Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Kematian karena Covid-19 di Rumah Sakit Inggris Turun, Ini Penyebabnya Menurut Peneliti

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi rumah sakit, layanan kesehatan dasar disarankan dipisahkan dengan penanganan pasien Covid-19, baik yang ODP maupun PDP.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Jumlah kematian pasien infeksi virus corona Covid-19 di rumah sakit di Inggris menunjukkan tren penurunan.

Melansir BBC, peneliti dari Universitas Oxford menemukan bahwa proporsi pasien terinfeksi virus yang meninggal di Inggris turun dari 6 persen menjadi 1,5 persen pada periode April hingga Juni.

Adapun yang diduga menjadi penyebab turunnya angka kematian di rumah sakit ini adalah sudah adanya perawatan, perubahan populasi pasien serta efek musim yang dinilai juga memainkan peran.

Data penurunan ini muncul saat pemerintah Inggris bersiap untuk melonggarkan kuncian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak puncak wabah, pada 8 April sekitar 15.468 orang di rumah sakit di Inggris 6 persen di antaranya meninggal dunia.

Sementara pada 21 Juni, jumlah tersebut turun menjadi 1 persen menurut data yang dikompilasi Pengobatan Berbasis Bukti dari Universitas Oxford.

Acuan tren pandemi

Peneliti menilai, kematian kasus di rumah sakit adalah ukuran yang dapat dipakai sejak awal wabah, memberikan angka yang konsisten dan memungkinkan para peneliti untuk mencari tren kasus.

Dari penelitian, menunjukkan saat jumlah orang di rumah sakit dan mereka yang kritis menurun, maka kematian menunjukkan penurunan yang lebih cepat.

Tak hanya di Inggis, Prof Carl Heneghan, yang melakukan analisis, juga mengatakan pola penurunan angka kematian di rumah sakit juga terlihat di negara-negara lain, termasuk Italia.

"Kita harus menyelidiki apa yang berubah," kata dia.

Meski demikian peneliti belum menentukan apa alasan paling tepat di balik tren penurunan itu.

Akan tetapi mereka mengemukakan sejumlah alasan di antaranya adalah perawatan yang semakin baik yang dilakukan para tenaga medis.

Baca juga: 14 Dokter Meninggal dalam Sepekan, Kenapa Banyak Nakes Terinfeksi Covid-19?

Mampu mengobati pasien

Menurut mereka, kini staf layanan kesehatan diangap telah mampu mengobati dengan memakai obat yang ada meskipun tak ada terobosan besar dalam metode perawatan baru.

Sebagai contoh, dokter sekarang telah siap menghadapi pembekuan darah yang mungkin terjadi akibat virus, serta respons imun yang terlalu aktif ketika tubuh melawan virus.

Hal ini berbeda pada hari awal-awal di mana para dokter masih mencari pengobatan yang pas untuk mengobati gejala terkait masalah pernafasan.

Sementara, pada pasien perawatan kritis, obat steroid dexamethason juga telah digunakan untuk meredam reaksi kekebalan tak terkendali yang dapat merusak organ.

“Ini mungkin menjadi faktor kunci, tetapi tidak mungkin untuk menjelaskan tingkat kematian yang menurun,” ujar Prof Heneghan.

Penyebaran virus mereda

Sebab lain, para peneliti juga mengatakan ada kemungkinan karena saat ketegangan virus telah mulai reda, pasien-pasien dapat diterima tanpa melebihi ambang batas perawatan rumah sakit sebagaimana yang terjadi saat puncak epidemi.

Sehingga, kecil kemungkinan pasien-pasien tersebut untuk meninggal.

Peneliti juga menduga virus itu telah lebih dulu menginfeksi orang-orang yang rentan dan kini meninggalkan orang-orang yang berisiko lebih rendah untuk terinfeksi.

Kemungkinan lanjutan adalah sekelompok pasien lebih memilih tinggal di rumah sakit lebih lama, tidak dipulangkan tapi juga tidak menyerah dari virus.

Selain itu musim panas juga dianggap memainkan peran protektif dimana penyakit yang beredar cenderung lebih sedikit dan lebih banyak sinar matahari.

Baca juga: Catatan WHO Soal Covid-19 di Indonesia: Kapasitas Tes Masih Rendah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi