Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Diklaim China, 2009 UNESCO Catat sebagai Warisan Budaya Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Silvita Agmasari
Penduduk Desa Giriloyo membatik di teras rumah.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Batik bagi masyarakat Indonesia adalah karya seni leluhur yang keberadaannya sudah ada sejak lama dan menjangkau semua lapisan masyarakat.

Batik digunakan sebagai pakaian, kain, tas, sprei, bahkan meluas hingga ke produk seperti sepatu, topi, keramik, dan sebagainya.

Meski identik sebagai budaya masyarakat Jawa, nyatanya batik di Indonesia banyak juga diproduksi di luar wilayah itu, dan masing-masing memiliki karakteristik yang membedakan dari karya dari daerah lain.

Namun, hari ini ada sebuah twit dari media China, China Xinhua News di @XHNews yang menyebut batik merupakan karya asli kelompok masyarakat di Negeri Tirai Bambu itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Selain Belanja, Kamu Juga Bisa Belajar Membatik di Kampung Batik Laweyan

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Peluncuran Satelit Komunikasi Pertama di Dunia

Unggahan yang dibuat hari ini, Minggu (12/7/2020), ini pun mendapat ratusan komentar yang sebagian besar datang dari netizen Indonesia.

Pasti, komentar yang mereka berikan berupa tanggapan keberatan dan tidak setuju atas klaim yang dibuat.

Salah satu akun mempertanyakan jika memang batik adalah karya asli masyarakat China, mengapa mereka juga menyebutnya sebagai dengan sebutan 'batik'?

"Batik is original traditional art from Indonesia since hundred years ago NOT from China
How do you get name of Batik for your art????
Why do you using the same name for your traditional craft???," tulis akun @KanjengMammie.

Baca juga: Studi: Perubahan Suara Bisa Jadi Indikasi Covid-19

Warisan Budaya Tak Benda

Kembali pada batik, sebenarnya pada 2009 silam, badan PBB UNESCO telah menetapkan batik  sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan dari Indonesia.

Dalam laman resminya, UNESCO menyebut batik Indonesia merupakan teknik, simbol, dan budaya yang melekat pada kain katun atau sutra yang diwarnai dengan tangan.

Batik ini sudah melekat di masyarakat sejak bayi hingga meninggal. Bayi digendong menggunakan kain batik panjang, orang beraktivitas banyak mengenakan pakaian batik, pun dengan orang meninggal yang kebanyakan diselimutkan kain batik.

Baca juga: Memek, Makanan Khas Aceh yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Meski dipakai untuk berbagai keperluan, batik memiliki corak yang amat beragam dengan makna yang berbeda-beda pula. Misalnya makna keberuntungan, kemakmuran, ketegasan, dan lain sebagainya.

Proses penggambaran batik ini menggunakan lilin panas yang dibentuk menjadi titik dan garis dan titik dengan alat khusus.

Ada juga yang menggunakan teknik celup untuk mendapatkan warna yang diinginkan.

Banyaknya ragam corak batik Indonesia  disebut karena adanya pengaruh berbagai faktor, mulai dari kaligrafi Arab, karangan bunga Eropa burung merpati China, merak India, hingga bunga sakura Jepang.

Namun di balik itu semua, batik Indonesia mencerminkan kreativitas dan keyakinan spiritual masyarakatnya.

Baca juga: Apa Itu Hari Bhayangkara dan Sejarah di Balik Penetapannya?

Kosa kata batik

Sementara itu, mengutip Indonesia Baik yang dikelola Kementerian Informasi dan Teknologi (Kominfo) istilah batik berasal dari kosa kata bahasa Jawa yaitu amba dan titik.

Oleh karena itu, batik secara historis disebut berasal dari suku Jawa.

Keberadaan batik kemudian menjadi lumrah di masyarakat sejak kerajaan Majapahit di abad ke-17.

Ketika itu, batik mulai dibuat pakaian. Terbuat dari kain yang digambar menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Semakin terkenal, batik menyebar luas ke berbagai kerajaan lain di Indonesia.

Akhirnya para pembesar kerajaan Mataram, Majapahit, Demak, dan lain-lain menjadikan batik sebagai simbol budaya.

 Baca juga: Ramai soal Uang Koin Kelapa Sawit, Berikut Sejarah hingga Bahan Baku Pembuatannya...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pencak Silat, Warisan Budaya Tak Benda

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi