Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Ketat Social Distancing di Hong Kong, Tidak Pakai Masker Denda Rp 9,4 Juta

Baca di App
Lihat Foto
Image by Peggy und Marco Lachmann-Anke from Pixabay.
Ilustrasi masker.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Hong Kong memperketat aturan sosial distancing mereka, setelah kota itu mencatat tambahan 41 kasus virus corona harian pada hari Senin, (13/7/2020) dengan hampir setengahnya belum terlacak.

Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor mengadakan konferensi pers di malam hari setelah pertemuan dengan kabinetnya untuk mengumumkan langkah-langkah pencegahan terketat sejauh ini, yang efektif mulai Rabu (15/7/2020).

Lam mengatakan bahwa batas pertemuan publik akan diperketat dari 50 orang menjadi empat orang, sementara jumlah pelanggan yang diizinkan di sebuah meja di restoran akan dibatasi hanya empat orang.

Melansir SCMP, bar dan 12 tempat lainnya, termasuk gym dan ruang karaoke, harus ditutup, sementara dua tempat wisata terbesar di kota itu, Hong Kong Disneyland dan Ocean Park, akan ditutup sementara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pameran buku tahunan, yang dijadwalkan akan dimulai pada Rabu, (15/7/2020) juga telah ditunda.

Denda tidak pakai masker Rp 9,4 juta

Berikut adalah beberapa aturan ketat yang akan diterapkan di Hong Kong:

Semua penumpang angkutan umum diharuskan memakai masker, bagi pelanggar akan didenda 5.000 dollar Hong Kong atau sekitar Rp 9,4 juta

Larangan makan malam dari jam 6 sore sampai jam 5 pagi, dengan hanya empat orang yang diperbolehkan per meja di restoran.

Penutupan bar dan 12 tempat lainnya, termasuk gym, ruang karaoke, serta Ocean Park dan Hong Kong Disneyland.

Membatasi pertemuan publik dari 50 orang menjadi hanya empat orang.

Memerintahkan Menteri Kesehatan untuk mewajibkan penumpang dari negara-negara berisiko tinggi untuk menunjukkan hasil tes yang menunjukkan mereka bebas Covid-19 sebelum naik pesawat ke Hong Kong.

Baca juga: Disneyland Hong Kong Tutup Lagi karena Lonjakan Kasus Covid-19 di Hong Kong

400.000 penduduk dianggap berisiko

Lam memperingatkan bahwa situasi Covid-19 pasti berfluktuasi tetapi mendesak masyarakat untuk tidak panik, dan menyatakan bahwa pemerintahnya akan tetap waspada.

"Langkah-langkah yang saya umumkan hari ini akan lebih ketat daripada sebelumnya. Namun, apakah kita bisa menekan laju pandemi terbaru masih tergantung pada apakah seluruh kota dapat bersatu untuk melawan virus," kata Lam

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Hong Kong akan mengontrak dua perusahaan dari China untuk meningkatkan kapasitas pengujian sampel.

Dengan bantuan dari dua perusahaan China, pemerintah Hong Kong berencana untuk menguji penduduk dan staf di semua pusat perawatan lansia, karyawan di sektor makanan dan minuman, sektor manajemen properti, serta pengemudi taksi.

Lam menyebut jumlah penduduk yang dianggap berisiko mencapai 400.000 orang.

"Kami sekarang telah mengatasinya," kata Lam.

Pembatasan pada pertemuan publik dan pemakaian masker akan berlangsung setidaknya selama dua minggu, sementara tindakan pembatasan pada tempat-tempat tertentu akan berlaku untuk satu minggu.

Sekretaris Departemen Pangan dan Kesehatan Profesor Sophia Chan Siu-chee mengatakan pemerintah telah mengadopsi "pendekatan yang ditargetkan" sehingga warga masih bisa bekerja dengan gangguan seminimal mungkin.

Masker diwajibkan pada transportasi umum mengingat rentetan kasus dalam seminggu terakhir terkait dengan pengemudi taksi dan penumpang. 

Meski demikian Chan mengakui pemerintah belum berkonsultasi dengan sektor makanan dan minuman tentang langkah-langkah terbaru ini.

Namun, Lam mengatakan pemerintah telah mempertimbangkan saran sebelumnya dan mempersingkat panjang pembatasan dari 14 hari menjadi tujuh hari.

Baca juga: Menilik Upaya Hong Kong Berjuang Melawan Gelombang Ketiga Covid-19

Dampak di sektor makanan dan minuman

Simon Wong Ka-wo, presiden Federasi Restoran dan Perdagangan Terkait Hong Kong, mengatakan sulit untuk menyebut apakah langkah-langkah baru ini terlalu keras untuk sektor makanan dan minuman.

"Tentu saja kita semua ingin melakukan lebih banyak bisnis, tetapi kami juga tidak ingin wabah ini berkembang. Saya pikir pemerintah perlu mencapai keseimbangan antara membantu sektor ini dan menahan pandemi," kata Wong.

Wong mengakui strategi baru ini bisa memberikan pukulan yang lebih besar dibandingkan apa yang terjadi pada Maret dan April.

"Saya pikir langkah-langkah baru akan mencegah banyak orang makan malam, dan pesanan takeaway hanya dapat memulihkan sekitar 30 persen dari keseluruhan bisnis restoran," kata Wong.

Jika wabah terus berlanjut, gelombang penutupan dan pemutusan hubungan kerja lain mungkin terjadi.

"Saya berharap pemerintah juga akan mempertimbangkan mata pencaharian sektor katering dan menawarkan bantuan yang sesuai," kata Wong.

Ketua Asosiasi Manajemen Ritel Hong Kong Annie Tse Yau On-yee mengatakan dia yakin langkah-langkah baru ini akan memberikan pukulan yang jauh lebih parah ke toko-toko ritel daripada selama musim semi, ketika terjadi gelombang penutupan toko.

"Pembatasan sosial yang ketat akan mencegah pembeli pergi ke luar rumah," kata Tse.

“Melarang layanan makan malam dari jam 6 sore sampai jam 5 pagi akan semakin mengurangi bisnis sektor ritel. Ketika orang tidak makan di malam hari, bagaimana kita bisa mengharapkan mereka pergi berbelanja?" katanya.

Baca juga: Ibu dan Balita Terpisah di Hong Kong Akhirnya Bertemu di Surabaya, Ini Kisahnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: SCMP
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi