Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Ini Nekat Gowes 3.500 km Selama 48 Hari untuk Pulang Kampung

Baca di App
Lihat Foto
Kleon Papadimitriou/CNN
Kleon Papadimitriou, saat di Jerman selatan
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

 

KOMPAS.com - Seorang mahasiswi Yunani berusia 20 tahun bersepeda selama 48 hari untuk mudik ke kampung halamanya.

Dia nekat gowes selama hampir 50 hari dari Skotlandia ke Athena lantaran penerbangan untukd ia pulang kampung ditutup karena pandemi corona.

Pemuda tersebut adalah Kleon Papadimitriou.

Jika dihitung, mahasiswa Universitas Aberdeen itu menempuh jarak 2.175 mil atau setara 3.500 km!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Baru sekarang saya sadar betapa besar pencapaian ini," kata dia dikutip dari CNN (14/7/2020).

"Dan saya memang belajar banyak hal tentang diri saya sendiri, tentang batasan saya, tentang kekuatan dan kelemahan saya. Dan saya katakan saya sangat berharap bahwa perjalanan menginspirasi setidaknya satu orang lagi untuk keluar dari zona nyaman mereka dan mencoba sesuatu baru, sesuatu yang besar," ujarnya lagi.

Cerita dan pengalamannya selama 'pulang kampung' itu ia abadikan di unggahan sejumlah story instagramnya. 

Papadimitriou saat ini memasuki tahun ketiga studinya di Universitas Aberdeen.

Sebelum nekat gowes, pada bulan Maret dia sebenarnya sudah mulai mencari penerbangan pulang.

Apalagi sebagian besar teman-temannya sudah pergi, tetapi dia masih bertahan untuk memastikan dia tidak akan ketinggalan pelajaran.

Dia akhirnya memesan tiga penerbangan, tetapi belakangan semua dibatalkan.

"Pada awal April saya tahu bahwa saya akan menghabiskan setidaknya bulan berikutnya di karantina di Aberdeen," katanya.

Tapi kemudian dia mendapat ide untuk mudik dengan bersepeda.

Sarden kalengan, sepeda dan tenda

Terjebak ribuan mil jauhnya dari keluarganya dan ingin berpetualang, Papadimitriou mengatakan dia mulai meneliti apa yang diperlukan untuk melakukan perjalanan dengan sepeda.

Baca juga: Besok Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Kembali Arah Kiblat!

Dia mulai membeli peralatan yang dia butuhkan termasuk sepeda, memberi tahu teman-temannya dan menyampaikan kabar itu kepada orang tuanya.

Ayahnya menawarkan satu syarat untuk perjalanan: mereka akan membuat aplikasi yang akan memungkinkan keluarganya untuk dapat terus melacaknya dan tahu di mana dia berada.

Pada 10 Mei, dipersenjatai dengan ikan sarden kalengan, selai kacang dan roti, kantong tidur, tenda dan peralatan untuk sepedanya, ia memulai perjalanannya.

Puluhan km setiap hari

Papadimitriou mengatakan kepada CNN bahwa dia menempuh 35 hingga 75 mil per hari, menyeberang awalnya melalui Inggris dan kemudian ke Belanda.

Dia bersepeda di sepanjang Rhine di Jerman selama beberapa hari, melewati Austria dan bersepeda di sepanjang pantai timur Italia sebelum dia naik perahu ke pelabuhan Yunani Patras - dan dari sana bersepeda ke lingkungannya di Athena.

Sepanjang perjalanannya, dia mendirikan kemah di ladang dan hutan.

Dia menghabiskan beberapa saat terakhir setiap hari menuliskan kemajuannya, melacak jalan hari berikutnya dan memeriksa dengan keluarga dan teman-teman.

Ketika minggu-minggu berlalu, dia berkata lebih banyak orang mengetahui perjalanannya dan mendengarkan, menerima kabar terbaru dari teman-teman dan keluarganya.

Baca juga: Pemerintah Ganti Istilah ODP, PDP, dan OTG Covid-19, Apakah Perlu?

Selama perjalanan dia kadang-kadang menemui teman-teman atau kenalan yang akan menawarkan tempat tidur dan mandi. Alternatif perhentian semalaman yang lebih baik daripada berkemah di hutan.

"Sebagai orang yang relatif tertutup, saya terpaksa keluar dari zona nyaman saya dalam arti bahwa jika saya tidak melakukan beberapa hal, saya tidak akan punya tempat tinggal, saya tidak akan punya air," katanya.

"Itu memaksa saya untuk semacam berinteraksi dan akrab dengan orang-orang," kata dia.

Pada tanggal 27 Juni, hampir 50 hari sejak ia pertama kali berada di jalan, ia tiba kembali ke rumah.

Keluarganya bersama dengan puluhan teman, serta orang-orang yang mengetahui perjalanannya menunggu untuk merayakan kedatangannya.

"Itu sangat emosional," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi