, ada di kota ini," ujar Andika dikutip dari Kompas.com (11/7/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedua prajurit tersebut awalnya tak bermaksud memeriksakan Covid-19. Karena mereka memang tak memiliki gejala yang mengarah ke corona.

"Yang satu keluhan karena bisul, berarti demam karena adanya infeksi dan satu lagi masalah tulang belakang. Tapi ternyata mereka diswab dan positif," kata Andika menambahkan.

Berawal dari itu lah, tracing terus dilakukan sehingga data terbaru pasien positif Covid-19 di Secapa AD kini berjumlah 1.280 orang.

Baca juga: Kronologi Terungkapnya 1.280 Orang di Secapa AD Terjangkit Covid-19

Lantas, apa yang dapat dibelajari dari munculnya klaster Secapa AD Bandung tersebut?

Dilakukan evaluasi

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, terjadi ketidakkesiapan sarana dan prasarana dalam mencegah terjadinya penularan.

Karena itu Dicky menyarankan dilakukannya evaluasi agar tidak terjadi hal semacam itu.

"Harus melakukan evaluasi kesiapan sarana prasarana dalam mencegah terjadinya penularan," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/7/2020).

Ia sebelumnya pernah mengusulkan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga tingkat universitas harus ditutup sementara waktu hingga akhir tahun 2020 ini.

Tak terkecuali, lanjut Dicky, sekolah-sekolah yang bersifat asrama dan pondok pesantren.

Mengenai sekolah kedinasan atau diklat seperti Secapa AD, dapat melangsungkan kegiatannya namun harus disertai kesiapan dalam beberapa hal.

"Antara lain kapasitas ruangan yang harus menjadi batasan jumlah orang yang dapat diizinkan masuk atau berada dalam ruangan tersebut," papar Dicky.

Lebih lanjut, faktor kualitas ventilasi dan sirkulasi udara dalam ruangan juga sangat penting untuk diperhatikan.

Hal itu bukan tanpa alasan, pasalnya untuk memastikan terjadinya pertukaran udara dalam dan luar.

"Akan lebih baik jika semua jendela dan pintu tetap terbuka," jelas Dicky.

Baca juga: 72.347 Kasus Positif, Waspadai 6 Tempat Rawan Penularan Covid-19 Ini

Semua kegiatan dilakukan di luar ruangan

Dicky juga menjelaskan, sebaiknya semua kegiatan dilakukan di luar ruangan atau outdoor.

Fasilitas umum seperti toilet, menurutnya juga harus memenuhi aspek sirkulasi udara dan juga kapasitas orang di dalamnya.

"Selain itu, harus memperhatikan masalah desinfeksi terhadap barang yang dipakai bersama," jelas dia.

Dicky juga menyinggung akan pentingnya untuk tetap memperhatikan skrining yang ketat, baik untuk pegawai maupun siswa pendidikan.

Skrining tersebut menyangkut komorbiditas dan juga riwayat bepergian dan gejala yang dirasakan. Hal ini harus dilakukan setiap hari.

"Jika ada yang bepergian ke luar asrama atau baru datang ke asrama, maka saya sarankan untuk memeriksakan diri dokter atau poliklinik dan dilakukan pemisahan selama 2 minggu," jelas dia.

"Kecuali apabila mempunyai kapasitas melakukan tes antigen atau PCR," imbuh Dicky.

Baca juga: Update Virus Corona 12 Juli 2020: 12,8 Juta Orang Terinfeksi | Amitabh Bachchan Positif Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi