Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3.000 Tenaga Kesehatan Meninggal akibat Covid-19, Ini Negara Terbanyak

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/NURWAHIDAH
Ilustrasi tenaga medis
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

 

KOMPAS.com - Kelompok pemerhati hak asasi manusia semakin meningkatkan perhatian pada kondisi tidak aman yang dialami oleh garda terdepan di pandemi Covid-19, yaitu tenaga kesehatan.

Melansir Al Jazeera, (13/7/2020), disebutkan sejak pandemi corona, lebih dari 3.000 tenaga kesehatan diketahui meninggal karena virus corona SARS-CoV-2 di seluruh dunia. 

Keterangan tersebut disampaikan oleh Amnesty International, bersamaan dengan peningkatan perhatiannya akan lingkungan kerja yang tidak aman, jam bekerja yang panjang, hingga kekerasan yang dialami sejumlah tenaga kesehatan di beberapa negara di dunia.

Kondisi di sejumlah negara 

Dalam sebuah laporan yang dipublikasikan pada Senin (13/7/2020), organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Inggris ini mengatakan bahwa sejauh ini, Rusia mencatatkan jumlah tertinggi kematian tenaga kesehatan akibat Covid-19, yaitu sebanyak 545 orang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Rusia, jumlah kematian tenaga kesehatan tertinggi dicatatkan oleh Inggris, yaitu sebanyak 540 orang, termasuk 262 pekerja layanan sosial.

Kemudian, Amerika Serikat (AS) juga mencatatkan jumlah kematian tenaga kesehatan yang tinggi, yaitu 507 orang. 

Amnesty menyebut bahwa jumlah kematian global secara total  kemungkinan jauh lebih tinggi, terutama dengan adanya kasus-kasus yang tidak dikonfirmasi.

"Dengan pandemi Covid-19 yang masih terus melaju di dunia, kami mendesak pemerintah-pemerintah untuk mulai memperhatikan dengan serius para pekerja utama dan tenaga kesehatan ini," kata Peneliti Amnesty dan Penasihat di bidang Ekonomi, Sosial, dan hak asasi budaya, Sanhita Ambast sebagaimana dikutip Al Jazeera.

Adapun Brasil, negara kedua dengan jumlah kasus tertinggi Covid-19 secara global dan kasus kematian setelah AS, telah melaporkan 351 kematian tenaga kesehatannya.

Sementara itu, Meksiko, negara yang disebut sebagai hotspot lainnya di Amerika Latin, mencatatkan kematian 248 tenaga kesehatannya.

Amnesty mengatakan bahwa terdapat kekurangan alat pelindung diri (APD) di hampir seluruh negara yang disurvei, yaitu 63 negara.

Baca juga: 14 Dokter Meninggal dalam Sepekan, Kenapa Banyak Nakes Terinfeksi Covid-19?

Kondisi di Indonesia

Di Indonesia sendiri, laporan tentang kasus kematian tenaga kesehatan juga muncul dalam beberapa hari terakhir.

Melansir Harian Kompas, (13/7/2020), menurut data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dokter yang meninggal karena Covid-19, baik dengan status sudah keluar hasil tes maupun dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) telah mencapai 61 orang hingga Minggu (12/7/2020).

Sementar itu, menurut Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah, jumlah perawat yang meninggal dunia dan diduga karena Covid-19 telah mencapai 39 orang.

Sebagian besar perawat yang meninggal tersebut berstatus PDP.

"Masih ada perawat lain yang meninggal, tetapi masih diinvestigasi apakah akibat Covid-19 atau tidak," katanya.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi